Prolog

7 4 0
                                    

'Tepat jam 12 malam, Aku memasuki sebuah ruangan. Cukup gelap, karena Aku belum menghidupkan lampunya. Walaupun gelap Aku menyukainya, rasanya nyaman saja. Jika kalian bertanya apakah Aku sering ke sini, hmm ya cukup sering. Sebenarnya Aku malas kesini, tapi Aku dipaksa oleh beberapa orang. Menyebalkan! Satu kata untuk mereka semua.'
•••
'Muakkah kamu, jika dipaksa ke tempat yang tidak kamu sukai? Muak bukan. Tidak Aku tidak marah, Aku hanya muak kepada mereka yang mengatur, karena Aku tidak suka diatur tetapi Aku lebih suka mengatur, karena itu menyenangkan.'
•••
'Aku sering mengajak beberapa orang kesini, lebih tepatnya memaksa karena aku ingin bermain dengan sesuatu. Mereka selalu mengatakan 'apakah Kau tidak muak ha?' Tentu saja Aku mengatakan tidak.'
•••
'Hei! Come on, kenapa harus ada tukang maksa disini! Malas tau gak disuruh...ck dipaksa maksudku, ngelakuin hal yang kalian nggak sukai. Nggak kan?! Itu yang kurasakan sekarang!'
•••
'Sebenarnya Aku suka berada disini. Aku bisa melakukan apapun yang kuinginkan tanpa perantara orang lain, tapi tidak setiap hari juga. Oh ayolah aku tidak muak, tetapi hanya lelah. Kau pikir hal ini tidak perlu tenaga?'
•••

"Hai, selamat pagi!"

"Hm." Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Sepertinya 'Dia'  malas berbicara, bahkan ia tampak enggan untuk membalas ucapan temannya itu, teman? Mungkin hanya temannya itu yang beranggapan seperti itu, tidak tahu dengannya.

"Kau mau kemana?" Tanya gadis yang dari tadi mengikutinya itu.

"Aku ingin ke gudang." Balasnya datar, temannya itu hanya bisa menghela napas lelah, ia tahu walaupun temannya itu dingin dia tetap peduli terhadap sekitarnya, ia tahu ada kelembutan yang tersembunyi di mata tajam itu.

"Yasudah, aku akan mengatakan kepada guru bahwa kau sedang tidak enak badan," kata teman gadis itu.

"Hm." Lihatlah dia, bahkan saat temannya ingin menolongnya ia hanya membalas dengan kata 'hm'.

Lalu mereka berjalan berlawanan arah, belum jauh mereka berpisah gadis itu memanggil temannya.

"Hei! Terima kasih karena telah membantuku." Teriak gadis itu sambil tersenyum tipis.

"Ya! Tentu saja, aku akan selalu membantumu." Balas teman gadis itu sambil teriak juga dan jangan lupa dengan senyum merekahnya. Lalu mereka melanjutkan jalan ke arah masing-masing.

•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang