Suatu hari hati komplain padaku
"Saya dapat apa? Lelah saya lari-lari terus."
"Sabar ya." jawabku dengan gugup, ragu akankah aku benar bisa menjanjikan rasa itu kembali atau tidak.
"Sabar bagaimana? Sudah berminggu-minggu saya lari tak berbuah apa-apa."
"Ya sudah, kita istirahat sejenak ya."
"Kamu ini mencari apa sih? Saya saja tidak tau saya sedang mengejar apa, tujuan tidak ada, target pun hilang entah kemana."
"Benar juga, apa saya sudah harus berhenti?."
"Berhenti dalam apa? Membiarkanku mati tak dapat asupan apapun lagi?."
"Iya, berhenti mencintai lagi, atau malah tanpa kata lagi. Saya juga lelah, maaf ya sudah membuatmu bekerja keras selama ini."
"Lemah sekali kamu, baru saja mulai langsung menyerah pada keadaan."
"Ya habis mau bagaimana? Berharap apa dari tujuan-tujuan yang tidak jelas."
"Benar, tak menjanjikan apapun."
Kini sang hati mati, pemiliknya menyerah pada waktu yang memang tak menentu. Tak pernah berpihak pada ia yang sedang mencinta dengan gila.
—Microscience