Lovely Rose 1st Rose Trilogy

259 2 5
                                    

1. Perkenalkan Teman-Temanku

"Gillian...!!" suara lantang terdengar begitu kerasnya diiringi derap kaki memasuki rumah Gillian.

Aku dan Gillian yang berada di kamar Gillian, langsung tahu milik siapa suara itu.

Tak lama kemudian Kee-an datang bersama Shane dengan tergopoh-gopoh. 

Kee-an agak surprise, saat ia juga melihatku, 

"Eh, ada bocah di sini," ucapnya dengan tersenyum. 

Sebutan 'bocah' ia tunjukkan padaku. Di antara Gillian, Kee-an dan Shane, akulah yang terkecil. Usia mereka sudah 18 dan 19 tahun, sementara aku masih 16 tahun. 

Aku hanya manyun sebal disebut bocah. 

"Coba tebak!" Kee-an berubah sumringah dan tidak sabar. 

"Apaan?" aku dan Gillian tak mengerti. 

"Mamaku berhasil menghubungi Louis Walsh!" pekik Shane girang. 

"Apa!? Aaa... !!" teriak kami berdua tak percaya. 

Gillian langsung memeluk Kee-an serta Shane. Aku lebih-lebih memeluk mereka dengan sangat erat. 

"Yang bener?" mata Gillian berbinar masih tak percaya. 

Kee-an dan Shane mengangguk dengan semangat. 

"Dia mau jadi manejer kalian?" tanyaku. 

"Belum, sih," Kee-an sedikit kecewa. "Tapi dia janji mau ngasih kita kesempatan untuk jadi band pembuka di konser 'Backstreet Boys', Maret nanti," wajahnya kembali cerah. 

"Ah, yang bener?" 

"Nggak percaya, khan? Tadinya kita juga hampir nggak percaya kalau bukan Louis sendiri yang menelepon kita," sahut Shane. 

"Dia sendiri, lho, yang telepon aku. Hebat nggak?" lanjut Kee-an dengan penuh rasa bangga. 

Gillian dan aku tersenyum bangga pada Kee-an dan Shane. Mereka tersenyum takjub. 

"Akhirnya, setelah semua ini," ucap Kee-an terharu seraya melirik Shane. 

"Yeah, usaha kita ada hasilnya," tambah Shane. 

Gillian mengangguk dengan tersenyum bangga. 

"Doain ya, kali ini kita berhasil," Kee-an memohon. 

"Pasti, kita doain," sahut Gillian. 

"Aku doain kalian jadi makin terkenal," tambahku. 

Kee-an dan Shane tersenyum lebar.  

"Ok, kita harus ke rumah Mark. Kita janjian ketemu di rumah Mark," pamit Shane. 

Aku dan Gillian mengangguk. 

"Ya udah, pergi sana," ucapku pura-pura mengusir. Kee-an hanya nyengir kuda. 

Sebelum Kee-an pergi, ia sempat mengecup pipiku dan memelukku, tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Aku bisa mengerti itu. Sementara Shane terus melirik Gillian dengan malu-malu kucing dan Gillian hanya tersenyum menyambutnya. 

"Udah, ayo," ajak Shane seraya menarik tangan Kee-an, walau matanya tak lepas dari Gillian.

"Hayo, kamu masih suka khan sama dia?" tembakku langsung pada Gillian begitu dua cowok itu keluar dari kamar Gillian. 

"Siapa bilang?" sangkal Gillian, cepat. 

"Lha, itu main mata," jawabku menggoda. 

Gillian langsung tersipu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lovely Rose 1st Rose TrilogyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang