Prolog

149 3 0
                                    

Seorang wanita melihat lagi penampilannya. Malam ini, wanita itu akan menghadiri acara ulang tahun pacar temannya, yang diadakan di salah satu club malam di Bali.

Brina dan Tiara sedang menunggu jemputan yang disiapkan oleh Raka, pacar Tiara. Tiara memang mengajak Brina untuk menghadiri acara ulang tahun pacarnya yang diadakan di Bali, sekaligus berlibur karena mereka baru saja menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi negeri.

"Mana sih.. lama banget jemputannya?!" gerutu Brina yang pegal berdiri menunggu jemputan yang memang segaja di siapkan Raka.

"Sabar dong! Ehh... itu mobilnya" ujar Tiara yang melihat mobil jemputan mereka.

****

"Rame juga tamunya Raka," ucap Brina saat sudah sampai di dalam club yang sangat ramai pengunjung. Memang club ini disewa oleh Raka sepenuhnya tapi mengapa terlihat ramai sekali seperti saat dipadati pengunjung.

Tiara mengangguk membenarkan "Raka bilang bukan cuma tamu dia, tapi tamu papanya juga."

Mengangkat satu alis "Tamu bokapnya?" Brina membeo. "Maksud lo, bokap Raka bikin acara juga disini?" Tanyanya.

Tiara mengangkat bahunya "Maybe.." ucapnya sambil berjalan duluan menemui Raka yang sedang melambaikan tangan.

"Tunggu dong!" Brina setengah berlari menyusul Tiara, tiba-tiba

DUGH!

Brina menabrak dada bidang seseorang dari arah kanan yang sedang menahan pinggangnya agar tidak terjatuh, mata mereka sempat beradu. Dengan cepat Brina kembali berdiri, "Maaf.." ucapnya merunduk, kemudian menatap seseorang yang berada di depannya. "Dan.. terima kasih" sambungnya sembari tersenyum ramah.

"Lain kali jika berjalan hati-hati, nona." Ucap pria itu dengan muka datar.

Brina mengangkat alisnya "bukannya saya tadi sudah mengucapkan maaf dan terima kasih?!" tanyanya dengan nada ketus. Namun pria itu melengos berjalan melewati Brina "crazy!" teriak Brina yang ia yakini bahwa pria itu dapat menengarnya.

Brina sedang berjalan menuju ruangan khusus untuk acara ulang tahun Raka, sepanjang jalan tidak berhenti merutuki temannya yang asal meninggalkannya sendirian begitu saja saat melihat pacarnya melambaikan tangan.

Bucin!

"Lo darimana?" tanya Tiara, yang melihat brina baru duduk di sampingnya. Yang ditanya hanya memasang muka masamnya tanpa menjawab apapun. Tiara bingung, masih tidak menyadari kalau Brina ngambek padanya.

"Na.. lo kenapa sih?" tanyanya lagi.

"Lo yang kenapa! Kenapa lo ninggalin gue tadi sih?!" tanyanya yang gemas pada sahabatnya yang selalu tidak peka. "gara-gara lo ninggalin gue jadinya gue gak sengaja nabrak orang gak waras tadi." Sambungnya.

"orang gak waras? Siapa?" Tiara bingung siapa yang membuat Brina sampai se-kesal ini.

"gak penting!" Brina malas membahas pria gila tadi. Tiara hanya menganggkat kedua bahunya. Acuh.

Saat malam semakin larut Free party dimulai. Free party atau acara bebas adalah acara yang paling ditunggu oleh sepasang kekasih yang hadir disini.

Mereka melakukan berbagai aktivitas bebas, memang pergaulan Brina bisa dibilang Liar tapi sampai sekarang ia masih menjaga baik kehormatannya.

Dimana Tiara? Mungkin sudah masuk ke salah satu kamar bersama Raka yang terhubung dengan club ini.

Brina sedang duduk di mini bar yang ada diruangan ini sambil mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan dengan satu gelas vodka ditangannya.

Ada yang masih berciuman, ada yang sudah mencapai bagian atas wanitanya, bahkan ada yang melakukan sex disini tanpa merasa malu. 'Ayolah apakah mereka tidak mampu menyewa kamar untuk aktivitas mereka.' Pikir Brina.

Brina meneguk minumannya sekaligus dengan kasar. Kalau tau akan seperti ini lebih baik ia pulang daritadi.

Itu sudah tegukan kelima, dan ia masih meminta lagi kepada bartender yang ada disini untuk mengisi gelasnya lagi. Brina sudah merasakan pusing akibat minuman berakohol sedang ini. Tiba-tiba ia merasakan tangan seseorang melingkar diperutnya, brina menoleh cepat. "Lepaskan tanganmu dari perutku pria gila!" racaunya.

Bukannya melepas pria itu malah menciumi lehernya yang terekspor. Brina yang setengah sadar mendesah "akhh.." desahnya yang terdengar menggoda di teliga pria itu. Brina tau jika pria ini sudah mabuk karena bau alkohol sangat tercium dari nafas pria ini.

"Biar aku tunjukan bagaimana gila versiku!" ambigu pria itu. Pria itu tersenyum miring, "Siapa namamu, nona?" tanyanya masih dengan menciumi leher Brina.

Brina yang menikmati ciuman pria itu pada lehernya tanpa sadar mengadahkan wajahnya keatas seakan memberikan kebebasan kepada pria "Br..Brin..aahh..." jawabnya sambil terus mendesah. Memang lehernya adalah kelemahannya. "Nama yang cantik. Sama seperti orangnya." Ucapnya membalikan Brina menghadapnya, dan membelai wajah Brina dengan sensual.

Brina yang sudah terbuai dan sudah dipengaruhi alkohol tanpa sadar mengalungkan tangannya pada pria itu, "kau sangat berbeda tadi. Kenapa kau marah-marah tadi padahal aku sudah minta maaf?" Tanya Brina manja sambil menelusuri wajah gagah pria didepannya menggunakan satu tangan, satunya lagi masih setia mengalung dileher pria itu. "Ohiyaa.. Siapa namamu?" tambahnya.

"Aksa Bollate. Panggil aku Aksa." Jawabnya sambil megangkat Brina. Kini Brina digendong Aksa. Brina melingkarkan kakinya diantara rina yang paha kanan dan kiri Aksa. Aksa mengadahkan wajahnya sedikit agar bisa melihat Brina yang terlihat tinggi dan sedang mengalungkan tangannya dileher Aksa sebagai pegangan agar tidak jatuh.

Brina sedikit menunduk, mereka saling tatapan lama-lama Brina mengikis jarak wajahnya dengan wajah Aksa dan,

Mereka berciuman. Awalnya ciuman itu sangat lembut namun lama-lama berubah kasar dan agresif seakan tiada hari lain mereka bisa berciuman lagi. Aksa menurunkan Brina dari gendongannya,

Kembali mencium Brina, Aksa menurunkan ciumannya pada leher Brina, ia menghisap bahkan menggigit leher jenjang Brina, satu erangan pun terdengar dari bibir Brina yang manis, meninggalkan banyak kissmark disana.

Saat tangan Aksa menjalar ke bagian dada Brina, Brina menahan tangan Aksa, "Aku tidak mau menjadi salah satu seperti mereka" Brina menunjuk pasangan yang sedang melakukan sex di sofa ruangan ini sembari cemberut.

Aksa terkekeh, "Baiklah, kita butuh tempat."

Aksa menuntun tangan Brina, menuju mobilnya dan mencari hotel untuk melanjutkan aktivitas mereka.

TBC.


cerita yang sempat aku unpublish:) 

semoga kalian suka..

makasih

INSTAGRAM : clrsaaa08

ME & MY BABY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang