Pio

27 3 2
                                    

Dia tidak seperti anak kecil, tidak seperti perempuan juga laki laki. Aku bertemu dengannya di mimpi, mungkin benar itu dia.

Dia yang berani menjailiku di dalam kelas, tapi aku tidak pernah melihatnya sama sekali di dunia nyata. 1 kalimat yang selalu aku ucapkan saat menyadari aku sedang di permainkan, dan menyadariku saat dia masuk dalam mimpiku.

"Kamu ga boleh gituu" kataku sambil memandangi kolong mejaku.

Kalimat itu juga di ucapkan oleh sesosok anak anak yang rambutnya sebahu dan warnanya coklat, aku juga lihat mukanya, tidak menyeramkan sampai sebelum dia berhasil menghilang.

Iya setelah aku mimpi, tidak ada yang menjailiku lagi di bangkuku. Mimpi yang sangat singkat, berhasil memberhentikan gangguan yang aku rasa selama ini.

Mungkin memang aku yang mengundangnya, setelah beberapa kejadian itu, aku pernah bilang "kamu boleh datang, tapi jangan serem serem, dateng baik baik aja", dan betul dia datang di mimpiku.

Iya di mimpiku dia bersembunnyi di balik lemariku. Saat aku mulai masuk ke kamarku, aku bisa lihat adikku ada di luar jendela kamarku, dan ada tangan yang mencoba menggapai tangan adikku dari balik lemari.

Hanya aku perhatikan permainan itu, semakin lama, semakin tinggi dan ada yang mengganjal, tangan yang awalnya di bawah, tangan itu jadi panjang sampai bisa mencapai ventilasi yang ada di atas jendela itu, dan adikku yang bisa memanjat dinding.

"Dee!!. Turuun!!" Aku berteriak agar adikku bisa mendengar dari luar kamarku.

Bisa aku pastikan adikku mendengar, tapi aku tau adikku, dia tidak pernah mau mendengarkan aku, sampai akhirnya dia takut setelah berhasil memegang tangan yang sedari tadi mencoba mengajaknya bermain.

Setelah adikku takut dan berlari menjauhi kamarku, dia keluar dari balik lemariku, dan kita sama sama menatapnya. Entah keberanian dari mana, aku berani menatapnya dan maju 1 langkah lebih dekat ketika dia menatapku seperti sedang mencari tau aku ini siapa, lalu senyum sinisnya, dan sebelum dia hilang, dia mengatakan apa yang sering aku katakan saat merasa ada yang aneh di kolong mejaku.

"Kamuu ga boleh gituu"katanya lalu menghilang.

Bisa aku tebak dia yang aku undang, karna dia bisa mengucapkan kalimat yang biasa aku ucapkan, yang sering aku maksudkan ke dia.

Siapapun namamu, aku harap kau mau menerima aku sebut pio dan mau aku ceritakan bagaimana dirimu yang mencoba berinteraksi denganku walau selalu kutolak.

Maafkan aku pio, aku salah telah mengundangmu dan mengusirmu secara tidak langsung, aku tidak tau bagaimana berkenalan denganmu. Pio, aku ini penakut.

Perkenalan tentang pio dulu ya guel, karna memang begitu kejadiannya, ya memang tidak menyeramkan, kau boleh bilang aku terlalu penakut atau sebagainya, karna memang begitu.

Ayo kenalan dulu, siapa tau mau jadi temennya, kalo aku sih, gimana yah?. Hahahah, sekali lagi aku bukan mau nakut nakutin yah. Tapi karna emang ga serem juga katanya, mungkin aku yang terlalu lemah aja.

Tenkuy yah yang udah baca, lain kali ulang lagi bacanya supaya ngerti, atau siapa tau lupa lagi jadi harus baca ulang. (Ahahahah bisa aja gw)

Upload ga tentu, jadi silahkan follow untuk dapet notif kalo aku upload oke!. Tenkuy😘

Jurnal SablengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang