1. love you too 💕

20 9 2
                                    

"Bentar ma, Jane lagi baca novel" teriak Jane dari kamarnya saat mamanya memanggil Jane untuk segera makan siang

"Haruskah mama menyita semua novel2mu? Agar semua yang mama suruh dapat kamu lakukan dengan cepat Jane?" Tegur mama Jane yang tiba2 telah berdiri diambang pintu kamar Jane. Jane segera menutup novelnya, beranjak pergi melewati mamanya dengan wajah cemberut.

Itulah Jane, anak terakhir dari dua bersaudara setelah kakak laki2nya yang bernama"Kafa". Jane selalu merasa ingin dimanja,dimengerti dan dipenuhi semua keinginannya. Jane terlahir dari keluarga berada. Papanya seorang pengusaha sukses dan sangat handal dalam dunia perbisnisan. Sementara mamanya membuka toko butik yang sangat terkenal. Papa Jane sangat memanjakan Jane,dan itu membuat Jane terbiasa hidup dalam kemewahan dan kasih sayang yang berlebihan. Meskipun begitu, Jane tidak pernah memilih2 teman dalam bergaul,dan tidak pernah memandang sebelah mata pada orang2 yang terlahir dari kelas bawahan. Mungkin berkat papanya juga yang katika Jane masih kecil sudah diajarkan bagaimana untuk berkepribadian yang baik.

"

Kamu kenapa susah banget disuruh makan sayang?" Tanya papanya saat mereka semua telah beekumpul dimeja makan
"Iya, padahalkan untuk kesehatanmu juga Jane" sambung Kafa
"Jane bukannya malas makan pa, Jane cuma belum lapar" jawab Jane membela diri

"Belum lapar atau sibuk baca novel?" Goda Kafa tersenyum cerdik pada adiknya.
Jane hanya diam cemberut. Sementara mama papa dan kakaknya tertawa geli.

Usai makan siang, Jane duduk diteras rumahnya. Mungkin ia sedang merasa kesepian dengan hari2nya. Jane selalu melalui hari2nya tanpa teman2 disekelilingnya. Jane selalu kesepian.
Bagaiamana tidak? Dari kecil Jane selalu menghabiskan waktunya didalam rumah dan terkadang bermain sendirian dan kadang kala bersama kakak tercintanya. Jane tidak pernah bermain dengan teman2 sebayanya. Hanya disekolah Jane bertemu teman2. Selebihnya ia tak pernah punya teman. Jane bisa dibilang anak rumahan. Kedua orangtuanya terlalu berlebihan menjaganya,hingga orangtuanya tak pernah membiarkan Jane keluar rumah bersama teman2nya. Sebenarnya boleh saja Jane keluar bersama teman2nya, akan tetapi harus dengan orang yang mama dan papa Jane kenal, harus benar2 sudah akrab dengan keluarga Jane.

"Jane" panggil Kafa yg menghampiri adiknya.
Jane hanya menoleh tanpa berkata
"Kamu marah pada kakak?"
"Marah kenapa?" Tanya Jane datar
"Gara2 kakak menertawakanmu dimeja makan tadi"
"Tidak, Jane tidak marah. Bagaimana mungkin Jane bisa marah pada kakak"

"Kenapa tidak mungkin?"
"Jane sayang sama kakak, karena kakak selalu ada buat Jane" Jane tersenyum pada kakak tersayangnya itu, memberi senyum tulus yg ia punya.

Benar, kafa adalah satu2nya teman dirumah yang Jane punya. Bagi jane Kafa adalah seorang kakak sekaligus menjadi seorang teman buat Jane. Kafa selalu ada buat Jane,kapanpun Jane butuh. Meskipun tugas kuliah kafa sangat padat, tapi kakaknya itu selalu menyempatkan diri untuk menemani adiknya.
Kafa adalah orang kedua yang sangat Jane sayangi setelah papanya. Jane sangat suka berbagi ceritanya pada Kafa, selalu menceritakan semua tentang perasaan jane, seperti Jane becerita pada mamanya.

"Kakak akan selalu menemanimu kapanpun itu. Kamu satu2nya adik yg kakak punya Jane" kafa mengusap usap rambut adiknya dengan penuh kasih sayang.

****

Sepulag sekolah, Jane berdiri didepan gerbang sekolah. seperti biasanya, menunggu jemputan mamanya. Tapu entah mengapa siang itu mama jane belum menjemputnya. Tidak biasanya mama Jane tidak menjemput. Lama Jane menunggu, akhirnya Jane pulang berjalan kaki. Menyusuri jalan dibawah terik matahari. Jane merasa lelah dan kepanasan. Jane ingin pulang naik bis, tapi ia takut akan merasa sesak didalam bis yang super padat, Jane punya penyakit asma. Ia takut penyakit asmanya akan kambuh bila ia harus memilih pulang naik bis.
Dengan rasa enggan Jane terus berjalan dengan perutnya yg sudah terasa lapar. Sesekali ia melihat jam tangannya yg ia pakai dilengan kirinya. Jane berharap ada seseorang yg mau menumpanginya.
Karena lelah berjalan,akhirnya Jane berhenti dan duduk dipinggir trotoar, ditengah kota yg ramai berlalu lalang. Jane melekukan kakinya dan menyembunyikan kepalanya diantara dua lututnya. Jane menangis disana . Menangis dengan rasa sesal dal lelahnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gelap TerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang