PEMUDA SI FAKIR ILMU #1

27 0 0
                                    

         Halaman pertama dalam buku catatan saya berisi tentang ilmu-ilmu agama yang saya dapatkan dari kajian-kajian sunnah yang saya datangi, entah itu kajian rutin maupun kajian akbar. Dalam lembaran pertama buku catatan saya ialah ;                   "Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap Muslim laki-laki maupun Perempuan."                                                                   (HR. Ahmad dan Muslim)

Karena awalan sebagai muslim kita diwajibkan untuk mencari ilmu, entah ilmu agama ataupun ilmu apapun itu selagi yang bermanfaat.

                     Mengapa saya membuat cerita ini? Saya hanya ingin membagikan apa yang saya jalani sekarang. Bukan karena saya merasa mengikuti kajian-kajian ini itu saya langsung merasa paham betul, tentu tidak.Bahkan para ulama pun semakin belajar maka semakin merendah, dalam arti yang saya kutip dari perkataan seorang ustadz sunnah yaitu Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc ;

"Salah satu fungsi ilmu itu membuat kita kerdil, bukan membuat kita sombong, bukan juga membuat kita membusungkan diri, dan bukan juga membuat kita merasa menjadi hebat. Para ulama pun semakin belajar semakin merendah."


                   Dari perkataan beliau yang saya kutip membuat saya tahu bahwa kita sebagai fakir ilmu tidak boleh merasa hebat, andaikata jika kita mempunyai teman atau kerabat yang ingin berubah atau ingin berhijrah maka kita jangan merasa bahwa ilmu kita lebih paham dari ustadz-ustadz karena saya yakin bahwa ilmu kita yang didapati masih dibawah standart, maksudnya adalah kita sebagai fakir ilmu pun juga masih harus banyak belajar bahkan seorang ustadz-ustadz pun saya yakin juga masih belajar. Tetapi yang harus kita tahu dan juga yang pasti sudah jelas bahwa ustadz-ustadz sunnah sudah mempunyai kapasitas nya masing-masing. Maka intinya kita pun kita juga harus memilih guru yang tepat dan paham karena yang jelas ilmu kita dan ustadz yang kita datangi ke kajian-kajian sunnah ilmu nya lebih dari kita.

                     Mengapa judul diatas Pemuda si penuntut ilmu? Karena bukan saya saja yang masih dibilang masih awam terhadap ilmu tauhid,aqidah dll yang berdasarkan Al-Quran dan hadist, saya pun merasa di umur saya ini saya sangat beruntung mempelajari ilmu-ilmu tersebut untuk diterapkan di kehidupan. Karena saya yakin ketika saya mempelajari ilmu-ilmu agama di umur yang sudah tua atau uzur kelak nanti mungkin dari segi fisik ,kemauan pasti sedikit terhalangi, tetapi tidak ada yang tidak mungkin dan juga jangan pernah malu. bahkan saya ketika mengikuti kajian-kajian banyak yang lebih dari saya umur nya, jadi tidak ada batasan umur untuk sebagai fakir ilmu untuk diterapkan dikehidupan.

                     Mungkin benar apa yang dikatakan ustadz-ustadz sunnah ketika kita ingin mempelajari segala tentang ilmu agama maka hal yang pertama kita rasakan adalah dari keluarga. Ya keluarga saya memang bukan yang paham dan mengenal terhadap Manhaj Salaf, tentu tidak. Ketika kedua orang tua, saudara/i kandung bertanya kenapa kamu ikut ini, aliran apa ini, kenapa sekarang berjenggot, pakai celana cingkrang atau bermacam macam pertanyaan yang sering dilontarkan kepada kita, kita jangan pernah membalas dengan dalil kepada mereka. Cukup hanya berdoa dan kita bersikap didepan keluarga kita menjadi lebih baik lagi. Saya yakin pelan-pelan akan diterima, persis yang saya lakukan seperti itu awal-awal dan Alhamdulillah keluarga pun sudah menjadi biasa saja bahkan mendukung apa yang jalankan sekarang.                   Yang kedua adalah yang sangat jelas ialah lingkungan sosial dan pertemanan. Dari lingkungan sosial pun misal tetangga-tetangga kita yang bukan ber-manhaj salaf terus memperhatikan kita seperti berbeda, saya yakin itu akan berpengaruh untuk kita. dan Alhamdulillah nya lingkungan sosial saya entah itu tetangga atau di masjid rumah saya bisa dibilang sepaham.Lalu pertemanan, sejujurnya ketika sebelum mengenal Manhaj Salaf saya adalah orang yang sering bermain dan bahkan dimasa lalu sempat bekerja disuatu tempat yang menimbulkan dosa Riba. lalu ketika saya mengenal Manhaj Salaf sampai detik ini saya sadar bahwa teman-teman saya mulai menjauhi, itu wajar mungkin teman-teman saya akan merasa bosan entah dari nasihat saya, postingan-postingan di sosial media saya, seruan ajakan kebaikan bahkan mengajak pada kebenaran, mungkin tidak akan digubris oleh mereka tetapi yang jelas saya tidak akan pernah memaksa mereka untuk menjadi seperti saya. biar mereka mendapatkan hidayah jalan nya masing-masing, dan malah ketika teman-teman kita menghilang datanglah teman-teman yang sepaham, semanhaj dan mengerti ilmu-ilmu & selalu saling sharingtersebut. banyak yang saya pelajari dari ilmu seorang ustadz yang dihormati dan dituakan oleh seluruh asatidz Sunnah di Indonesia yaitu Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, bahkan buku-buku karangan beliau pun selalu menjadi teman saya membaca. Semoga beliau diberi kesehatan selalu. Aamiin Allahuma Aamiin.                Sebenarnya ketika saya paham tentang manhal salaf ini banyak ustadz-ustadz sunnah di Indonesia yang bisa kalian ambil ilmu nya seperti hal pertama saya mengenal salaf itu dari video kajian-kajian Ustadz Dr. Khalid Basalamah Lc, MA , Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah Lc , MA , Ustadz Dr Andirja Firanda Lc, MA, Ustadz Subhan Bawazier Lc , Ustadz Nuzul Dzikri Lc Dan lain-lain. Mengapa saya mengambil ilmu dari beliau-beliau? Karena ketika saya mempelajari nya ustadz-ustadz diatas pas untuk saya yang pertama kali ingin belajar tentang ilmu agama tersebut. Semoga beliau-beliau diberi kesehatan selalu. Aamiin Allahuma Aamiin .Dan juga ketika sudah mengenal manhaj salafi, saya makin kesini sangat berharap mendapatkan pendamping yang sepaham dengan saya.Mungkin cerita ini saya buat untuk hal kebaikan, mengajak yang hal benar sesuai ketentuan Al-Quran dan Hadist.Dan yang terpenting semoga Allah Azza Wa Jalla membuat saya dan para fakir ilmu yang lainnya terus istiqomah dan tegar diatas Manhaj Salaf, in syaa Allah.Satu lagi, saya buat cerita ini dari kejadian-kejadian yang saya alami bukan merasa saya sudah pintar dalam beragama karena saya merasa belum menjadi lebih baik.Dan saya juga pernah mengutip sebuah kata-kata yaitu ;   "Bukan Ilmu yang mendatangimu, tetapi kamu yang seharusnya mendatangi ilmu."

Terima kasih, Barakallahu fiik.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 25, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PEMUDA SI FAKIR ILMUWhere stories live. Discover now