-You Are My Eyes-

33 1 0
                                    

Hai, namaku Nathan. Sekarang  aku sedang menjalani perawatan di RS ’abcd’. Sekitar seminggu yang lalu, aku mengalami kecelakaan mobil. Kata dokter mataku buta, tapi hanya untuk sementara. Aku harus menemukan pendonor mata kalau ingin melihat lagi.

Tetapi, sampai sekarang aku belum menemukan  satu pun pendonor mata. Haaaahhh….ternyata buta itu gak begitu enak ya..

Bosan rasanya tidak bisa meliha apa-apa kecuali kegelapan. Aku sedang bersantai di ruanganku sambil tidur-tiduran. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk. “Permisi.” Kata suara itu. “Belom kenal suaranya. Ini siapa ya?” tanyaku. “Saya Clara suster magang disini. Ini makanannya.” Katanya sambil menaruh nampan makanan. “Biasa aja ngomongnya. Gak perlu pake saya-saya-an. Cukup gue-lo aja.” Kataku. “Eh? Oke.” Jawabnya. Dia pun menyuapiku makanan. Suasana hening. “Lo magang? Universitas mana?” tanyaku memecah keheningan

 “Di Universitas ‘123’. Lo kuliah juga?”

“Iya, di Universitas ‘456’.” Jawabku. “O ya. Gue belom ngenalin diri ya? Gue Nathan.”

“Nathan? Nice name..”

“Hehe..thanks..” jawabku sambil tersenyum kecil.

Kami pun keasikan ngobrol dan bercanda. Clara orangnya menyenangkan dan selera humornya tinggi. Sudah lama aku tidak tertawa-tawa seperti ini. Selama ini tak ada orang yang menjengukku, orangtuaku pergi entah kemana dan aku tak mempunyai sanak saudara.

 “Eh! Ya ampun! Kok gue malah nyantai-nyantai. Gue balik kerja dulu ya.” katanya sambil menepuk pundakku. “Oke. Kapan-kapan main ke sini lagi ya!”

“Sipp..gue usahain ya.”

Makin hari, aku semakin dekat dengan Clara. Dia sering menemaniku  jalan-jalan di taman Rumah Sakit, dan bila sempat, dia menjengukku. Hingga suatu kali kami mengobrol di bangku taman.

“Kapan ya, gue dapet donor mata? Gue pengen ngeliat dunia lagi..” kataku dengan sedih. Aku bisa merasakan Clara seperti tersentak kaget. “Eh..ya tungguin aja. Gue yakin, pasti ada orang yang mau donorin matanya buat orang sebaik elo.” jawabnya.

“Makasih semangatnya.” kataku sambil merangkul pundaknya sebagai tanda terima kasih.

Lalu, aku merasakan gejolak aneh di dadaku yang beberapa hari ini kurasakan. Jujur saja, aku merasa sedikit risih dengan perasaan asing ini, tapi ya sudahlah mungkin nanti akan hilang dengan sendirinya.  “Nat, balik ke kamar ya, udah sore.” ajak Clara. “Oke, yuk.”. Perjalanan menuju ke kamarku hening, tak ada satu pun yang berbicara. Kami berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

“See you tomorrow.” kataku sesampainya di kamar. “Okay...see ya.” jawab Clara.

-KEESOKAN HARINYA-

Aneh, hari ini Clara tidak datang ke kamarku. Biasanya dia yang mengantarkan makanan ke kamar. Mungkin dia sedang sibuk kali, ya?

 Tiba-tiba, ada suara pintu terbuka. Tadinya kupikir itu Clara, ternyata bukan. “Selamat pagi, saya ada berita baik untuk anda.” Kata orang tersebut yang sepertinya dokter. “Sudah ada donor mata untukmu. Operasinya akan dilaksanankan nanti siang.” Kata si dokter. “Wah! Benar dok? Baguslah..” kataku dengan senang. Lalu aku teringat sesuatu, “ Dok, saya mau tanya, suster magang disini yang namanya Clara, ada dimana ya, dok?”  tanyaku.

“Uhm...saya tidak tahu menahu soal itu. Saya keluar dulu, permisi.” Kata si dokter seraya keluar dari ruangan ku. Hmmm..Kemana ya Clara? Kutunggu saja lah.

-SIANG HARINYA-

Sebentar lagi, aku akan melaksanakan operasi. Deg-degan sih, tapi senang juga. Tidak lama lagi aku bisa melihat, bagaimana tidak senang? Aku lalu dimasukan ke sebuah ruangan yang sepertinya  ruang operasi. Jarum mulai disuntikkan ke tanganku. Kesadaranku mulai menghilang perlahan-lahan, dan aku pun tertidur.

YOU ARE MY EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang