Prolog

21 1 0
                                    

Mata heterochromia berlensa coklat tua itu memperhatikan layar laptopnya. Pandangannya menatap lurus, namun pikirannya terbang kemana-mana. Bibir merah kehitamannya menghisap puntung rokok yang hampir habis, menghempaskan asapnya ke udara.

Setelah lama memperhatikan layar laptop, dirinya berdiri dan berjalan ke balkon. Angin malam menari dengan rambut coklat tuanya yang diurai. Wanita itu memperhatikan pemandangan dari atas balkon. Seharusnya, pemandangan itu akan membawa ketenangan hati untuk dirinya yang sedang bersedih, namun berbeda dengan hari ini.

Hatinya seolah berkecamuk, tidak ingin selaras dengan pemikirannya.

Tanpa sadar, matanya mengeluarkan air mata. Rasanya dia tidak bisa menahannya lagi. Diapun menghela nafas berat dan meringis, lalu menangis.

"I can't pretend to be like this anymore..."

- - -

Uh, hi? Author's here. Oke, jangan kejut ya bila prolog ini bakal berubah secara tiba2. Thanks for reading and see you on next chapter, darling!

Come Here, RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang