Lihat,
Senyumku selalu merekah bertemu kamu.
Tanggung jawab,
Rahangku kaku akibat tingkahmu.
Lihat,
Sebegitu bahagianya aku karena kamu.Cukup dengan hadirmu,
Cukup dengan tawamu,
Duniaku bermakna.
Kau tau?Bahkan,
Bagaimana rasamu padaku tak lagi menjadi suatu keharusan.
Yang penting,
Aku bahagia.
Sesederhana hadirmu dihidupku,
Semudah bagaimana kamu mengambil alih duniaku.Lihat,
Lagi-lagi aku tertawa sumringah.
Karena siapa?
Kamu.Ayo, tanggung jawab.
Caranya?
Cukup tetap berbahagia. Menjalani hari dengan senyummu,
Karna itu adalah alasanku tetap disini.Mudah bukan?
Iya.
Cintaku seikhlas itu,
Tak menyulitkanmu kan?Tentu.
Karena tak ada cinta yang membawa kemurungan.
Selayaknya kamu, disisiku.
YOU ARE READING
BulanMerah-ku
PoetryAku bukanlah bintang, Yang meski bentuknya hanya setitik, Kilaunya terasa berharga setiap detik. Aku pun bukan langit malam, Yang selalu menjadi pelengkap, Serta penyempurna bintang dan indahnya. Aku, Aku Bulan. Bulan Merah yang kadang dilupakan, Me...