Prolog

27 5 5
                                    

"Assalamualaikum, pak Bayu!" Sapaku pada satpam di sekolah.

"Walaikumsalam, neng Mella!" Balasnya sekaligus mempersilahkan aku jalan.

"Jangan lupa makan siang ya!" Ya, itu suara bapakku dari luar gerbang sekolah, dan Mella adalah namaku. Mella Septa Radistia. Jangan tanyakan apa arti namaku! Sebab, aku hanya akan menjawab, "Kata orang tua gua, namanya bagus, jadi yaudah deh gua dinamain itu." Hmm, alasan mereka memang hanya itu. Aku mempunyai satu kakak perempuan, dia sudah menikah dan punya dua anak laki-laki. Aku juga mempunyai ibu yang sudah tua, namun masih cantik. Bapakku saja masih tampan, kan? Oh ya, aku saat ini kelas XII di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta Selatan. Aku mengambil jurusan Multimedia, dan inilah gedung praktikku.

Tak ada siapapun di lorong gedung lantai tiga ini. Sunyi, hanya ada aku dan suara angin yang terdengar jelas bergesekan dengan seragamku. Ya, aku memang selalu datang pertama di kelas. Sudah menjadi kebiasaan, salah satu kebiasaanku adalah menatap langit dengan cahayanya yang belum menusuk. Kemudian, pulang paling sore, dengan pemandangan langit oren yang indah.

"Gila! Elu dari jam berapa udah sampai, Mel?" Aku menoleh ke asal suara, terlihat gadis sebaya yang memakai seragam sama sepertiku, dengan rambut panjangnya yang diurai tanpa poni. Tubuhnya yang tinggi semampai sangat cocok dipadukan dengan rambut seperti itu. Itulah Rania, Rania Veronika. Ia berjalan menghampiriku, berdiri di sampingku.

"Dari jam berapa ya? Enggak tahu, lupa." Balasku dan kembali menatap langit.

"Demen banget sih liatin langit. Datang paling awal pula." Mendengar ocehan Rania, aku tersenyum.

"Elu juga ngapain? Selalu datang setelah gua." Kini aku dan ia tertawa kecil.

"Gua sih berharap bisa yang pertama. Tapi, ternyata elu yang selalu pertama." Ia tertawa kecil seolah ada yang lucu, dan aku mengikutinya.

Aku dan Rania sudah berteman sejak di Sekolah Menengah Pertama. Hingga kini kita masih berteman dan berada di kelas yang sama. Pertemanan yang lama ini tidak selalu mulus adanya. Kita beberapa kali bertengkar, baik hal besar ataupun hal kecil. Tapi, yang paling penting, aku dan dia tak pernah mencintai orang yang sama.

"Dan..." Rania menggantung ucapannya.Membuat hasrat penasaran dan kesal bangkit begitu saja.

"Dan apa?" Tanyaku penuh penekanan.

"Enggak jadi deh." Kutatap dengan sangar. Ia terlihat puas sekali sepertinya.

"Kalo elu enggak mau ngasih tahu, ya enggak usahlah ngomong, Ran!"

"Hahaha, santai aja dong! Masih pagi! Jangan emosi!" Diusapnya punggungku sebagai maksud menyabarkanku.

"Dan dia selalu jadi yang pertama, di hatimu." Rania menunjuk dengan dagunya. Kuikuti arahnya, Dirga! Dirgantara Hardianto, laki-laki bertubuh tinggi dan tegap, laki-laki yang aku sukai senyumannya, laki-laki pendiam dengan pesona tersimpannya, laki-laki yang sulit aku raih hatinya.

"Eh gua ke dalam ya, dadah!" Rania beranjak meninggalkanku sendirian dengan jantung yang berdegup kencang.

"Elu selalu jadi yang pertama." Ucap Dirga begitu sampai di depan kelas, dengan senyumnya yang menghias, membuatku seakan terkulai lemas.

Kamu juga, selalu jadi yang pertama. Dulu, sekarang, dan nanti. Sebagai seseorang yang kucinta sendiri. Tertanam dalam di lubuk hati. Kuberharap aku kuat menyimpannya hingga nanti.

"Woy, Mella!" Lamunanku pecah karena suara penggagu. Hah, kini tak lagi sunyi. Sebab, Romi Prasetya, laki-laki menyebalkan namun baik hati, si pemecah suasana, sudah datang.

"Permisi!" Ucapku pelan pada Dirga yang berada di ambang pintu. Aku berniat menghindari Romi dengan masuk ke dalam kelas.

"Huft..." aku terduduk lemas, kuhembuskan napas yang sedari tadi menyangkut di kerongkongan. Menghalangi jalannya napas sumber kehidupan. Ah, aku selalu seperti ini jika di dekatnya. Dasar aku! Lemah sekali!

"Gua panggil, malah kabur!" Romi menjitak kepalaku sambil berlalu menuju tempat duduknya. Aku bisa merasakan kesombongannya, ia bahkan tidak meminta maaf atas apa yang ia lakukan. Membuatku meringis sambil mengusap-usap bekas jitakannya di kepalaku.

....

.
.
Haloo.. selamat membaca dan mengenal mereka. Dimohon kritik dan sarannya.. jangan lupa beri bintang dan komentar😊
Akan segera muncul bagian 1 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja dan SoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang