fever.

1K 145 7
                                    

"Sial." Chanyeol mengumpat dengan tangan yang bergerak beringas di sebuah laci, mengobrak-abrik isinya satu persatu. Hampir semua barang di dalam laci tersebut ia lempar kemana-mana. Dan setelah laci tersebut hampir kosong, Chanyeol menghela nafasnya kasar.

Tak menyerah, Chanyeol beranjak dari tempatnya menuju ranjang king size yang masih satu ruangan dengan laci sebelumnya, di kamar miliknya bersama Kyungsoo dan Jongin. Ia melemparkan bantal dan guling ke sembarang arah, kemudian menyingkap kasar selimut yang tertata rapi di atas sprei. Kali ini Chanyeol mengacak rambutnya frustasi, dengan matanya yang masih terfokus ke arah ranjang. Meniliknya benar-benar.

Pada akhirnya, Chanyeol melangkah dengan langkah lebar dan kuat—sampai suara berdebum yang diakibatkan benturan telapak kaki Chanyeol dengan lantai kamar terdengar cukup nyaring—melewati berbagai macam barang yang berserakan di lantai, tidak peduli jika kakinya menginjak sesuatu yang bahkan jika barang yang diinjaknya itu berharga super mahal.

Suara pintu terbuka terdengar sangat keras ketika Chanyeol membuka pintu kamar, mengejutkan Joonmyeon, Baekhyun dan Sehun yang sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi, Jongin yang sedang memainkan ponselnya di ujung ruangan, serta Kyungsoo yang sedang merapikan meja makan.

"Chanyeol? Ada apa?" Joonmyeon bereaksi pertama kali setelah melihat raut wajah Chanyeol yang bercampur aduk—antara marah, berang, dan emosi. Chanyeol menatap satu persatu member dengan tajam selama sepersekian detik sebelum akhirnya mengeluarkan suara. "Siapa yang mendapat piket membersihkan dorm hari ini?"

Semua member kecuali Chanyeol tak bereaksi untuk beberapa saat, sampai akhirnya Sehun mengangkat tangannya, disusul dengan Baekhyun. Diam-diam bergidik ketika tatapan tajam Chanyeol seolah menusuk kedua orang tersebut yang mengangkat tangan dengan gemetar.

"Di antara kalian berdua," Chanyeol menatap Sehun dan Baekhyun secara bergantian. "Siapa yang membereskan kamarku?"

Sehun terdiam, sama sekali tidak bergerak hingga detik-detik kemudian. Karena itu, semua pasang mata menjatuhkan tatapannya ke arah Baekhyun. Baekhyun membuka mulutnya yang entah kenapa bergetar. "A—aku yang membereskan kamarmu, Yeol."

Langkah kaki Chanyeol yang mendekati Baekhyun membuat Baekhyun merasa seluruh persendian tubuhnya melemas, seolah tatapan Chanyeol ke arahnya itu melumpuhkan sistem kerja tubuhnya. Ketika Chanyeol sampai di hadapan Baekhyun dan langkahnya terhenti, saat itu pula Chanyeol membuka mulutnya. "Kau melihat bolpoin berukir berwarna biru tua?"

Seteguk air liur ditelan Baekhyun paksa sebelum Baekhyun menjawabnya. "Ya... Aku menemukannya di kolong kasur saat menyapu lantai."

"Di mana bolpoin itu sekarang?" Satu kalimat pertanyaan dari Chanyeol, sukses membuat Baekhyun membisu di tempat. Baekhyun mengalihkan tatapannya, berusaha untuk tidak menatap balik tatapan Chanyeol yang setajam silet sedang ditujukan kepadanya. Berdetik-detik kemudian tanpa ada jawaban dari Baekhyun dan untuk saat ini bukanlah waktu yang tepat bagi Chanyeol untuk bersabar. Maka dari itu, Baekhyun memejaman matanya secara refleks dan meremas ujung kaos abu-abu yang ia pakai saat Chanyeol berteriak keras, membentaknya. "KATAKAN DI MANA BOLPOIN ITU!"

Beberapa detik Baekhyun menggigit bibir bawahnya keras-keras, dan akhirnya kembali bersuara setelah berhasil mencari keberanian. "Aku... membuangnya..."

Tatapan Baekhyun jatuh pada Chanyeol dan detik itu pula mata Chanyeol membesar. Saat itu juga Baekhyun menyadari bahwa keputusannya membuang bolpoin itu adalah sebuah kesalahan besar. Baekhyun bisa merasakan bagaimana telapak tangannya yang mencengkram ujung kaosnya semakin kuat itu mengeluarkan keringat dingin, dan Baekhyun mencelos ketika Chanyeol kembali membentaknya. "Kau, kau membuangnya?! Segampang itu?! Tidakkah kau terlalu ceroboh, huh? Seharusnya sebelum kau memutuskan untuk membuang barang yang kau temukan saat membersihkan dorm, setidaknya kau bisa menanyakan seluruh member apakah barang itu berguna atau tidak!"

chanbaek; feverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang