Author's P.O.V.
"Claire!! Wake up, get to bathe!!",
Oh, that sounds annoying.
Suara yang amat dikenal gadis berambut brunette itu baru saja mengusik tidur nyenyaknya. Membuat ia kembali menarik selimut tebalnya sampai-sampai menutupi kepalanya. Ia berpikir ingin melanjutkan tidurnya dan melupakan apa yang akan ia lakukan hari ini.
*krek*
Bunyi gagang pintu berdecit diikuti gerakan pintu coklat kamarnya berhasil membuat gadis itu membuka kedua kelopak matanya dengan cepat.
"Ya, aku sudah bangun dan aku akan segera turun ke bawah.", ucap gadis itu dengan malas. Tidak lupa ia memberi dengusan di akhir kalimatnya tersebut.
"Harry sudah menunggumu di bawah.",
Seorang perempuan paruh baya muncul di balik pintu kamar Claire, kemudian ia menghampiri gadis yang bernama lengkap Claire Murdock itu.
"Hey, i know it's hard for you. But trust me, everyrhing will be amazing tomorrow.",
"Kenapa mom tidak ikut denganku? Dad is gone.", ucap Claire dengan mata beriris sapphire blue indahnya yang kini berkaca-kaca.
"Mom akan baik-baik saja di sini bersama kakakmu. Lagi pula tabungan mendiang dad akan cukup, ditambah uang yang setiap bulan Zack berikan kepada mom.", ucap perempuan yang berwajah mirip dengan Claire.
"And i'll find the doer.", tambahnya lagi sambil memberikan senyuman tulus kepada anak perempuan di hadapannya itu.
Claire pun memeluk perempuan yang ia panggil 'mom' itu dengan erat, seakan ia tidak akan pergi untuk meninggalkan perempuan di hadapannya itu.
"Don't cry, Claire. I won't see the moonlight dulling out.", ucap mom Claire sembari menghapus air mata yang mengalir di wajah anaknya yang cantik itu.
*****
Satu per satu rintik air mengalir tanpa irama di jendela mobil. Claire mengamati kubus demi kubus berpintu dan berjendela menjauh dari pandangannya diikuti kecepatan laju mobil yang ia tumpangi.
Dalam dirinya sambil berpikir bagaimana ia akan tinggal jauh dari seseorang yang amat ia sayangi. Jauh dilubuknya ia menyayangkan atas ucapan cerobohnya yang ia nyatakan terhadap bibinya demi mengejar sebuah gelar akademik.
Dalam pikirannya ia mengutuk habis-habisan dirinya. Bagaimana bisa ia tinggal jauh di tempat yang nyaman daripada seorang perempuan yang tinggal di rumah mendiang suaminya seorang diri.
It hurts.
"hufff..", dengus Claire, kemudian ia mengecek arloji berwarna coklat yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
Menunjukkan pukul 09.00 pagi. Masih ada waktu dua jam tersisa sebelum jam keberangkatannya.
"Zack, aku ingin membeli sesuatu di toko swalayan. Bisa kau berhenti sebentar?", ucap Claire kepada seorang pria di depannya yang duduk di bangku kemudi.
"Sure.", jawab pria yang berwajah sedikit mirip dengan Claire.
"Kau ingin membeli apa, Clary?", tanya seorang lelaki yang duduk di samping pria yang diketahui kakaknya Claire.
"I don't have any idea, Haz."
"May i in?", tanya lelaki itu, lagi.
"Ck, mau apa kau, Harry?", tanya Claire dengan nada sedikit sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil
Fanfiction"You are a devil!," "No, Claire. Listen to me," "Don't you dare call my name!," "I'm not gonna hurt you, trust me,"