"You did well!" kata Dong Wok hyung sambil menepuk pundakku setelah aku selesai dengan scene terakhirku untuk drama ini.
Aku hanya bisa tersenyum semu sebelum lanjut mendesah ketika Dong Wok hyung memalingkan wajahnya dariku.
Akhirnya selesai juga. Itu adalah hal pertama yang ada di pikiranku. Sudah dari 3 bulan yang lalu aku menjalani syuting untuk serial drama ini dan selama 3 bulan ini hatiku selalu buncah. Terlalu banyak yang aku rasakan, dan yang paling utama dari semua rasa itu adalah tekanan. Lee Dong Wok sunbaenim telah membukakan jalanku disini, dan aku sama sekali tidak ingin mengecewakannya. Dia adalah sosok yang sudah banyak membantuku, dari zaman ProduceX101 sampai detik ini. Detik dimana aku memulai karirku di dunia hiburan, bukan sebagai idol seperti yang aku inginkan tapi sebagai, aktor.
4 bulan yang lalu
"Halo? Minkyu ah?" suara Lee Dong Wok sunbaenin terdengar tegas. Kulihat jam dinding menunjukan pukul 23:35. Lee Dong Wok sunbaenim meneleponku cukup larut. Untung saja aku masih berkutat dengan buku-buku persiapan ujian masuk universitas, kalau tidak pasti aku tidak bisa menerima telepon dari daepyonim.
"Daepyonim? Apa kabar? Lama tidak berjumpa." Iya, sudah lebih dari setengah tahun produce selesai. Dan selama setengah tahun itu tidak banyak yang aku lakukan selain belajar dan melakukan beberapa pekerjaan sebagai trainee. Memperbarui kanal sosial, syuting iklan dan juga temu penggemar. Sesekali, seperti saat ini aku pulang ke Uslan untuk mengunjungi orang tuaku.
"Sudah kubilang, panggil aku hyung. Aku sudah bukan daepyonimmu lagi." katanya sembari tertawa. "Aku baik. Kau sehat dongsaeng?"
"Aku baik, hyung. Ada yang bisa kubantu?" tanyaku. Aku yakin daepyonim tidak akan meneleponku selarut ini kalau tidak ada masalah.
"Begini, sekarang aku sedang berada di Ulsan untuk pembahasan tentang drama baru. Ada sesuatu yang ingin aku tawarkan. Apakah kita bisa bertemu?"
"Tentu saja, hyung. Aku kira ada apa. Ingin bertemu kapan?"
"Bagaimana kalau besok pagi? Kau ada waktu? Pukul 10? Nanti akan aku kirim seseorang untuk menjemputmu."
"Baik, hyung." jawabku. Sekarang di otakku dipenuhi banyak pertanyaan, namun sekarang aku hanya bisa mengiyakan.
"Okay. Sampai bertemu besok. Selamat malam." kata daepyo- maksudku Dong Wok hyung sebelum beliau menutup telepon. Aku sangat penasaran kenapa Dong Wok hyung mencariku.
---
Tepat pukul 10 pagi aku sampai di daerah perkantoran yang cukup padat di Ulsan. Ketika aku masuk di satu ruangan, ada beberapa ahjussi yang duduk disebelah Lee Dong Wok dan aku juga melihat,
"Kim Byeong-son nim? Ada apa?" seumur karirku yang memang belum panjang di Jellyfish, ini baru kali kedua aku bertemu dengan VP perusahaan perwakilanku ini. Beliau hanya menjawab dengan senyum dan menyuruhku duduk. Aku menyapa semua orang yang ada di ruangan sebelum menempatkan diri disebelah VPku. Ada 2 ahjussi yang aku tidak tahu, Lee Dong Wok sunbaenim, VP ku, dan dua wanita dengan baju kasual yang berdiri di pojok ruangan.
"Okay, kita bisa mulai." Kata salah seorang ahjussi yang ada di depanku.
"Minkyu-na, apa kabar?" Daepyonimku bertanya sambil tersenyum.
"Baik, daep-eh Dong Wok hyung."
"Hahahaha. Oh sini aku kenalkan disebelahku adalah, Park Jae Wook, produse NTV dan disebelahnya adalah Im Hyun Bin, sutradara untuk dramaku kali ini."
"Annyeong-haseyo. Kim Minkyu imnida." aku memperkenalkan diri, berusaha untuk sopan.
"Yah, kita sudah mendengar banyak tentangmu dari Dong Wok ssi. Langsung saja" kata Hyun Bin nim yang wajahnya terlihat berantakan dan cukup menakutkan, "kau mau jadi aktor?"
"APA?!" Sontak aku meninggikan nada suaraku. Kepalaku mengitari seluruh ruangan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
VP ku, yang aku hormati, hanya sibuk tersenyum dan... sepertinya senyum adalah mode default di ruangan ini karena semua orang memberikanku senyum yang sama.
"Maaf, apakah bisa dijelaskan sekali lagi?" tanyaku dengan terbata.
"Minkyu-na kamu dapat tawaran untuk main di drama barunya Dong Wok nim. Minggu lalu tim drama memberikan offer ini ke purusahaan. Menurutku ini kesempatan yang bagus untukmu. Kamu bisa mengasah kemampuanmu di bidang lain." jelas VP ku.
"Maaf sebelumnya. Tapi, aku ingin menjadi idol. Jika aku mengambil pekerjaan ini dan juga berkuliah di saat yang bersamaan, apakah mungkin aku punya waktu berlatih?" tanyaku polos. Impianku adalah menjadi idol dan bukan menjadi aktor. Dan aku yakin semua orang tahu akan hal itu.
"Tentu saja aku paham tentang itu, Minkyu." Dong Wok hyuk merangakulku, "aku menawarkan kesempatan ini bukan untuk membuatmu menyerah menjadi idol. Aku hanya ingin memberikanmu ladang keterampilan yang baru. Yang hyung yakin bisa kamu manfaatkan untuk menjadi idol nantinya."
"Kami tidak memintamu untuk menjawabnya sekarang. Kamu bisa pikirkan dulu." kata Hyun Bin nim.
"Iya tentu saja. Kau pikirkan dulu. Tim kami akan berada di sini sekitar satu minggu untuk menentukan lokasi syuting. Mungkin sebelum kami kembali ke Seoul kau sudah bisa memberi jawaban." tambah sang Produser yang duduk di sebelahnya.
---
Sudah satu jam lebih aku terduduk di kamarku. Dong Wok hyung dan orang-orang TV itu mengantarku sampai rumah. Sebelum pergi mereka mengatakan bahwa aku selalu punya pilihan dan tak ada paksaan untuk hal apa pun. Tapi...
Aku akhirnya memutuskan untuk mengambil teleponku.
"Minkyu-ah ada apa?" tanya suara di sebarang sana.
"Jinhyuk hyung. Aku sedang galau." ucapku sambil mendesah.
"Galau kenapa? Karena Hyeong Jung semakin dekat dengan Yohan?" ejeknya pelan setengah tertawa.
"Hyung..." aku memutarkan mata sambil menjawab, aku yakin Jinhyuk tidak bisa melihatnya tapi aku tahu dia bisa merasakan kekesalanku.
"Hahaha, maaf, maaf. Kau kenapa?" tanyanya dengan nada yang berganti lebih lembut dan serius.
"Hyung..." aku menceritakan apa yang terjadi kepadaku. Dari telepon tengah malan daepyonim sampai tawaran main drama. Aku mendengar respon hyung pelan disela-sela kalimatku. Aku bisa merasakan empati yang Jinhyuk hyung berikan kepadaku. Jinhyuk hyung memang orang yang paling tepat untuk dijadikan tempat curhat.
"Minkyu-ah, kau tahu. Di dunia ini ada yang tidak bisa kita dapatkan walaupun sudah bekerja keras dan ada juga yang diberikan pada kita secara cuma-cuma. Kau sekarang mendapatkan apa yang tidak kau harapkan, tapi bukan berarti itu sesuatu yang tidak ada gunanya. Kau ingat dulu aku pernah bilang bahwa salah satu yang kurang darimu adalah... relaksasi. Ekspresi dan gerak-isyaratmu sering terlalu kaku. Itulah yang membuat tarianmu terlihat janggal. Menurutku sih, ini menurutku ya, berlatih peran mungkin bisa mengatasi permasalahmu yang satu itu." terang sunbaenim tampanku.
Kata-katanya memang ada benarnya. Masih banyak yang harus aku pelajari untuk menjadi idol dan mungkin ini bisa menjadi salah satu tempat aku berlatih. Aku menutup telepon panjangku dengan Jinhyuk hyung dengan satu keputusan. Aku akan menjadi aktor.
***
YOU ARE READING
The Idol and The Actor
RomanceAU Minglem dimana Kim Minkyu memulai karir baru sebagai aktor dan Song Hyeoungjun meniti karirnya menjadi idola nomor satu bersama X1 Walaupun mereka dipisahkan sebelumnya tapi mereka dipertemukan kembali dengan cara yang tidak jauh berbeda. Discla...