3.

27 2 1
                                    

"Ayo, kita cari kelas nya si cogan itu!!" Ucap Caca dengan semangat nyaa.

"Seriusan mau sekarang?" Tanya Reina seraya memegang perutnya yang mulai membuncit. Ia kekenyangan, dan itu gak nyaman buatnya.

"Iya lah, kapan lagi?" Caca terkekeh, ia berdiri dan menarik tangan Gabrina dengan semangat.

Perempuan itu memanyunkan bibirnya, "Bentar deh, biar makanannya turun dulu.." Ucap Reina seraya memainkan ponselnya. Caca merengut, lalu kembali duduk dan melepaskan tarikannya.

Gini nih, yang buat Caca sedikit sebal dengan Reina. Reina suka sekali menunda-nunda segala hal, terlebih tugas. Bahkan sama sekali tak pernah dikerjakan.

"Udah?" Tanya Caca pada Reina yang masih memainkan ponselnya.

Reina mendongak, "Belom."

Caca mendengus, "Ih, ayo!" Ujar Caca seraya menarik tangan Reina, memaksanya untuk bangun.

Melihat Caca yang mendorong Reina membuat Gabrina dan Ara terkekeh, mereka berdua mulai berdiri dan menunggu Caca berhasil memaksa Reina.

"Yaudah iya, lepas." Ucap Reina seraya berusaha melepaskan pegangan tangan Caca, ia berdiri dan berjalan duluan. Diikuti dengan Gabrina, Ara dan juga Caca.

Caca mendengus sekali lagi.

***

Mereka berjalan menyusuri lantai yang berisi kelas 11 IPS dan IPA, ketika ingin melewati kelas 11 IPS 2 tiba-tiba Caca berhenti.

"Nah, itu loh cogannya. Gila, mirip Seta banget! " Ucap Caca dengan semangat sambil telunjuknya mengarah ke anak laki-laki yang sedang memakan bekalnya. Gabrina, Ara, dan Reina saling pandang satu sama lain.

"Nio kan itu?" Tanya Gabrina seraya menaikkan salah satu alisnya.

"Jadi yang maksud cogan nya itu Nio?" Tanya Reina sambil memandang heran Caca yang terlihat sangat semangat itu.

"Nio? Oh, nama dia Nio. Bagus juga namanya. Ganteng kan Gab?" Tanya Caca sambil memandang kagum ke arah Nio.

"Kayak gitu, lu bilang.. ganteng?" Reina mendengus, ia menjitak kepala Caca.

"Kok lu yang jawab?! Kan gue nanya Gabrina." Caca mengelus bekas jitakan Reina, itu sakit, banget.

"Masih mending gue jawab, Gabrina juga paling bilang jelek." Ucap Reina sengit.

"Ganteng kan ya? Gak jelek kan?" Ucap Caca seraya menatap penuh harap ke Gabrina.

"Iya lumayan lah." Jawab Gabrina dengan santai.

"Tuh kan! Gue bilang apa!"

"Lumayan, SAYANG." Reina menampar pelan pipi Caca secara berulang kali, mengatakan kalimat sayang dengan sedikit keras. "Bukan, ganteng BANGET!" Lanjut Reina.

Ara mendengus, "Gelut terus, sampe kalian bosen!!"

'TENG TENG TENG' Suara bel masuk mulai terdengar.

"Udah bel, sana balik kelas lu!" Reina menjauhkan tubuh Caca dari teman-temannya.

"Punya masalah apa sih lu sama gue?" Tanya Caca kesal.

"Aku sayang kamu.." Reina mendorong Caca seraya bertingkah sok imutnya.

"Jijik."

"Udah anjir, sana balik kelas Ca. " Ucap Gabrina seraya menatap gemas arah Caca dan Reina.

Caca mengangguk patuh, lalu berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya.

"Oke, bye!" Ucap Caca.

"Disuruh Gabrina aja nurut." Reina mendengus dan memasuki kelas diikuti dengan Ara dan Gabrina.

Mereka mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran kembali sampai bel pulang sekolah berbunyi.

***

Setelah bel berbunyi, tanpa basa-basi lagi seluruh siswa di kelas berhamburan keluar untuk pulang.

"Gab, balik sama siapa?" Tanya Ara sambil menghadap Gabrina yg masih merapikan bukunya.

"Balik sendiri lah mau sama siapa lagi coba, sama mantan gitu? Yakali ah." Jawab Gabrina dengan santainya.

Ara mendengus, "Yailah Gab, masih aja bawa-bawa mantan. Belajar move on kali Gab, cowok banyak ga cuman dia." Ucap Ara dengan gemas karna Gabrina selalu saja menyebut kata 'mantan' ketika di tanya pulang dengan siapa.

"Iya, Ara ku sayang. Jadi, kenapa lu nanya gue balik sama siapa, lu mau nebeng?" Tanya Gabrina sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Iya Gab, hehe." Ucap Ara sambil cengengesan.

"Dasar ya si Ara. Tinggal bilang mau nebeng aja susah amat pake nanya-nanya Gabri pulang sama siapa" ucap Reina dengan gemasnya sambil memandang Ara.

"Ya kan sapa tau gitu si Gabri pulang bareng Caca kayak kemarin itu, makanya tadi itu gue tanya." Ucap Ara

"Iya iya udah ya, Raa. Buru balik, gue capek banget ini." Ucap Gabrina kepada Ara seraya menarik tangan Ara.

"Gue duluan." Ara melambaikan tangannya dan dibalas anggukan oleh Reina dan Dara.

Lalu, tanpa berbicara, mereka berdua melangkah menuju parkiran.
Setibanya di parkiran, Ara menepuk jidatnya, Gabrina menoleh, "Kenapa?"

Ara memejamkan matanya sejenak, "JAKET GUE!!" Pekiknya seraya menatap Gabrina melas. Gabrina menatap Ara heran, "Apaan?"

"Gue ambil jaket bentar, lu keluarin motor aja ke gerbang. Nanti gue nyusul." Ara menepuk pundak Gabrina dan dengan cepat berlari ke arah kelasnya.

Gabrina mendengus, matanya mulai mencari dimana motornya, melangkah dan mulai mengendarai motornya menuju gerbang. Menunggu Ara disana.

Beberapa menit berlalu, Gabrina terus menoleh menatap ke arah belakangnya, kali saja Ara sudah berjalan menghampirinya dengan menggunakan jaketnya itu.

"Duh, si Ara kemana dulu sih? Lama banget sih cuma ngambil jaket doang kok." Gerutu Gabrina yang sudah lelah dan kepanasan menunggu Ara kembali dari kelas.

Gabrina mendengus, ia mulai mengeluarkan ponselnya dari sakunya, mulai mengirim Ara dengan banyak pesan dan panggilan.
Saking sibuknya bahkan ia tak menyadari, bahwa ada anak laki-laki yang berdiri di sebelah motor Gabrina. "Lu temen sekelas gue kan?" Tanya lelaki itu kepada Gabrina.

Gabrina mendongak, dan menoleh ke arah lelaki itu, "Iya, Nio kan anak baru itu?" Tanya Gabrina sambil memandang orang di sebelahnya itu. Ya, laki-laki yang bertanya kepadanya itu Nio orang yang dikatakan ganteng oleh Caca dari kemarin itu.

"Nama lu siapa? Kita belum kenalan, masa lu tau nama gue tapi gue gatau nama lu." Tanya Nio sambil tersenyum ramah ke arah Gabrina.

"Nama gue Gabrina Shakilla. Panggil aja Gabrina." Jawab Gabrina dengan senyuman.

"GABBBBB!!!" Pekik Ara seraya berlari menghampiri Gabrina dan Nio.

"Hai, Nio!" Sapa Ara sambil tersenyum ke arah Nio yang di balas senyuman ramah oleh Nio. "Ayo pulang, udah nih!" Lanjut Ara sembari mengibaskan jaketnya.

"Yaudah yuk!" Ucap Gabrina.

"Kita balik duluan ya, Nio." Ucap Ara kepada Nio yang hanya di balas dengan acungan jempol.

***
"Makasih yaa Gabri cantik, udah nganterin Ara yang imut iniii." Ucap Ara dengan gaya sok imut nya.

"Geli." Gabrina terkekeh, berbeda dengan Ara yang cemberut. "Iya sama-sama, gue langsung balik ya Raa. Salam buat tante sama om ya. Bye!" Ucap Gabrina dengan senyum ramahnya dan melambaikan tangannya.

Ara menggangguk, ia juga melambaikan tangan. Gabrina mulai meninggalkan perkarangan rumah Ara, "Bye Gabri hati-hati di jalan yaaa!!!" Pekik Ara saat Gabrina mulai menjauh dari rumahnya.

Saat melihat Gabrina yang sudah jauh dari rumahnya, Ara mulai masuk ke dalam rumahnya dan menutup pagar rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang