kota jakarta. kota yang terselimuti polusi, kota yang nyatanya cukup kejam, namun kota yang tak dapat dilupa.
seorang gadis awam berambut sebahu kebingungan menatap sekitarnya.
jakarta yang sekarang bukanlah jakarta yang ia tahu. jakarta yang sekarang terasa asing dan tentunya bising.
orang-orang yang berlalu lalang pun kebanyakan menunduk. terfokus pada benda tipis berbentuk persegi panjang di genggaman mereka yang entah apa namanya.
gadis itu memicing. netranya menatap sekitar selayaknya asesor yang sedang menilai.
ia terheran, "benarkah ini kota jakarta?!"
raikha yang buta arah memberanikan diri untuk bertanya pada orang-orang yang berlalu lalang.
"hey, apa kamu tahu dimana letak telepon koin? aku harus— HEY AKU LAGI BERTANYA!!"
pertanyaannya diabaikan.
gadis itu masih mencari seseorang yang sekiranya dapat menjawab pertanyaannya.
ah, itu dia!
"permisi, boleh nanya?" tanya raikha
"oh! silahkan," jawab teruna itu ramah
"apa kamu tau dimana letak telepon koin?"
teruna itu terkekeh kecil, "tunggu, apa? telepon koin? hahahaha"
"hey! aku tidak melucu!"
"tapi di zaman sekarang mana ada telepon koin. lagi pula siapa juga yang mau pake. ada-ada aja kamu,"
"lantas?"
"apa? oh. mau pinjam hpku?" tanya teruna itu sambil merogoh saku celananya
"apa itu hp?"
ia itu terkekeh, "kau ini berasal dari tahun berapa? hahaha"
"entahlah, tiba-tiba saja aku ada di jakarta. yang sejujurnya jauh berbeda dari yang biasanya,"
"tunggu, maksudmu KAU BERASAL DARI MASA LAMPAU!?!??"
raikha membungkam mulut teruna itu dengan kedua tangannya, "jangan berteriak!"
"lwephahwywsin!" pinta sang teruna
kedua tangannya ia lepaskan dan kembali bertumpu pada kursi, "iya. sepertinya." jawab raikha
sang teruna memasang raut wajah seolah ingin tahu lebih.
"apa?" tanya raikha
teruna itu menatap raikha sejenak, "bagaimana bisa?" tanyanya
"entah. aku sendiri pun gak tau. yang kuingat hanya aku sedang tertidur di atas meja di dalam sebuah ruangan yang entah apa itu. dan-" perkataan raikha terputus
gadis itu memegang kepalanya
"ah, kepalaku sakit memikirkannya. tapi yang jelas aku melarikan diri," ujarnya
———
raikha dan sang teruna berjalan berdampingan entah menuju kemana. yang pasti, raikha percaya teruna itu tak macam-macam.
"jadi, kau berasal dari tahun 1990? ketemu dilan gak?" tanya sang teruna
"eh? siapa itu dilan?" raikha balik bertanya
"ohiya kamu kan di jakarta ya, HAHAHAHAH"
"kau berisik. jangan tertawa,"
"kita belum kenalan. aku haris," ujar teruna itu seraya mengulurkan tangannya
raikha menjabat tangan haris, "aku raikha,"
"namamu unik," ujar haris
"namamu juga.. biasa saja," balas raikha
haris memasang raut datar sembari menatap raikha.
raikha tertawa, "mukamu aneh" ujarnya dengan jujur
"dan mukamu?" tanya haris
"cantik, hahahahah"
"PEDE!"
KAMU SEDANG MEMBACA
arkais
Fanfictionhanya sebuah kisah tentang seorang perempuan yang datang dari masa lalu.