Jatuh cinta itu sejuta rasanya. Kadang manis, asem, pahit, juga legit. Mirip banget sama permen nano-nano, rame rasanya. Kenalin, gue Ega Juwantara- panggil aja Ega. Gue baru saja lulus SMA dan mau lanjut ke perguruan tinggi, jurusan Bahasa Inggris di Universitas XX. Ini adalah liburan sekolah terbaik menurut gue. Lulus SMA itu sedih banget. Menurut gue, masa terindah adalah masa di jaman putih abu-abu. Dimana gue bisa nemuin temen, sahabat, juga temen rasa pacar. Bahkan, bagian terbaiknya adalah kita jauh lebih seperti saudara daripada teman biasa. Maka dari itu, perpisahan SMA itu bikin gue sedih banget.
Tapi, ada satu peristiwa yang bikin gue sekarang senyum-senyum sendiri sambil pegang smartphone gue. Entah sejak beberapa menit yang lalu gue jadi suka senyum-senyum sendiri kaya gini. Jawabannya adalah... Yap, stalker. Sedikit informasi, gue adalah pengagum rahasia yang handal dalam hal stalker doi.
Sedikit cerita, gue adalah pengagum rahasia yang sudah bukan rahasia lagi dari sang empunya, Gilang Ramadhan. Gilang adalah cinta pertama gue sejak gue kelas 5 SD. Yap! Gila banget kan?! Tapi emang itu kenyataannya. Sejak pertama kali gue lihat dia di TPQ tempat gue biasa ngaji pas sore hari, gue langsung jatuh cinta sama dia. Senyumnya, tawanya, marahnya, dan terakhir, skill dia main bola keren banget. Gilang adalah cowok blasteran Belanda-Indo yang kebetulan adalah tetangga gue.
Sejak dari SD sampai sekarang gue udah lulus SMA, gue masih SUKA BANGET sama dia! Ralat, CINTA. Gue terlalu sayang sama dia, sampai-sampai gue gapernah terlewatkan info sedikitpun tentang dia. Gue like semua foto dan postingan dia di Facebook mulai dari awal akun dia muncul. Akun pertama, akun kedua, bahkan akun alaynya Gilangpun, gue ikutin semua. Mantannya, temennya, bahkan pacarnya yang sekarangpun gue tahu dan kenal.
Gue beberapa kali pernah saling tuker pesan sama dia lewat SMS dan pesan di Facebook. Bahkan sampai pernah dilabrak sama pacarnya Gilang, huhu. Sedih banget gue, padahal gue cuma add akun Facebooknya biar gue bisa selalu pantau mereka lagi dimana. Boro-boro nikung, kepikiran buat jadian aja gue nggak pernah. Gue udah terlanjur sayang sama dia, jadi gue nggak akan maksa dia buat jadi milik gue.
"Terkadang menjadi orang yang selalu berada di balik panggung untuk mendoakan itu lebih baik dari pada selalu bersama tapi hanya mengundang luka"- Ega Juwantara.
Gue selalu rapalin mantera itu setiap gue lihat postingan Gilang dan Kak Hanin setelah mereka jalan bareng. Jangan ditanya rasanya kayak apa, sakit banget woy!! Terserah deh kalian bilang gue bucin atau apapun itu, tapi emang itu yang gue rasain. Kalian pasti pernahkan jatuh cinta banget sama cowok sampai jadi bego?
Gue menutup mata sejenak, membiarkan alunan musik dari earphone membuat gue tenang. Tak lama muncul notifikasi dari Line gue yang menandakan adanya chat masuk.
"Siapa?" Kata gue sambil mengernyitkan dahi. Tidak ada foto profil dan hanya akun kosong.
"Hai" pesan yang diawali sapaan "hai" itu membuat gue kepo. Gue mengetik balasan dengan singkat, padat dan jelas.
"Siapa?" Balasku lalu mematikan data agar gue bisa tidur. Ini adalah minggu yang sibuk karena 3 minggu lagi gue harus ngurus daftar ulang mahasiswa baru. Masa bodo dengan orang yang chat gue tadi.
Cukup lama gue tidur siang kali ini. Sekitar 3 jam setelahnya, gue baru bangun dan langsung beranjak mandi supaya badan gue lebih segar. Setelahnya, gue langsung balik lagi ke kamar untuk mengambil smartphone. Gue duduk di teras rumah untuk menikmati suasana sore yang menenangkan, bersama senja yang berwarna jingga hangat. Baru saja gue memencet jaringan data, puluhan notifikasi masuk membuat smartphone gue bergetar kayak kena penyakit ayan/epilepsi.
YOU ARE READING
Relationship(SHIT) Chat (LDR) [COMPLETED]
Short StoryHai! Gue Ega, calon mahasiswa baru tahun ini. Kelulusan gue terasa lengkap karena gue bisa jadian sama cowok idaman gue! Senengnya manatahan astagah... Gue pikir kita bakal bahagia, tapi saat gue menjalani fase LDR.. Everything has changed.