REGRET

68 4 2
                                    

Rasanya Sojung pernah mendengar pepatah yang mengatakan bahwa seseorang akan jadi bodoh saat sedang jatuh cinta. Entah dimana ia pernah mendengarnya. Namun kali ini Sojung bisa sepenuhnya percaya.

Yoon Jisung adalah bukti nyata dari kebodohan tersebut.

Entah Sojung tak mengerti kenapa Jisung mesti repot-repot menunjukkan kenangan saat dirinya sedang jatuh cinta. Dimana letak kepentingan kenangan itu untuknya? Tidak ada sama sekali!

Ingatan yang terputar saat ini menampilkan pertemuan pertama Jisung dengan seorang gadis yang menurut Sojung sangatlah cantik. Sebenarnya bukan pertemuan pertama yang manis dan hangat. Justru mereka berdua malah hampir saling bunuh. Lantaran mengira bahwa masing-masing dari mereka adalah kaum no-maj.

Malam hari di awal pertemuan pertama mereka, sang gadis melesatkan anak panah ke arah Jisung yang bisa dibilang membabi buta. Sementara Jisung sendiri tak menyerang secara spesifik. Ia hanya terus menghindar dari anak panah yang dilepaskan ke arahnya. Hingga sang gadis kehabisan persediaan anak panah, barulah Jisung maju menyerang.

Jisung berkelit dengan gesit dan rupanya si gadis juga punya kemampuan beladiri yang cukup handal. Namun tetap masih kalah dengan Jisung. Tak lama pemuda itu berhasil menjatuhkan si gadis ke tanah. Jisung mengunci pergerakannya agar gadis itu berhenti memberontak.

"Siapa kau?" tanya Jisung menyelidik.

Gadis yang terbaring di tanah itu menatapnya tajam. "Harusnya aku yang menanyakan pertanyaan itu"

Jisung menyingkap lengan kemeja si gadis dan melihat ada tanda di pergelangan tangannya. Sebuah tanda berbentuk lingkaran dengan pendar cahaya biru yang menandakan bahwa ia adalah kaum penyihir. Tanpa berpikir Jisung langsung melepaskan kungkungannya pada si gadis.

"Maaf. Kupikir kau kaum no-maj," kata Jisung merasa bersalah.

Gadis itu terduduk di samping Jisung. Kali ini giliran si gadis yang menyingkap lengan kemeja Jisung dan melihat tanda yang sama persis seperti miliknya. "Aku juga berpikiran hal yang sama. Maaf ya"

Tak lama keduanya tersenyum malu-malu. Sedikit merasa canggung akan apa yang baru saja terjadi di antara mereka.

Sojung yang saat itu mengamati kenangan tersebut mulai jengah dan tidak tahan untuk sekedar merutuk.

"Bodoh," celetuk Sojung malas.

"HEH!"

Tiba-tiba saja hantu Jisung muncul tanpa peringatan di sampingnya. Sungguh. Kemunculan Jisung selalu saja membuat Sojung ingin mengeluarkan sumpah serapah.

"Sialan. Bisa tidak kalau muncul tidak mengagetkan!" sembur Sojung kesal.

"Memangnya aku peduli?" ejek Jisung dengan senyum sinisnya.

Malas berdebat lagi. Sojung mengalihkan pandangan ke depan. Ke arah dua orang dalam kenangan yang saat ini tengah berkenalan.

"Namaku Yoon Jisung," ucap pemuda itu seraya mengulurkan tangan.

Si gadis menyambut uluran tangan tersebut dengan senyum yang merekah di bibir. "Yerin. Namaku Jung Yerin"

Kenangan terhenti sampai di sana. Tentunya lantaran Jisung yang mengaturnya demikian. Sojung menopangkan dagu. Menunggu kenangan apalagi yang akan Jisung tunjukkan padanya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Semenjak Jisung mengenal gadis bernama Jung Yerin tersebut, tingkah laku pemuda itu mulai berubah. Layaknya anak remaja kebanyakan yang tengah jatuh cinta, Jisung terlalu mementingkan perasaan. Harusnya ia sesering mungkin berlatih—melatih kemampuannya dalam segi beladiri maupun sihir—namun yang lebih ia utamakan hanyalah bertemu dengan gadisnya. Jisung seringkali membolos latihan. Pergi tanpa sepengetahuan Juwan, meninggalkan Jaehwan berlatih seorang diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CONNECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang