🔹Sunshine? 🔹

22 1 0
                                    

Rose tampak acuh saat dua sahabatnya menghampiri mejanya dengan kelewat ceria. Suasana kantin belakang kampus yang cukup ramai juga mengganggu moodnya. Entahlah, ia sedang ingin menenangkan hati dan pikirannya.

Pasalnya, saat sarapan pagi tadi bundanya mengatakan bahwa besok malam akan ada acara pertemuan dengan keluarga Samuel. Ya, calon suaminya. Dalam kurung jika ia menyetujui pernikahan itu.

Jadi beginilah hasilnya, ia berangkat ke kampus dengan uring-uringan.

" Ey, Rose. Apa yang terjadi? Mengapa wajahmu seperti pantat bayi? Mengkerut."
goda satu sahabatnya sambil terkikik, Harry namanya.

Kemudian gadis disampingnya menyikut perutnya keras, membuat Harry kaget dan tersedak jus mangganya sendiri.

" Baby, jangan seperti itu. Lihat! Wajah Rose memburuk, sepeti pantat bayi bekantan." Imbuhnya dengan wajah innocent.

Selanjutnya mereka berdua malah terlihat salah menyalahkan tanpa mau disalahkan.

" Ck, tolol. "

Decakan dan tawa lirih Rose mengundang atensi Harry dan Jennie, sepasang kekasih yang sudah bersahabat dengannya sejak di senior high school.

Keduanya yang sempat melongo kini menunjukkan ekspresi malu sambil saling mencolek lengan. Rose merotasikan bola matanya, lanjut memakan pasta pesanannya hingga sebuah notifikasi di ponsel menarik atensinya. Spontan ia membukanya.

-Grays
Siang, sunshine❤

Matanya sekilas berbinar, menyiratkan kebahagiaan, hingga sedetik kemudian ekspresinya berubah sendu. Ia kemudian merengek pada dua sahabatnya dengan kata-kata yang tidak jelas. Membuat keduanya bingung tak mengerti.

Masih dengan ekspresi sedih, kesal, tapi menyebalkan dalam satu waktu, Rose berniat menghubungi seseorang,

"Bunda, aku ingin cepat menikah. " ucapnya cepat namun jelas, membuat dua pribadi dihadapannya membelalakkan mata, tercengang.

🍁🍁🍁


"Jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi.... ?. "

"Jadi?. "

"Roseanne Park, " tutur Jennie dengan tegas.

Pasalnya Rose terlihat sangat enggan berbicara, membuat Jennie khawatir. Kini hanya ada mereka berdua di perpustakaan utama kampus. Satu personel bernama Harry entah berada dimana. Lagipula bukankah bagus membicarakan masalah berdua saja? Istilahnya girl's time.

"Hh, oke. " Rose menghirup banyak oksigen sebelum memulai sesi curhatnya.

"Semalam aku diberi tawaran bunda untuk menikah. "
Jennie hendak menyahut namun cepat dipotong oleh Rose.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

patheticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang