Saya adalah seorang anak yang biasa-biasa saja yang tinggal di desa yang juga biasa-biasa saja. Rutinitas setiap hari adalah berangkat sekolah dipagi hari dan setelah pulang sekolah sore hari kemudian bersosialisasi dengan teman-teman karangtaruna desa.
Seperti yang dilakukan setiap desa di seluruh Indonesia, pada bulan agustus pasti akan disibukan untuk mempersiapkan peringatan hari kemerdekaan yang diperingati pada tanggal 17 Agustus. Rutinitas mempersiapkan rangkaian acara ini sangatlah mennyenangkan. Tapi untuk Agustus tahun itu sama sekali diluar dugaan, karena banyak sekali kendala. Pada siang dan sore hari semuanya berjalan biasa-biasa saja, tapi ketika mata hari sudah tidak tampak barulah cerita-cerita seru dimulai.
Waktu itu kami para karangtaruna mengadakan lomba 17-an yang diselenggarakan di lahan kosong milik salah satu warga – yah lahan kosong ini memang sudah terkenal di desa kami – selama 2 hari. Karena tempat perlobaan harus didekor menggunakan kain-kain dekor inventaris karangtaruna, jadi kami harus menginap di sebuah gubug yang ada disitu selama 2 malam karena dekor harus disiapkan sehari sebelum acara.
Saat magrib kami bergantian menjaga dekor untuk pulang dan bersiap untuk begadang ditempat itu. Setelah usai waktu sholat isya, kami semua sudah lengkap dengan amunisi untuk begadang menjaga dekor.
Malam pun semakin larut. Ketika lagi ngobrol santai sambil ada beberapa dari kami yang merokok, tiba-tiba ayah dari salah satu orang – beliau adalah orang yang dihormati di lingkungan desa – datang tanpa disadari kedatangannya, danyang lagi enak-enaknya merokokpun akhirnya kepanikan karena mereka masih blum diizinkan merokok sehingga takut ketahuan. Bapak itu cuma bilang "yang pada begadang nanti hati-hati ya, tidak usah bertingkah yang macam", setelah itu bapak itu pergi dan perasaan kami mulai tidak enak – yah, memang sangat tidak enak/nuaman karena didekat tempat itu ada peternakan babi – tapi kami tetap lanjut.
Malam mulai semakin larut dan akhirnya kami semua tertidur pulas. Tetapi salah satu dari kita ada yang mengalami keadaan canggug dimana saat dia tidur miring kemudian terbangun, dia melihat – tepat didepan matanya – ada seonggok pocong yang juga tidur menyamping juga menatap ke arahnya dan dia tidak hanya bisa terpaku karena ketakutan bahkan untuk teriak atau menutup mata saja tidak bisa.
Setelah beberapa saat dia bisa mengedipkan mata dan pocong tersebut sudah hilang. Karena sangat ketakutan akhirnya dia pulang sendiri tanpa membangunkan salah satu teman – karena takut seandainy dibangunkan, malam selanjutnya tidak aka ada yang bau jaga. Tapi setelah berjalan agak jauh, ada satu teman yang menyusul karena juga merasakan ada yang datang tapi tidak melihat. Dan mereka menyimpan cerita mereka sendiri.
Hari berikutnya acara lomba berjalan lancar dengan antusianme warga dan anak-anak kecil yang sangat besar dan semua orang di acara bersenang-senang dengan ekspressi yang bahagia bahkan orang yang kalah dalam perlombaan.
Setelah lomba selesai dan kami membereskan peralatan lomba, kami pulang dan kembali ke tempat perlombaan untuk berjaga lagi. Tapi kali ini teman yang kemrin peristiwa mistis tidak ikut jaga dengan alasan sedang tidak enak badan karena capai. Sembari jaga malam, kami mengisi waktu dengan bermain permainan kartu dan juga bermain musik agar tidak mengantuk. Tapi ketika tengah malam, salah satu teman ada yang melihat makhluk besar dengan mata merah menyala berdiri di belakang gawang – karena lahan itu sering kami gunakan untuk bermain bola, jadi kami mendirikan gawang – dan akhirnya semoa orang lari terbirit-birit menuju tempat biasa kami nongkrong. Ternyata dua teman yang tidak ikut jaga ada disitu, dan barulah mereka cerita tentang apa yang mereka alami.
Setelah kejadian itu, lomba hari kedua tetap kami laksanakan dan acara berjalan lancar. Setelah selesai acara lomba, sore itu juga dekor segera kami rapihkan karena kami tidak mau lagi menginap di tempat itu dan kami juga harus segera mendekor pos kamling yang akan digunakan untuk malam tirakatan – untuk menyambut hari peringatan kemerdekaan – di dua tempat, karena karangtaruna kami dari 2 RW (Rukun Warga) yang berbeda dimana setiap RW punya poskamling jadi tim kami bagi menjadi 2.
Malam tirakatan berjalan dengan baik dan tidak ada kendala apapun dan gangguan dari makhuk-makhluk goib. Tapi beberapa hari setelah itu kami nongkrong di pos kamling di RW 1. Posisi Pos Kamling RW 1 ini berada di jalan utama desa, jadi banyak orang yang lewat tetapi di sebrang jalan ada kumpulan bambu yang tinggi dan rimbun dengan daun-daun bambu yang gugur di bawahnya. Dan disinilah saya yang mengalami sendiri fenomena horror.
Waktu itu sudah hampir tengah malam, semuanya sibuk dengan kartunya masing masing karena sedang bermain kartu. Tiba-tiba tidak ada angin dan tidak ada orang lain disekitar kami, timbul suara seperti orang yang menyapu dedaunan menggunakan sapu lidi. Kami semua langsung merinding dan hanya bisa merunduk. Tapi saya sangat penasaran – ah mungkin saja ada tetangga yang iseng untuk menakut-nakuti kami karena kami berisik dan juga cerita di tempat lomba sudah menyebar di seluruh desa – saya memberanikan diri untuk melihat kea rah sumber suara itu. Dan ternyata saya tambah merinding dan heran, kenapa dengan suara yang seperti itu yang saya lihat hanya 1 helai daun bambu kering yang bergerak padahal daun bambu itu ditumpukan daun bambu . Lebih anehnya lagi daun bambu itu grakannya bukan seperti disapu, tetapi bergerak dengan perlahan-lahan berdiri kemudian jatuh lalu nerdiri lagi kemudian jatuh kembali.
Akhirnya fenomena daun bambu itu menjadi fenomena horror teakhir di bulan agustus. Tapi pengalaman itu tidak bisa saya lupakan, karna saya sangat takut sekali. Lebih baik langsung liat penampakan daripada benda yang digerakan makhluk goib seperti itu. Karena sebelumnya saya pernah melihat penampakan goib tetapi tidak terlalu membuat saya takut.
YOU ARE READING
Paranormal Experience
ParanormalHanya sedang ingin berbagi cerita yang saya alami yang mungkin itu adalah apa yang disebut paranormal experience.