confession

255 28 0
                                    

Hai. hehehe
Aku tahu saat ini kamu sudah bahagia dengannya. Dan aku turut bahagia, setidaknya aku mencoba untuk begitu.

Tapi bisakah aku menyampaikan rasaku?
setidaknya, disini.
'disini', ditempat aku merasa aman dan bebas.
ditempat aku bisa menjadi 'diriku' yg tenyata masih tertaut padamu.
disini.
Di 'dunia ku' yang mungkin tidak akan kamu temukan.

Hei
aku menyesal.
sungguh.
Rasa itu memenuhi ku, menghantui sampai pikiran ku pun mengikutinya.
Aku bisa menjamin setidaknya jika 7 dalam seminggu, 5 dari itu kamu ada di dalamnya.

Aku Menyesal,
menyesali apa yg dulu kuberikan padamu.

kau memberiku perhatian,
aku memberimu sikap acuh.
kau memberiku percaya,
aku memberimu ragu ku.
kau memberiku hati mu,
aku memberimu dingin ku.
kau memberiku Dunia mu,
aku sibuk mencari Dunia ku.

Maaf.

Aku acuh, karena saat itu aku berfikir untuk melindungi hatiku agar tidak mengalami kesakitan yang sama dengan sebelumnya. Melindungi hatiku tanpa memikirkan bagaimana dengan hatimu.

Aku ragu, benarkah rasamu padaku? Nyata kah? Aku meragu, selalu. Karena aku tidak bisa mendengarkan isi hatimu. Nyatanya, kamu selalu ada tapi ragu ku membuatku tidak bisa melihat itu.

Dingin ku, karena ku pikir tak selamanya hatimu untuk ku. tapi nyatanya, sekali lagi itu hanya pikir ku.

Aku sibuk dengan dunia ku, karena aku takut masuk kedalam duniamu dan bergantung padamu. Aku takut jika besok dunia yang kau buat untuk ku runtuh dan aku tidak punya dunia lain untuk pergi.

Maaf.

Nyatanya,
Perhatian mu, semua kau curahkan untuk ku.
Percaya mu, kau beri seluruhnya pada ku.
Hati mu, kau genggamkan seutuhnya pada ku.
Dunia mu, kau jadikan aku sebagai pusatnya.

Dan aku tidak melihat itu semua karena sibuk meragu. Meragukan rasa yang yang kupunya padamu. Terlalu sibuk meragukan diriku sendiri. apakah aku sepantas itu untuk menerima semuanya?

tidak dihargai,
tidak diinginkan,
tidak dicintai,
semua itu akhirnya menjadi 'penyakit' yang tumbuh dalam dirimu. Tapi aku tetap sibuk dengan hatiku sendiri.

Sampai akhirnya, kamu memilih pergi.
ah lebih tepatnya aku kan yang mendorong mu untuk pergi?
ya, ku akui itu.

Aku menyesal
dan ini adalah pengakuan ku.

Kenapa baru sekarang?
Karena aku melihatmu berbahagia lebih dulu.
hahaha, betapa memalukannya aku. tapi inilah kenyataannya. kenyataan yang harus ku telan bulat-bulat tanpa mengeluh.

Kamu bahagia.
dan itu sangat terlihat.
tapi aku tidak berani melihat itu.
aku takut merusak bahagia mu, konyol. tapi pikiranku memang setidak sehat itu.
Aku kesakitan dan aku tidak ingin kembali menyakitimu.

Maka dari itu aku mencoba untuk menghilang dari jarak pandangmu.
Mencoba menghilangkan mu dari jarak pandangku. untuk melindungi bahagia mu.

jadi,
mari tetap seperti ini sampai aku sanggup menjabat tanganmu sambil tersenyum tulus. tapi jangan memberiku tenggat waktu, mengertilah.
biarkan takdir yang mempertemukan kita di masa depan dengan aku yang sudah sembuh dari mu.

biarkan saja aku dan rasaku.
karena ini hanyalah pengakuan ku, tidak perlu membahasnya apa lagi membalasnya.

sekali lagi, aku menyesal.
dan
berbahagia lah.

-dari ku, untuk mu September ku.

confessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang