Bersyukur

49 3 0
                                    

Sering kali kita mengira damai bisa kita kejar dan raih. Usaha keras kita kerahkan untuk meraih kedamaian hati. Mengejar sesuatu yang berada di luar diri seperti harta, takhta, pengakuan, ketenaran, dan sebagainya kerap kali mendera kita agar mencapai tingkat kedamaian yang sifatnya kamuflase. Kita mengira kalau sudah mencapai yang kita inginkan, hidup kita akan penuh dengan kedamaian. Harta memadai, takhta mencukupi, pengakuan di sana-sini, dan ketenaran menanti itulah dambaan hati yang sering kali memenjarakan kedamaian ini.

Mana yang lebih tepat? Apakah mengejar sesuatu di luar terlebih dahulu untuk meraih kedamaian atau merasa damai terlebih dahulu baru kemudian mudah mendapatkan sesuatu di luar? Rasanya sepanjang sejarah tidak pernah ada orang yang mengejar sesuatu di luar dan setelah meraihnya kemudian mendapat kedamaian hati. Terkadang justru ketika sesuatu di luar sedang berlimpah ruah, hati sering kali meronta-ronta kehausan karena air minum kedamaian lama tidak diteguk.

Hemat saya, damaikan hati terlebih dahulu, urusan harta, takhta, pengakuan, dan ketenaran tidak usah menjadi prioritas hidup. Biarkan semua mengalir dalam bahasa Tuhan melalui pesan kedamaian hati. Tidak semudah diucapkan, butuh latihan dan keberanian meletakkan hal di luar diri untuk menengok sesuatu di dalam berupa kedamaian. Damai akan memberikan rasa cukup, semua yang sudah ada akan terasa nikmat. Pikiran sering merasa serakah karena damai tidak hadir di relung terdalamnya.

Saya sering mendengar seseorang berpesan, kedamaian hati harus menjadi prioritas. Tidak harus menunggu hidup tanpa masalah ketika ingin menciptakan kedamaian. Sampai ujung waktu pun kita tidak mungkin terbebas dari berbagai problematika. Kita hanya butuh bekal kedamaian untuk menjalaninya. Tanpa tendensi, damai menjadi kebutuhan primordial.

Pesan kedamaian, di ujung sana mungkin banyak orang yang lebih menderita daripada kita. Hanya saja mata hati terpenjara sehingga kita merasa sebagai manusia yang paling menderita di alam semesta. Hati yang bersyukur akan melepaskan penjara itu. Akan tetapi, ketahuilah bahwa orang yang paling damai dalam hidup tidak akan menggunakan perbandingan untuk mensyukuri hidup. Tidak membandingkan dengan orang yang menderita ataupun bahagia. Biarkan hati ini belajar untuk menyerap pesan-pesan damai dalam keheningan diri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BersyukurWhere stories live. Discover now