jaтυн

1.3K 94 19
                                    

×××

Remang cahaya lampu yang meredup sejenak menjadi hamparan layar panorama seorang Lee Eunsang. Ditatapnya sosok yang lebih mungil dibawahnya, ekspresi si mungil hampa dan bibirnya mengatup karena tidak ingin berbicara.

Eunsang kemudian mengarahkan ibu jarinya untuk menyentuh bibir merah ranum yang menggoda. Kedua mata si mungil terpejam, membiarkan bibirnya kini disentuh.

"Dongpyo."

Si mungil tidak berkutik, ia tetap diam tanpa suara, hanya kelopak matanya yang bergerak terbuka.

Kedua iris mata Dongpyo menatap balik mata Eunsang ketika mendengar panggilan dari lelaki yang sedari tadi mengunci tubuhnya agar tidak beranjak pergi.

Tangan Dongpyo yang bebas meraih tangan Eunsang. Ia memasukkan ibu jari Eunsang masuk ke dalam mulutnya, ia kulum dan jilat sekilas, setelah itu menyingkirkan tangan Eunsang dari wajah mungilnya.

Dongpyo sekarang mengalungkan kedua tangannya di leher Eunsang, menariknya dan mengecup bibir Eunsang sebentar.

Eunsang merasa perih, ia meringis dalam hati, ia menikmati momen ini. Tapi di saat yang berasamaan ia tidak menyukai detik-detik ini.

"Dongpyo," panggilnya lagi lembut.

Dongpyo memiringkan kepala, mengekspos tengkuknya yang seputih susu, "Hn?"

"Maafkan aku."

Eunsang segera membuka kancing kemeja Dongpyo dengan cekatan, mengekspos dada yang dilengkapi puting merah muda yang mengundang nafsu birahi Eunsang.

Ia tahu Dongpyo seorang laki-laki,

Tapi mengapa dirinya secantik perempuan?

Eunsang pusing, pikirannya mulai tidak terkontrol. Jemarinya segera menyentuh tonjolan merah muda di dataran putih susu Dongpyo,

"Ah-" mendapat respon desahan yang tertahan, Eunsang semakin haus, ia ingin mendengar lebih,

Ia ingin mendengar Dongpyo meneriakkan namanya berkali-kali,

Tak apa jika terdengar oleh tetangganya, agar mereka tahu bahwa laki-laki cantik ini adalah miliknya.

Miliknya seorang.

Eunsang mendekatkan bibirnya pada objek berwarna merah muda tadi, menjilat dan menghisap tanpa henti. Tonjolan lainnya ia sentil dan tekan dengan sedikit kasar membuat Dongpyo mendesah semakin sering,

Desahan bertubi-tubi itu menjadi motivasi Eunsang. Lalu setelah puas membuat dua tonjolan merah muda yang mengeras, Eunsang memandangi Dongpyo dari atas ke bawah,

Dongpyo baru merasa malu sekarang, tatapan yang dilempar Eunsang padanya membuat dirinya merasa dilucuti pakaiannya. Padahal ia sudah setengah telanjang. Dongpyo hanya memakai kemeja putih yang kancingnya sudah terbuka sampai menampilkan dada putih susunya saja. Dongpyo tidak pakai celana,

Ia tadi menunggu Eunsang pulang hanya dengan kemeja, sekali lagi, tanpa celana. Dongpyo dan Eunsang adalah saudara tiri. Dongpyo tidak memiliki rasa untuk Eunsang sebenarnya,

Ini hanya hadiah untuk ulang tahun Eunsang,

Karena ia tahu Eunsang menginginkan seluruh dirinya sejak hari itu, sejak hari dimana ia menemukan Eunsang yang tidur di sebelahnya sedang mastubrasi sambil mendesis, dan mengucap namanya di sela desahan kecil itu.

Dongpyo sempat bingung, hadiah apa yang akan diberikan pada saudara tiri barunya? Ia pikir Eunsang membencinya sejak mereka masuk SMA karena laki-laki itu mulai menghindar ketika bertemu atau berpapasan. Dongpyo hanya ingin membuat Eunsang berhenti menghindarinya.

ғallen;can'т geт υp 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang