Hyojin meringis menggigit bibir bawahnya sendiri, ia tak bisa membayangkan jika kepala Jimin berpisah dari tubuhnya dan bernasib sama dengan wanita yang entah bagaimana bisa seperti itu.
Detak jantungnya melemah, darahnya seakan membeku seakan raganya dipaksa menguap ke udara. Tidak, Hyojin ingin lari dari kenyataan itu.
"Hyojin kau kenapa?" Tanya Sehun sigap membantu mengubah posisinya bersandar dikepala kasur.
Bukan tatapan kesal yang biasa gadis itu berikan melainkan gurat-gurat rapuh penuh kesakitan. Menyakiti mereka lalu gadis itu tahu sama saja menyakitinya juga, terutama ke psikologinya. Tapi bukankah Hyojin harus terbiasa dengan hobi Sehun tersebut atau apakah Sehun kali ini salah? Begitu keterlaluan? Lalu? Bagaimana?
Sehun meremas rambutnya, ia tak mengerti. Dihadapannya Hyojin semakin pucat seperti orang kehilangan darah. Ini juga salahnya.
"Ku mohon berhentilah menangis." Bujuknya lembut. Sehun memyingkap selimut dan menggendong Hyojin menuju mobil. Ada rasa iba ketika melihat Hyojin tak berdaya seperti itu.
*
Sehun menggenggam hangat tangan Hyojin, ia telah ditangani oleh dokter Kim. Kontan saja dokter kepercayaan keluarganya itu terlihat shock begitu Sehun tergesa dengan raut wajah cemas sambil menggendong seorang gadis dengan mata terpejam.
Sehun langsung melesat menuju bangunan serba putih tersebut.
"Tenang saja, suhu tubuhnya perlahan akan kembali normal."Sehun tidak melepas kontak matanya menatap Hyojin yang terlelap damai.
"Jangan buat dia stress atau memikirkan hal-hal berat itu sangat mempengaruhi kesehatannya." Kalimat dokter Kim yang satu ini membuat rasa bersalah bersarang dihatinya.
"Pola makan juga harus dijaga, sepertinya tubuhnya sangat mudah dehidrasi." Dokter Kim terus saja berceloteh sambil memeriksa infus. Begitu dokter Kim selesai dan keluar barulah Sehun angkat bicara sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Hyojin.
"Sorry Honey. Don't sick again please.
Wake up and let me see your beautiful eyes." Ucap Sehun tulus.Sehun menyenderkan kepalanya ketepi ranjang rumah sakit sambil terus menggenggam tangan gadisnya.
*
Hari telah berganti, suasana pagi diluar sana tersampaikan melalui celah-celah jendela, mata Hyojin perlahan terbuka terusik dingin. Kepalanya sudah tak sesakit sebelumnya.
Atap-atap kamar yang pertama matanya lihat, terasa asing hingga ia mengedarkan pandangannya dan berhenti pada suatu titik. Seorang pria tampan tidur dengan posisi duduk sambil menggenggam tangannya.
Sulit, ini begitu sulit bahkan sebelum ia membuat keputusan. Hyojin berusaha menjalankan keputusannya untuk mencoba mencintai Sehun, namun tingkah gila pria itu semakin membuatnya tak tahan. Entah harus berhenti sebelum memulai atau lebih baik berhenti sebelum ada pemulaian.
"Eughhh" Sehun mengerang halus. Lihatlah, Hyojin baru saja melepaskan tangannya saja pria itu langsung terbangun.
Bisakah Hyojin menjalani hari dengan pria dengan kadar arogansi tinggi, pencemburu, dan posesif tingkat akut seperti itu?
Mata tajam itu terbuka, setelah itu senyuman lembut terbit dari bibir tipisnya. "Sayang kau sudah bangun. Katakan pada ku apa yang kau rasakan? Dimana yang sakit? Apa kau lapar? Akan ku carikan makanan jika kau mau."
Sehun menempelkan telapak tangannya dikening Hyojin. "Syukurlah, badan mu sudah tak terlalu panas."
Walau sedikit aneh dengam sikap Sehun yang mendadak seperti seorang dokter yang menanyai keluhan pasiennya, tapi Hyojin tahu jika selama ini pria itu selalu perhatian padanya. Lebih tepatnya hanya memperdulikan Hyojin, tidak dengan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Back (Complete)✓
RomanceJung Hyo Jin, gadis polos yang mencintai dengan tulus dan dicintai dengan posesif oleh pasangannya Oh Sehun. Sehun adalah sosok pria mapan, kaya, berkharisma, dan memiliki ketampanan diatas rata-rata. Tapi, siapa sangka dibalik kesempurnaannya itu i...