Desiran gelombang Sungai Han begitu indah menyapa indra pendengaran seorang lelaki dengan kedua matanya yang terpejam. Bahkan semilir angin pun menyapa dengan lembut, mengusap kedua pipi miliknya memberi ketenangan dan seolah mengerti bahwa sang empu sedang dilanda kesedihan yang amat dalam.
Helaan nafasnya terdengar, dirinya merasa bahwa tak mampu lagi menghadapi kehidupannya yang amat menyedihkan.
Perlahan kedua mata itu terbuka. Sontak, ia menggigit bibirnya guna menahan isak tangis yang selama ini sudah dirinya pendam. Tanpa sadar butiran bening pun entah darimana telah jatuh dari pelupuk matanya.
"Hyung.." lirihnya.
Ahh.. Ia begitu merindukan seluruh saudaranya. Hanya mereka yang tersisa dari keluarganya lamanya.
Ia benar-benar merindukan masa kebersamaan antara dirinya dan saudaranya.
Bahkan, ia merindukan semua hal kecil yang mereka permasalahkan seperti berebut makanan, saling bertingkah jahil, atau menggoda satu sama lain.
Tapi semuanya seolah hilang begitu saja karena sebuah kejadian buruk menimpa keluarganya. Terlebih lagi, dirinya menjadi kanbing hitam karena berada di peristiwa yang menyedihkan itu.
020814 | 02.45 a.m.
Lelaki malang itu hanya bisa duduk termenung di dalam ambulance dengan selimut tebal yang mengelilingi tubuhnya. Tubuhnya basah kuyup karena diterpa oleh rintik air hujan.
"Aigoo, malangnya dirimu.. bagaimana hal seperti ini bisa terjadi kepadamu?"
Lelaki bertubuh mungil itu menatap ke arah petugas medis di sampingnya. Netra bulatnya menelusuri isi dari kotak berlambangkan red cross.
"Apa kamu kesakitan?"
Ia mengerjapkan kedua matanya. "Eh?"
"Apa kamu kesakitan? Luka di daerah kepalamu cukup mengeluarkan banyak darah karena benturan. Apa kamu tidak merasakan gejala lain seperti pusing?" ujar petugas medis wanita di sampingnya sembari menutupi luka di kepalanya dengan perban.
"Ah, itu.. tidak." lirihnya.
Dari kejauhan tampak dua orang datang menghampiri ambulance. Salah satu di antaranya menatap lekat ke arah kepala korban di depannya yang ditutupi perban.
"Bagaimana keadaanmu?" tanyanya.
Namun tidak ada sahutan dari sang korban, lalu ia menatap ke arah petugas medis yang bertugas di sampingnya. Petugas medis tersebut yang mengerti mulai menjelaskan beberapa keterangan terkait luka yang di terima oleh korban.
"Saya pikir dia terkena syok dan mengenai dua korban lainnya mereka sudah di bawa menuju rumah sakit sekitar 30 menit yang lalu setelah di evakuasi."
Pria bertopi tersebut hanya mendengarkan dengan saksama, sedangkan rekan di sampingnya hanya memberi pertanyaan dan mencatat keterangan yang di ajukan oleh sang petugas medis.
Rupanya mereka perlu informasi karena kedua orang itulah yang akan meneliti kejadian yang terjadi saat ini.
Sementara lelaki mungil yang menjadi korban kembali termenung, membiarkan kedua bola matanya terus bergerak menatap beberapa petugas yang berlalu lalang di dekat pembatas jalan.
Satu tangannya mulai terangkat, membiarkan salah satu jarinya menuju bibir tebalnya dan mengigit kuku miliknya. Kedua bola matanya mulai bergetar, tak mampu menatap lurus pandangan di depannya.
Dia merasakan sesuatu yang aneh, entah kenapa hatinya menjadi cemas tanpa sebab. Dirinya takut sesuatu hal terjadi setelah ini karena tidak bisa mengingat apapun kejadian yang di alaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hyung.. (형)"
Fanfiction"Hyung, jangan pernah membenciku.." Kisah seorang lelaki yang selalu merindukan sifat hangat saudaranya. Namun kehangatan itu sirna setelah kedua orang tuanya memanjakannya dan membuat seluruh saudaranya iri bahkan membencinya. Ia berniat mengubah s...