enam

8.9K 1K 48
                                    

Deringan ponsel mengusik waktu tidur Taeyong, dahinya mengkerut kasar lalu menyaut ponselnya yang tergeletak di nakas samping tempat tidur.

Dengan paksa ia membuka matanya lalu mengerjab saat menemukan display nama "Mommy" terpampang dilayar. Sialan, ia lupa izin pada ibunya.

Sedikit berdeham ia mulai mengangkat panggilan dari ibunya.

"Halo Mom"

"Halo sayang, apa anak mommy lupa jalan pulang hm?"

"Maaf mom, Taeyong lupa minta izin, Taeyong menginap di rumah teman, kasian Mom ayah dan ibunya ada perjalanan bisnis, dia sendirian dirumah"

"Baiklah, lain kali izin dulu oke? Mommy khawatir kalau salah satu anak mommy tidak ada dirumah"

"Ya mom, Taeyong minta maaf"

"Tak apa sayang, lanjutkan tidur mu, Mommy menyayangi mu"

"Hm, Taeyong juga menyayangi Mommy"

Panggilan terputus. kepalanya nya menoleh kesamping, menatap heran ruang kosong di samping tempat tidur yang biasa Jaehyun tempati.

Dengan masih bertelanjang bulat ia beranjak dari ranjang, berjalan menuju balkon kamar yang terbuka dan menemukan Jaehyun berdiri disana dengan rokok di atara bibir.

Tubuhnya sedikit meremang menatap pemandangan didepannya. Jaehyun dengan rokok, suatu perpaduan yang dapat membuat nafsu Taeyong meningkat drastis.

Tubuh mungil itu menubrukkan diri pada sang dominan, mendusal pada dada telanjang sang kekasih lalu melingkarkan lengan pada leher.

"Kenapa terbangun?" Jaehyun bertanya lalu menghembuskan asap rokok ke udara.

"Mommy tadi menelfon"

"Kau tidak izin?"

"Tidak"

"Anak nakal" Tangan besar itu menampar kencang bulatan pantat Taeyong yang tak terhalang apapun lalu meremasnya.

Dengan desahan tertahan Taeyong semakin menelusup kan wajah di ceruk leher Jaehyun, menyesap bau tubuh sang kekasih yang sudah bercampur aroma asap rokok.

Keduanya terdiam dalam posisi yang sama, sesekali Jaehyun akan mengarahkan rokoknya pada bibir, menyesap racun nikotin itu pelan lalu menghembuskan asapnya pada udara.

"Jaehyun" bisikan Taeyong terdengar mendayu, nafas hangatnya bertubrukan dengan leher telanjang milik Dominannya.

"Hm?"

"Setubuhi aku"

Mendengar jawaban Taeyong membuat seringai lebar terpatri di bibir tebal milik Jaehyun, ia mematikan rokok lalu membuangnya, berlanjut menggendong tubuh telanjang Taeyong masuk kembali ke kamar.

"Horny karena rokok huh?"

"Yeah, jadi setubuhi aku dengan kasar"

"As your wish honey"

•••

Paginya Taeyong terbangun dengan tubuh remuk serta kissmark dan bitemark yang menghiasi seluruh tubuh.

Rasa perih masih dapat ia rasakan pada lubangnya, Jaehyun benar-benar menghajarnya kembali semalam.

Pintu kamar terbuka, menampakkan Jaehyun dengan nampan berisikan menu sarapan di tangannya. Pemuda Jung itu nampak segar dengan kaos longgar hitam dengan celana pendek selutut.

"Good morning" sapa Jaehyun, ia mendudukkan diri pada ujung ranjang tepat di sebelah Taeyong, meletakkan nampan pada nakas dan beralih mengecup lembut dahi kekasihnya.

Taeyong membalas dengan senyuman lembut, menatap kearah nampan yang berisikan sepiring nasi goreng dan segelas susu.

"Maaf aku kasar semalam"

"Aku yang memintanya Jaehyun, jangan minta maaf" balas Taeyong lalu membawa piring nasi goreng ke pangkuan. Melahap perlahan dan sesekali menyuapi Jaehyun yang asik memandanginya.

"Bagaimana dengan kencan ke sungai han? Udara sedang bagus saat ini" Jaehyun membuka obrolan, sorot tajamnya masih asik memandang pahatan tuhan terindah yang pernah ia temui.

"Uhm, tapi pantat ku masih sakit"

"Kita bisa bersantai disana sayang, aku akan membawa alas duduk dan kita bisa delivery makanan lalu menikmatinya disana"

"Okay, tapi bantu aku bersiap"

"Siap tuan putri"

Setelah Taeyong menghabiskan makanannya, Jaehyun lalu menggendong tubuh mungil itu menuju kamar mandi.

•••

Kedua sejoli itu tengah menikmati udara segar di sekitar sungai Han, tangan keduanya tertaut mesra diselingi kekehan tawa diantaranya.

Si mungil nampak melemparkan candaan pada kekasihnya dan dibalas tawa gemas serta usakan pada kepala.

"Hyung, aku lapar"

Dahi Mark mengkerut, heran dengan sang kekasih yang baru saja melahap satu burger keju namun masih merengek kelaparan.

"Bukankah kau habis satu burger?"

"Ugh itu hanya pengganjal perut! Aku ingin makan ayam pedas hyung!" Haechan merengek seraya bergelayut pada lengan sang kekasih.

Mark yang memang selalu menuruti permintaan sang pujaan hati langsung mengeluarkan handphone miliknya dan memesan makanan sesuai keinginan Haechan.

"Kau sewa alas duduk oke? Hyung akan mengambil pesanannya di parkiran"

"Call! Terimakasih hyung!" Kecupan singkat mendarat di pipi kanan Mark, membuat pemuda beralis camar itu tertawa pelan lalu pergi meninggalkan Haechan.

Saat dalam perjalanan ia menemukan sesuatu yang aneh. Kedua matanya menyipit untuk memfokuskan pandangannya, ia yakin sekali jika objek yang sedang ia lihat saat ini adalah Taeyong, Hyung nya.

Dengan perlahan ia melangkah mendekat, mencoba mencari tahu pemuda yang sedang bersama kakaknya, mereka terlihat akrab dengan tangan pemuda itu yang hinggap pada pinggang Taeyong.

Deringan nada ponsel membuat Mark mengurungkan niatnya untuk mendekati sang kakak, sepertinya kurir yang mengantarkan makanan sudah menunggu di parkiran.

Sekali lagi Mark meneliti pemuda yang bersama kakaknya, dan dapat ia simpulkan bahwa pemuda itu memiliki titik cacat pada pipi.

Mark bertekad akan mencari tahu siapa pemuda itu dan ada hubungan apa antara dia dan kakaknya

Tbc..

Curious °Jaeyong°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang