「1」

5.2K 318 10
                                    

-•>>❦<<•-

Dentuman musik yang menggema serta kilat lampu dalam remang yang menghiasi seluruh ruangan tak dapat membuat pemuda ini --sebut saja Jinhyuk--merasakan euphoria berpesta. Keadaanya mirip orang kekurangan dopamine dan butuh suntikan morphine

"Kacau!"

Pemuda jangkung itu terlihat berantakan. Wajah frustasinya terlihat menyedihkan.

"Persetan dengan jam penerbangan ke New York subuh nanti"

Kembali ia meneguk habis satu gelas--gelas ke tujuh--minuman digenggamannya. Slokinya kosong. Tak lama ia berseru "Lagi!" pada bartender di hadapannya.

"Cepat atau lambat orang suruhan ayah akan datang menyeretku untuk tetap berangkat"

"Dijodohkan? Yang benar saja!"

Ia mengusap wajahnya kasar.

"Sebelum benar-benar diseret, aku harus bersenang-senang dulu disini. Harus!!"

Tak lama, bartender menyerahkan gelas ke arah Jinhyuk.

Namun sepertinya bukan untuknya?

Tapi tangan kurus Jinhyuk segera menyambar minuman yang dibawakan si bartender.

Belum kapok, ia segera meminum air setan itu layaknya tak pernah minum apapun selama setahun. Sebelum bibirnya menyentuh ujung gelas, benda kenyal itu lebih dulu menyentuh sesuatu yang asing namun hangat, sampai satu suara menginterupsinya.

"No, no, tampan! It's mine" Jari tangan pemuda--pemilik minuman itu--menghalangi bibir pemuda yang tengah menyambar minumannya.

"Eoh? So, that's mean you're mine?" Manik rusa si pemilik minuman sedikit memincing, alisnya berkerut sambil menggelengkan kepalanya sebagai gestur "No". Detik berikutnya ia menunjuk gelas minuman yang masih dalam genggaman lawan bicaranya.

"Ah, then I'm yours" Manik rusa itu melembut kala melihat cengiran bodoh dari lawan bicaranya.

"Kau mabuk" Satu kekehan lolos dari bibir ranumnya yang kini membentuk lengkungan manis. Ia kemudian duduk di kursi sebelah Jinhyuk.

"Tidak, aku tidak mabuk" Sangkal Jinhyuk. Jika boleh jujur, pandangan Jinhyuk sempat kabur dan kalap saat melihat bartender membawa minuman. Tentu saja artinya Jinhyuk sudah mulai mabuk.

Kembali pemuda rusa itu menunjuk minumannya yang semula direbut

"Ah ini, jika aku mabuk maka tak akan kuserahkan ini kan?" Kini gelas itu sudah berpindah tangan. Pemuda rusa lantas tersenyum puas, akhirnya ia bisa minum.

"Kau menggodaku kalau begitu, haha" Kembali si pemuda rusa berucap setelah menyesap Margarita nya.

"Ini minumannya, tuan. Maaf menunggu lama" Chivas  Jinhyuk akhirnya datang.

Bisa jadi karena pengaruh banyaknya alkohol yang masuk ke tubuhnya, mood Jinhyuk membaik.

Tidak seperti tadi, kini Jinhyuk menuang minum pada slokinya lebih rileks, dan tidak terburu dalam menyesap minumannya seakan tiap tetesnya begitu ia nikmati.

"Sendirian?" Tanya Jinhyuk sambil melirik pemuda manik rusa dengan surai merah itu.

"Menurutmu? Apakah kau melihat ada orang lain bersamaku?"

"Menggemaskan sekali..." Gumam Jinhyuk pada dirinya.

"Kau sendiri bagaimana?" Sambung si manis berbalik tanya.

"Hm..aku tidak sendiri.." Tampak perubahan ekspresi pada si manis. Bibirnya agak di pout kan dan sekarang pipinya sedikit menggembung. Mungkin sedikit kecewa?

Kecewa karena hanya dia yang datang sendirian.

"Tidak mungkin aku sendiri jika ada kau disini. Haha" Sambung Jinhyuk tak lama. Kalimatnya sukses membuat si manis menunjukkan blush dipipinya, senyumnya terkembang.

"Cheers?" Jinhyuk mengangkat slokinya mengajak si surai merah untuk bersulang.

Ting!

Kedua benda kaca tersebut saling beradu. Entah apa yang harus dirayakan. Pertemuan mereka kah? Atau persamaan nasib kesendirian di antara keduanya?

Sepersekian menit, mereka habiskan dengan diam namun saling tatap. Keduanya memperhatikan satu sama lain lekat tanpa berpaling.

"Tampan..? Meskipun terlihat agak bodoh sih..haha. But i like him"

"Manis..? Tapi sepertinya galak, haha. Wajar sih, orang cantik kan biasanya galak untuk melindungi diri"

"Sepertinya tak masalah jika aku menghabiskan malam ini dengan si bodoh/si macan" Batin keduanya hampir bersamaan. Entah pengaruh dari alkohol atau berkat pesona masing-masing, hati keduanya mulai berdesir.

Seolah-olah telepati terjadi di antara mereka, keduanya mulai memperkenalkan diri.

"Jinhyuk, Lee Jinhyuk"

"Kim Wooseok"

Sengatan listrik tak kasat mata dirasakan menjalar cepat dari tangan keduanya menuju hati masing-masing.

"Shall we dance?"

-•>>❦<<•-

-•>>❦<<•-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Desired [Jinhyuk X Wooseok] [WeiShin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang