#|||||#
3 Februari 2011.
"Kak. Aku laper." rengek anak kecil perempuan kepadanya kakaknya.
"Iya, kakak juga laper. Ntar kita beli roti di warung depan, yak." ucap sang kakak kepada adik kecilnya yang bernama Lissa itu.
Mereka berdua berjalan bergandengan tangan layaknya kakak beradik menuju ke arah warung tempat mereka biasa membeli roti setiap hari.
Di taman dekat warung roti yang biasa mereka datangi, banyak anak yang tengah beramai-ramai membeli es krim pada seorang penjual es krim keliling.
Karena melihat itu, Lissa menjadi tergiur untuk membelinya.
Lissa menarik-narik kaos yang dipakai oleh kakaknya itu.
"Kak Rai. Kita beli es krim aja yuk!" rengek Lissa lagi pada kakaknya yang bernama Raiden itu.Raiden bingung harus berbuat apa. Dia hanya membawa uang 3000 rupiah. Itu juga hanya untuk membeli 1 buah roti untuk makan siang mereka berdua hari itu. Sedangkan harga es krim yang dijual oleh penjual es krim keliling itu sekitar 3500 rupiah per kemasannya.
"Lissa." panggilnya dengan lembut sambil berjongkok mengelus-elus rambut adik semata wayangnya itu.
"Kita kan mau beli roti. Kalau kita beli es krim, ntar uang kakak habis. Es krim kan juga nggak buat kita kenyang. Mendingan beli roti aja yang bikin perut kita kenyang." ucap S
Raiden dengan lembut lagi dan tidak ingin membuat adiknya itu bersedih.Lissa menundukkan kepalanya mencerna perkataan Raiden barusan. Dia tahu bahwa kakaknya itu tidak punya uang banyak untuk membeli es krim. Tetapi di sisi lain, dia ingin mencicipi rasa es krim yang kelihatannya enak itu.
Tiba-tiba, sebuah tangan terulur dari anak kecil yang berdiri di belakang Raiden. Dia memberikan sebuah kantong plastik berukuran besar yang berisi 10 buah roti dan 4 buah es krim.
"Ini untuk kalian." ucap anak itu.
Raiden membalikkan badannya menghadap kearah anak itu yang tinggi badannya lebih pendek dari Raiden.
"Skyline?" gumam Raiden.
Anak laki-laki yang bernama Skyline itu adalah teman sekelas Raiden di kelas 4, SD Bimasakti. Walaupun mereka jarang berbincang sebelumnya karena sifat Sky yang terlalu pendiam, tidak seperti kebanyakan teman Raiden yang lain. Entah apa penyebabnya, Raiden juga tidak tahu kenapa Sky bisa sependiam itu.
Lissa langsung merebut kantong plastik itu dari tangan Sky.
"Makasih kak. Kakak baik deh." ucap Lissa dengan tampang lucunya.
Tidak ada balasan dari Sky. Dia membalikkan badannya dan meninggalkan mereka berdua disana.
#|||||#
Sesampainya di rumah, Raiden menghempaskan tubuhnya di kasur kapuk tanpa beralaskan ranjang itu. Begitu juga dengan Lissa.
"Kakak yang tadi baik banget ya, kak?" ucap Lissa sambil memakan es krim yang tadi diberikan oleh Sky kepada mereka berdua.
"Iya." ucap Raiden mengiyakan perkataan Lissa. Raiden juga tengah memakan roti berasa coklat yang tadi diberikan oleh Sky.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Claws and the Umbrella
WerewolfHidup serba mewah, selalu menggunakan barang-barang yang mahal, dipandang sebagai orang yang memiliki kekuasaan, hal-hal semacam itulah yang pasti diinginkan oleh semua orang. ***