Chapter 1

68 3 0
                                    

Brina perlahan membuka matanya, saat dirasa sinar matahari seakan menembus wajahnya, Brina meringis saat merasakan sakit di seluruh badannya terutama, intinya.

Ia tidak polos dan bodoh, Brina tau apa yang terjadi semalam walaupun tadi malam ia mabuk,

'You need to calm down, Bri..' batinnya, agar bisa menahan emosinya.

Brina mengedarkan mata ke seluruh penjuru ruangan ini, mencari lelaki yang sudah melakukan hubungan dengannya,

Cklek!

Brina menoleh saat mendengar pintu kamar mandi dibuka. Ia menaikan selimut yang masih menutup tubuhnya yang polos sampai lehernya, seperti orang sakit.

"Kau sudah bangun?" tanya Aksa yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Aksa sudah memakai pakaian yang berbeda dari semalam, entah dari mana datangnya pakaian itu.

Brina hanya memperhatikan gerak-gerik Aksa, tanpa menjawab pertanyaan Aksa.

Aksa menatap Brina yang tidak menjawab pertanyaannya, Aksa terkekeh pelan melihat tingkah Brina yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, "Tidak usah malu. Bahkan aku sudah melihat seluruh lekuk tubuhmu"

Damn!

Brina melotot mendengar ucapan vulgar lelaki itu, dengan sangat enteng berbicara seperti itu. Brina masih tidak menghiraukan ucapan Aksa.

Aksa menghela nafas, pasrah "Oke.. baiklah. Aku tunggu di meja makan, kau belum makan dari semalam." setelah mengatakan itu, tubuh aksa hilang dibalik pintu.

Brina mengambil kesempatan ini dengan buru-buru ke kamar mandi, tidak lupa memungut pakaiannya semalam yang berserakan.

Setelah selesai mandi, Brina duduk di depan cermin,

Cklek!

Pintu kamar dibuka, tapi Brina tidak menoleh karena ia yakin itu pasti Aksa. "Kau masih memakai baju semalam? Padahal aku sudah menyiapkan pakaian ganti untukmu di paperbag itu" Aksa menunjuk kearah sofa yang terdapat paperbag hitam yang lumayan besar, ia memang sudah menyuruh anak buahnya untuk membelikan pakaian ganti untuknya dan juga untuk Brina.

Brina menoleh, menatap Aksa "Te-terima kasih" ucapnya gugup, berjalan cepat kekamar mandi. Sungguh. Brina sangat tidak nyaman memakai pakaian ini ditambah dengan adanya Aksa disini.

****

Brina dan Aksa sedang sarapan dimeja makan, Aksa yang men-delivery makanan yang sudah ada di piring ini. Brina menatap nafsu pada makanan yang ada di piring itu, Aksa mengulurkan dua piring dengan isi berbeda pada Brina. "Makanlah." Ujarnya sembari tersenyum.

"Terima kasih."

Setelah selesai makan, Aksa bersuara. "Aku akan tanggung jawab," Brina yang sedang minum tersedak minumannya sendiri mendengar ucapan Aksa yang tiba-tiba itu.

Dengan cepat ia tersadar dari keterkejutannya, "Tidak akan hamil hanya karena berhubungan sekali, tuan"

"Kau yakin?" Aksa menaikan satu alisnya, heran. Disaat banyak wanita yang meminta pertanggung jawabannya setelah melakukan sex walaupun nyatanya mereka tidak hamil, lain hal pada saat ia menawarkan diri pada Brina.

Brina mengangguk "Terima kasih atas tawarannya dan niat baik anda, saya akan ke atas sebentar untuk mengambil barang saya"

"Kau mau kemana setelah ini?" Tanya Aksa saat Brina berdiri dari kursinya.

"Saya sudah menyuruh teman saya untuk datang kesini tadi, mungkin dia sedang dalam perjalanan" jawabnya, sebelum berlalu.

Jika ditanya apakah Brina menyesal? Ya, pasti menyesal memberikan mahkota-nya kepada lelaki yang sama sekali belum dia kenal, tapi apa boleh buat? Nasi sudah menjadi Bubur. Semuanya sudah terjadi. Terjadi begitu cepatnya tanpa diduga.

Tentang ia bilang, tidak akan hamil hanya karena melalukan hubungan sekali. Ia tangkap pemikiran itu dari Tiara, Tiara sudah lumayan sering melakukan hubungan badan bersama Raka, dan sampai sekarang dia tidak hamil. Kalaupun nanti nasibnya berbeda dengan Tiara, Brina siap menanggung akibatnya sendiri.

Sesampainya di Jakarta nanti, ia akan langsung menceritakan tentang kejadian ini kepada keluarganya.

****

"Bri.. sorry...." Sudah sekian kalinya Tiara berucap kalimat yang sama saat Brina naik ke mobilnya.

Brina hanya tersenyum tipis, ia masih memikirkan bagaimana caranya ia memberi tahu keluarganya di Jakarta nanti. Sedang melamun tiba-tiba mobil yang dikemudi Tiara berhenti dipinggir jalan, "Kenapa, Ra?"

Tiara menggeleng, "Please maafin gue, gue salah ninggalin lu gitu aja di pesta" Tiara memang terlihat tulus mengucapkan itu, raut wajahnya menampilkan raut menyesal.

"Lo gak usah ngerasa bersalah, ini juga salah gue gak bisa jaga diri" memang benar. Kalau saja Brina bisa menjaga dirinya, hal semacam ini pasti tidak akan terjadi. Brina sudah menceritakan kejadian yang ia alami ke Tiara tadi pada saat Tiara sampai di hotel tempatnya menginap dengan lelaki itu.

Brina ingat sesuatu, menoleh cepat menghadap Tiara, "Bilang sama gue kalo apa yang gue bilang sama lelaki itu bener" Brina menanyakan kalau dengan sekali berhubungan tidak akan hamil.

Raut Tiara berubah khawatir, "Gue gak bisa jamin, Bri.. setiap orang punya kesuburannya masing-masing"

Brina menghela napas dan memijat dahinya, "Gue harap semoga gak ada janin yang tumbuh" saat mengucapkan itu, ia sendiri merasa tidak yakin.


TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ME & MY BABY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang