Part1

197 23 1
                                    

BUGH!

Hara dipukul berkali-kali oleh ketiga temannya di belakang sekolah. Rambutnya dijambak dan kepalanya dibenturkan ke dinding. Tapi gadis itu tetap bertahan walau dirinya sudah sempoyongan akibat dihantam terus-menerus.

"Coba ulangi lagi perkataan lo! Coba, ha!" bentak Helen seraya menendang perut Hara berkali-kali sampai gadis itu ambruk.

Hara jatuh melesot di tembok. Ia tampak lemah—tak kuat untuk melawan. Hara meringis memegang perutnya. Ia menatap bengis ketiga temannya yang biadab itu, terutama Helen yang sedari tadi tak berhenti memukulinya.

"Berhenti, bangsat!!!" teriak Hara pada akhirnya—dengan tatapan murka.

"Apa?"

BRAKKK

Lagi-lagi Hara tersungkur. Kali ini bukan Helen yang menendangnya, melainkan Riki. Cowok satu-satunya di geng mereka, yang selalu setia membantu dan menemani Hara. Namun kali ini entah mengapa lelaki itu tak berpihak padanya.

"Berlagak bos lu di sini?" tanya Riki. Tampaknya ia sudah membenci Hara.

Helen mengernyih—memandang remeh Hara yang tak bisa apa-apa. Ia berjalan menghampiri Hara yang masih tersungkur di tanah. Gadis berponi itu lalu jongkok di depannya dan menarik kasar rambut Hara agar wajahnya terlihat. Ia ingin tahu bagaimana raut temannya itu.

"Hara sayang, lo tuh bukan primadona sekolah lagi. Lo nggak pantes ditakuti." Helen berbisik lembut.

"Kalau nggak sanggup beli skincare lagi, nggak usah belagu jadi bos kita, Ra."

"Orang jelek kayak lo nggak pantas diratukan!" cerca Helen sembari menoyor dahi Hara dengan kedua jarinya.

Dua temannya yang lain, Riki dan Lily menertawakan Hara. Mereka sudah tak menghormati gadis itu seperti sebelumnya hanya karna rupa Hara tak seelok dulu. Kulitnya kini kusam dan dekil. Wajahnya dipenuhi jerawat batu. Bahkan tak ada setitikpun ruang di wajahnya yang tak ditumbuhi jerawat.

Hara tak tahu apa yang terjadi dengan wajahnya akhir-akhir ini. Padahal ia tak salah pakai skincare. Ia juga rajin perawatan dan menjaga pola makan.

Kondisi wajahnya yang sekarang itu pun menjadi bahan omongan orang-orang yang membuat Hara kurang percaya diri. Teman sepergengannya itu pun jadi ikutan mengolok Hara, yang membuat gadis itu tersinggung karena membawa fisiknya sebagai bahan candaan. Itulah yang membuat pertikaian ini terjadi.

PLAKKK!

Amarah Hara membuncah seketika. Ia tak tanggung-tanggung menampar Helen sampai gadis itu tersungkur di atas tanah. Kini Hara bangkit dan mulai membalas perbuatan yang dilakukan Helen tadi. Ia menjambak rambut gadis itu dan membenturkannya di tembok sampai berdarah.

Lily yang sedari tadi diam pun syok. Ia panik dan menyuruh Riki cepat-cepat membantu Helen. Lelaki itu pun dengan sigap menghampiri dan hendak memukuli Hara namun Hara dengan cepat memukul wajah Riki duluan.

"Anjing kalian ya. Bajingan!"

"Cuma gegara muka gua sekarang lo pada ngerendahin gua, ha? Anjing emang anjinggg!!!!" Hara menginjak-nginjak perut Helen tanpa belas kasihan.

"Aghh.. Tolongin gue, Rik," rintih Helen.

Riki pun menarik rambut Hara dan memukul kepalanya berkali-kali. "Sadar anjing! Nggak usah berkuasa lu babi!"

"Lu juga kontil! Lu bukan Jefri Nichol yang keren kalau lagi berantam. Banci bisanya lawan cewek. Biadab! Cuih!" balasnya sembari meludah wajah Riki.

"Bangsat!" Riki mencampakkan Hara. Tapi untungnya gadis itu tak jatuh ke tanah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gue Bukan Monster ! [BAEMON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang