Hari masih pagi, beberapa burung terdengar berkicau menambah kesan tenang di pagi hari. Namun di kediaman Lee nampaknya kata Tenang tak berlaku disana.
"MOM KAOS KAKI MARK DIMANA?!"
"MOM DASIKU!"
Sepasang saudara itu nampak bersahutan berteriak kepada nyonya Lee yang hanya bisa menggelengkan kepala mendengar teriakan putranya.
"CARI SENDIRI DAN BIARKAN MOMMY MU MENIKMATI PAGINYA TUAN MUDA LEE!" sang kepala keluarga ikut berteriak, jadi dapat disimpulkan dari gen siapa kedua anak adam itu memiliki kemampuan berteriak setiap hari.
"Astaga jantungku" wanita paruh baya itu mengusap pelan dadanya. Meratapi nasib yang hidup dikelilingi oleh tiga Speaker berjalan.
"HYUNG AYO!" Mark Lee —si anak bungsu turun dari tangga dengan tas yang ia tenteng di tangan. Dan setelahnya disusul oleh si Sulung Taeyong yang keadaannya hampir sama dengan sang adik. Berantakan.
"HEY SARAPAN DULU!"
"KAMI SARAPAN DI SEKOLAH SAJA DAD"
Dan berakhir dengan kedua orang dewasa itu menggeleng kan kepala melihat kelakuan kedua putra mereka.
Sesampainya di sekolah, kedua kakak beradik itu nampak bercanda di sepanjang koridor mengingat bel masuk belum berbunyi.
Beberapa siswa melirik Taeyong dengan pandangan was-was. Takut jika si berandal sekolah itu akan berulah di pagi cerah mereka.
"Hyung, kenapa si kutu buku itu selalu memandangi mu?" Taeyong ikut menolehkan pandang kearah objek yang dibicarakan oleh sang adik.
Disana, seorang pemuda tinggi nampak berdiri tegap di ujung koridor tengah menatap Taeyong dengan lekat. Membuat sang empu langsung terdiam lalu menarik tangan sang adik agar segera pergi dari sana.
"Kenapa terburu-buru?"
"A-aku ada pr, Hyung ke kelas dulu oke?" Dengan begitu Taeyong langsung meninggalkan Mark sendirian di depan kelasnya.
Si bungsu Lee mengerutkan dahi bingung, bukankah tadi malam kakaknya sudah menyelesaikan semua pr nya saat belajar bersama? Kenapa ada pr lagi?
Mengedikkan bahu akhirnya pemuda ber alis camar memasuki kelasnya, menemukan sang kekasih manis tengah duduk menunggunya di bangku mereka.
"Selamat pagi Markeu~" sapaan pagi itu bagaikan sarapan Mark sehari-hari. Dengan wajah imutnya, Haechan akan menyambut pagi Mark didampingi oleh senyum cerah yang menghiasi bibir.
"Good morning too my sun" Mark mengecup dahi Haechan dan dihadiahi tepukan keras pada dadanya.
"Berhenti berbicara bahasa Inggris Mark! Aku tak tahu artinya!" Bibir tipis milik kesayangan Mark itu mengerucut.
"Ouuww matahariku sedang kesal hm?" Dengan gemas Mark mencubit pipi gembul milik Haechan, membuat sang kekasih memekik kencang yang sukses menarik perhatian dari seisi kelas.
"Kenapa menghindariku?" Bisikan suara husky mengejutkan Taeyong saat ia menghabiskan sarapannya di kantin.
Setelah tau siapa si pelaku, Taeyong langsung menelan nasi gorengnya dan menunduk, takut akan tatapan tajam pemuda di hadapannya.
"Maaf" bisiknya seraya memainkan kancing kemeja yang ia kenakan.
"Pulang sekolah nanti"
Ada jeda dikalimatnya, dengan jantung berdebar Taeyong menunggu kalimat apa yang akan meluncur dari bibir berisi itu. Keadaan kantin yang sepi seakan mendukung suasana mencekam antara dua anak adam tersebut.
"Kutunggu ditempat biasanya" helaan nafas hangat dapat ia rasakan di belakang telinganya dibarengi jilatan basah disana. Taeyong mendesah pelan, lalu menolehkan pandang menatap kepergian pemuda yang selalu membuat jantungnya berdebar kencang. Sang kekasih hati.
Tbc
HMM HMM HMM
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious °Jaeyong°
FanfictionMark yang penasaran tentang hubungan antara sang kakak dengan si kutu buku sekolah.