Professor
Aku benci Sider tanpa pandang bulu.-Yumi
Membosankan sekali sebenarnya. Duduk diam mengikuti kelas di perkuliahan. Terlebih materi-materi yang membuat ingin muntah setiap kali penjelasan mengenai teori alienasi dari Karl marx dibahas di sini. Kelas seperti disulap menjadi tempat yang sejuk dan sumpah demi kumis dan janggut Karl Marx, Yumi ingin tidur.
“…Karl Marx mendeskripsikan alienasi sebagai konsekuensi dari kehidupan di dalam masyarakat dengan golongan sosial yang terstratifikasi. Sementara itu alienasi diri adalah sebuah konsekuensi dari menjadi bagian mekanistik dari sebuah golongan sosial, sebuah kondisi yang mengalienasi seseorang dari sisi kemanusiaan mereka …”
Kalau bisa di analogikan sih ya, tiap bait alfabet yang dirangkai menjadi bait-bait kalimat yang kaku itu membuat sulur ketololan Yumi menjalar disekitar otak kecilnya. Kendatipun pandangan tak bermanuver kemanapun selain ke depan. Mematri pikiran pada sosok dosen yang menjelaskan dengan begitu cerdasnya. Berdiri di sisi proyektor, menggulir slide dan komat-kamit di tiap sub judul guna menjelaskan sampai para mahasiswa mati bosan.
“...dan kemudian Karl Marx mencetuskan teori Entfrendung mengenai alienasi diri dalam manuskrip Ekonomi dan Filsafat melalui karya Ludwig Feurbach, yang menyatakan gagasan Tuhan supranatural telah mengalienasikan karakteristik alami manusia….”
Persetan sudah mengenai teori Alienasi supranatural, konsep apapun soal individu yang menerapkan sistem alienasi dan bla bla. Selain tak paham dia juga tak konsentrasi. Mungkin bukan hanya dia, tetapi para mahasiswi yang menanti dosen tampan mereka meneguk minumnya dari botol, membayangkan bibir itu juga mengecup dan melumat, dengan lidah bergerak seduktif memainkan Yumi hingga menyentuh letupan perasaan yang hebat. Pun membayangkan pula bibir merah dan tebal itu menyusuri leher jenjangnya dan menyusuri sampai ke belahan payudaranya hingga menangkup puncaknya dengan mulut yang basah. Oh … betapa nikmatnya.
Sial! Yumi benar-benar kepanasan saat ini juga. Ia bergerak gelisah yang begitu kentara dan dirinya mendapat lirikan tajam dari dua netra indah itu yang menatap dari kacamata shading hitam—membingkai wajah tampan.
“Saya rasa sekian untuk hari ini. tugas kelompok akan dikumpulkan minggu depan. Saya akan menilai kemampuan berdasarkan hasil presentasi atas kerjasama kalian. Kemudian untuk tugas individu yang saya jelaskan tadi, saya ingin kalian menyelesaikannya dan harus sudah ada di meja saya hari ini. Lee Yumi, ikut saya ke kantor, saya ingin membicarakan mengenai nilai-nilaimu.” Lantas Taehyung tersenyum.
Hancur sudah, luluh lantak! Imajinasi liar begitu ia nikmati barusan kini berantakan mengacaukan isi kepalanya. Mangacaukan moodnya terlebih kikikan geli teman-teman sekelas yang membuatnya jengah sendiri. Dia merapikan buku-buku dengan malas lantas mengikuti profesor Kim—ikut dengannya ke ruangan yang berada di dua kelas dari sini.
Yumi mengetuk pintu dan terdengar gumaman dari dalam. Begitu lembut, sehingga ia sedikit tersenyum saat membuka pintu. kemudian segera melipat kedua tangannya ketika melihat presensi Taehyung kini berdiri juga turut menatap tajam.
“Ada apalagi dengan nilai-nilai saya, Profesor? Dasar pengganggu!”
“Aku tidak akan mempermasalahkan ini kalau saja kau fokus mengikuti perkuliahanku, Yumi,” Taehyung melepas kacamatanya dan Yumi berdebar bukan main. “Kau tidak memperhatikanku, apa yang kau pikirkan?”
Daripada menjawab, Yumi memilih menautkan langkah kakinya untuk mendekat. Buku yang ia pegang dicampakkan begitu saja ke lantai, tak peduli pada tatapan elang menghunusnya ditiap pijakan yang ia ambil. Lantas menarik kerah kemeja Profesor Kim guna memenuhi fantasi yang tadi dirusak begitu menyebalkan. Dia merasakan bibir itu melalui bibirnya. Begitu lembut, kenyal dan basah. Juga manis tatkala dia mulai menggulum dengan tak sabaran. Seperti ia menggulum permen lollipop dan tak akan berhenti sampai habis. Bunyi decakan basah itu terdengar jelas, masih menjadi dominan dengan jemari mulai menjamah punggung kekar sang profesor.
“Yumi …” ia tak bisa berkutik lagi. Selagi gadisnya mulai memasuki rongga-rongga, membuatnya nyaris kehabisan pasokan udara, menyebabkan panas menguar, pertanda bahwa dia jatuh terbawa pada keusilan Yumi yang memang selalu seperti ini.
“...Kita masih di kampus!” Akan tetapi Yumi malah bergerak membuka kemeja miliknya, tak peduli saat kancing sang profesor beberapa di antaranya rusak akibat ulahnya. Akibatnya adalah Taehyung telah bertelanjang dada, dengan jemari sang gadis menyusuri tiap inci kulit berkeringat dan engahan nafas mereka terdengar bersahut-sahutan.
Jemari lentik Yumi menjambak sejumpun rambut Taehyung selagi ciuman mereka semakin gila. Tak lama, Taehyung menggeram.
“Kau harus di hukum!”
“Punish me, please~” Yumi tertawa. mereka sudah berada di lantai dengan Taehyung memainkan lidah di leher jenjang Yumi yang balas mengecupi sisi wajahnya.
“Eungh…”
“Ssstt.”
Kikikan Yumi terdengar lagi. Disertai desah hebat tatkala jemari yang lihai mencatat dan menulis teori-teori untuk bahan perkuliahan itu menangkup puncak payudaranya, disertai Taehyung yang kemudian menunduk untuk menggigit putingnya yang masih dilapisi kain lembut. Sambil jemari masih menyusuri, menggoda dengan begitu lihai di bawah sana sampai Yumi menggelinjang liar dan seolah ingin melayang tinggi di puncak di mana ia tadi berimajinasi di dalam kelas.
Wow fantasi liarnya terkabul. Benar-benar hukuman yang manis dari Profesor Kim.
“Rapikan dirimu dan segera keluar dari sini.” Taehyung bangkit dan berjalan memungut pakaiannya yang tergeletak menyedihkan. Sebelum orang-orang tau apa yang dilakukannya di ruangan ini bersama mahasiswanya sendiri. Yumi menggigit bibirnya—memandang penuh minat pada Taehyung, pada lekukan otot yang liat itu, juga tangan kekar dengan urat-urat kebiruan halus membalut tubuhnya. Maka setiap gerakan Taehyung membuatnya kembali berfantasi liar lagi. Jelas dia masih belum puas.
“Ah, Profesor ….” Rengeknya manja.
Profesor Kim menghela dan menatapnya jengah. “Aku masih sibuk sampai nanti Yumi, tapi aku janji akan memuaskanmu nanti malam. I keep my promise okay? sekarang kembali ke kelas, belajar yang giat dan jangan melamun lagi.”
“Dasar tidak seru,” Yumi memakai celana dalamnya. “Enak ya kalau jadi kau, pasti banyak sekali mahasiswi kurang ajar yang ikut memandangmu dengan pikiran kotor. Berfantasi liar dan ingin bercinta denganmu di ruangan ini.” Dia mengomel begitu kekanakan. Dan kini memungut bukunya lagi, “aku tidak akan mengusikmu lagi kok. Kalau kau merasa terganggu aku sudah memakluminya, jadi maaf ya, Profesor. Aku pergi.”
Yumi memegang knop pintu dan bersiap untuk membukanya. Namun lengan kekar itu melingkari perutnya sambil dagu bertengger di pundak, menerima kecupan berulangkali hingga ke sisi kepalanya. Begitu lembut dan dalam terdengar, “maaf sayang. Aku adalah dosen di sini, kau tentu tau banyak yang harus aku lakukan untuk menjadi profesional. Aku bersumpah, bahwa aku tidak akan meniduri wanita lain selain kau,”
“Bagaimana aku bisa pegang ucapanmu?”
“Aku tidak akan melakukannya. Kita sudah bersumpah di depan altar. Aku sepenuhnya milikmu.” Taehyung tertawa pelan dan mengecup bibir itu sekali lagi dari sisi samping saat Yumi meliriknya. Dan mereka tersenyum sesudahnya.
Profesor Kim membiarkan istrinya keluar dari ruangannya dengan senyum terkembang sampai tak bisa berhenti.
---fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Professor Kim
Short StoryProf, kita itu definisi dari kata sembunyi dan sunyi. [Mature]