P R O L O G U E

13 1 0
                                    

Keyla tertegun. Perlakuan manis Ardana barusan, membuat jantungnya berdetak tidak teratur —seakan sedang lari marathon.

"Kamu kenapa?" Ardan tersenyum sedetik kemudian, "Deg-degan ya, aku perlakuin kayak gitu."

"Sering?"

Ardan menaikkan sebelah alisnya, " Apanya yang sering?"

"Perlakuin cewek kayak barusan," Ucap Keyla menyelidik. "Kayak yang kamu lakuin ke aku."

"Kamu cem,"

"Engga." Sela Keyla tidak ingin membuat kesalahpahaman, "Aku tau batas kok. Jadi, kamu tenang aja. Kita gak ada hubungan apapun, aku gak berhak untuk cemburu."

Mendengar perkataan Keyla barusan, Ardan merasa kalau dirinya harus segera meresmikan hubungan mereka berdua. Hubungan yang terjebak dalam rasa tanpa adanya status.

"Key," Ardan menggenggam kedua tangan Keyla, mengusap lembut. "Kamu harus cemburu walaupun hubungan kita belum punya status yang resmi untuk kita mulai. Tapi kamu tau, kan, kalo aku suka sama kamu, mulai dari awal kita ketemu. Jadi, kamu harus cemburu kalo liat aku perlakuin cewek lain dengan cara yang manis."

"Ar, aku gak mau batasin pergaulan kamu sama cewek lain selain aku," Jawab Keyla menjelaskan, "Aku bukan siapa-siapanya kamu, aku gak berhak atur-atur kamu semau aku."

"Gapapa, Key." Ardan tersenyum meyakinkan, "Aku suka kok, kalo kamu atur. Tapi, untuk sekarang, aku masih nunggu waktu yang tepat buat ngajakin kamu ngejalin hubungan yang serius sama aku."

"Emang sekarang bukan waktu yang tepat, ya?"

Ardan membelak kaget, "Maksud kamu, kamu maunya sekarang? Kamu serius, maunya sekarang? Aku gak salah dengar, kan?"

"Kamu gak salah dengar, Ar." Ujar Keyla tersenyum manis, "Aku udah buka hati buat kamu, sepenuhnya untuk kamu."

Seperti mendapat hadiah lotre di siang hari, Ardan sangat bahagia, bahkan tidak tau harus mengatakan apa pada Keyla yang ada di hadapannya.

"Kalo gitu, Key. Aku nembak kamunya pake cara yang simpel aja ya." Ardan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kamu kan, tau, kalo aku gak bisa romantis kayak cowok-cowok lain. Kamu jangan malu ya kalo pacaran sama aku."

Keyla menahan tawa memperhatikan Ardan, "Aku juga bukan cewek yang romantis kali, Ar. Jadi sans aja, kita ini yang jalanin bukan mereka."

Benar-benar tidak salah memilih. Ardan bersyukur karena menemukan perempuan seperti Keyla, tidak banyak bicara tetapi selalu melakukan sesuatu langsung dengan tindakan, seperti dirinya.

"Key, aku udah suka sama kamu dari dua tahun lalu." Ardan meletakkan tangan kanan Keyla di pipi kirinya, "Aku mau hubungan kita punya status yang resmi, bukan sebatas calon pacar. Aku mau status yang lebih, jadi pa—"

Ardan mengumpat dalam hati, ketika ponselnya berdering —adanya panggilan masuk. Terpaksa, Ardan berhenti bicara, lalu mengangkat panggilan tersebut setelah melihat nama yang tertera disana.

Hanya berbicara beberapa detik, panggilan tersebut akhirnya selesai, tetapi membuat Ardan mendadak ingin mengantar Keyla pulang tanpa melanjutkan pembicaraan mereka.

Keyla yang ingin bertanya, mengurungkan niatnya ketika melihat wajah dinginnya Ardan. "Yaudah ayo, kebetulan Mama juga nyuruh aku pulang cepat."

«Vomment»

🦌🦌🦌

YEEAAYYY🎊
Akhirnya Bisa Juga Nulis Cerita sendiri✨
Masih Pemula Teman,
Kasih Kritik dan Saran Yaa🍌

04 Agustus 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang