Banyak cara seseorang melampiaskan marahnya. Dan beginilah marahnya Haechan.
.
.
.
Haechan berulang kali menghubungi nomor Mark, tapi lagi-lagi hanya suara sang operator yang di dengarnya. Haechan butuh Mark segera menjawab panggilannya, karena jika tidak Haechan akan benar-benar gila.
Pemuda manis itu bergerak gusar di tempat duduknya. Kakinya tersentak berkali-kali. Tanpa sadar ia menggigit bibir dalamnya hingga sedikit terkoyak. Haechan meringis, tapi kegundahannya lebih besar dari itu.
"Chan-ah, tenanglah. Mark hyung pasti punya alasan. Tidak mungkin dia punya affair dengan Jungwoo hyung."
Renjun, pemuda china dengan potongan rambut yang mirip Taeyong beberapa saat lalu, mencoba menenangkannya. Tidak berhasil.
Renjun melirik Jaemin yang duduk di sebelah kiri Haechan, meminta bantuan si sahabat.
"Benar yang dikatakan Renjun, lupakan masalah itu dulu. Sebentar lagi kita akan perform, Chan." Jaemin akhirnya bergeser semakin dekat dengan Haechan.
"Tapi ini sudah keterlaluan, Na." Jawab Haechan lirih.
"Semua akan baik-baik saja. Kamu hanya harus bersabar dan percaya pada Mark hyung." Balas Renjun yang diiyakan Jaemin.
Tapi Haechan belum bisa tenang, hatinya masih terasa sakit. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan. Kembali ditekannya nomor Mark. Masih tidak dijawab.
"Guy's, 3 menit lagi giliran kita. Ayo siap-siap." Jeno masuk ke ruang tunggu dan mengajak teman-temannya segera ke backs.
Haechan menghela nafasnya yabg terasa sangat berat. Tidak ada yang bisa dilakukannya sekarang. Bagaimanapun dia tidak boleh mengecewakan fans yang telah datang mendukung Comeback Dreamies.
Haechan dan member Dream melakukan bagian mereka dengan lancar. Meski sempat mengulang dua kali take, tapi semuanya berakhir dwngan baik. Sepanjang penampilan, Jaemin dan Renjun terus mengkhawatirkan Haechan.
Namun Haechan memang luar biasa. Seolah ekspresi terluka yang terpancar di wajahnya saat di ruang tunggu tadi menghilang begitu saja. Tergantikan dengan wajah riang, jenaka, dan tingkah menggemaskan.
Meskipun begitu, baik Jaemin maupun Renjun sudah sangat mengenali Haechan. Topeng yang dikenakan sahabat manis mereka itu benar-benar sangat sempurna sehingga tidak ada yang menyadari kesedihan yang terpendam dalam mata terdalamnya.
.
.
.
Mark baru saja menghidupkan ponselnya kembali. Lelaki itu terkejut mendapatkan puluhan misscall dari kekasihnya. Iya, Haechan dan Mark berpacaran. Tidak banyak yang tau hubungan mereka, hanya sebagian member 127 termasuk Renjun dan Jaemin.
"Kenapa Haechan menelepon sebanyak itu?"
Mark terkejut dengan Jungwoo yang tiba-tiba berbicara dari samping tubuhnya. Wajah Jungwoo sangat dekat dengannya. Bahkan hembusan nafas Jungwoo sempat menerpa kulit lehernya.
"Ah, tidak apa-apa hyung. Mungkin dia hanya ingin diberi semangat, kau tau kan Dreamies sedang comeback." Jawab Mark seadanya.
"Oh begitu." Mark mengangguk dan sedikit menjauhkan dirinya dari Jungwoo.
Entah kenapa Mark merasa sedikit tidak nyaman ketika ia berdekatan dengan Jungwoo. Ada perasaan asing yang mencoba mengusiknya.
Mark berniat membalas telfon Haechan, tapi kemudian membatalkannya. Dia pikir pastilah saat ini Dreamies sedang tampil. Ia bisa menghubungi Haechan nanti saja. Mark tidak terpikirkan untuk meninggalkan sebuah pesan bagi Haechan. Mark selalu menggampangkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angry Haechan
FanfictionMark mungkin menganggap semua itu hanya bercanda, hanya bentuk profesionalisme dia. Tapi Haechan tidak berpikir begitu, karena dsri semuanya, Haechan yang selalu terluka. Mark-Haechan Mark-Jungwoo Drama Hurt