Meet

3 0 0
                                    

           Kala itu langit berwarna gelap dan angin malam terasa jauh lebih dingin dari sebelumnya. Membawa kecemasan dan tangis, yang kemudian beradu memberikan jalan buntu. Segala usaha dan doa telah dilakukan dan dicurahkan, namun tampaknya sang semesta masih enggan memberi sedikit ketenangan.

         Detik demi detik jam demi jam pun berlalu terasa begitu lambat dan begitu mencekam. kecemasan pun semakin terasa berubah menjadi sebuah kepanikan.  Hingga akhirnya sang malaikat datang membawa sercecah harapan.

        Melalui lembut cahayanya ia berhasil menemukan ruhku yang terikat terkurung didalam sebuah kendi yang gelap dan penuh dengan merang bambu. Dengan kesabaran, keikhlasan, dan keridhoan sang semesta ia berhasil meraihku lalu melepaskan tali yang mengikatku dan menuntunku kembali pada ragaku.

       Perlahan-lahan aku mulai masuk kedalam ragaku dan semakin ku masuk dan menyatukan diriku semakin pula ku mendengar suara azan berkumandang ditelingaku. Aku merasa bagaikan terlahir kembali seperti seorang bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. 

       kemudian samar-samar aku membuka mataku dan aku melihat wajah ibuku yang tampak begitu cemas. Aku juga melihat kesekelilingku terdapat banyak sekali orang dirumah ku yang bahkan ada yang bersorak "pulang... pulang..." membuat ku bingung. Namun dari sekian banyak orang disekelilingku, ada satu orang yang menarik perhatian ku yang mana melalui senyumnya dan tatapnya aku tau dia adalah malaikatku.

        Dan tak lama ku rasakan kedatangan seorang pria yang bak pangeran berkuda putih masuk dan duduk tak jauh dariku lalu melihatku dengan tatapan sedih dan berkata "badanya terasa perih ya?" lalu aku menganggukan kepalaku. 

        Sembari menimang-nimang akhirnya dia menyentuhku dan mengobatiku. Setelah itu dia berkata "kakak bisa berdiri? jika bisa tolong ambil air wudhu" dan aku kembali menganggukkan kepala sebagai ucapan ya. Dengan tertatih aku berusaha bangun dari tempat tidur dan dengan tertatih pula aku berjalan. Dan untungnya ibuku membantuku dengan membopongku menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

        Setelah selesai akupun kembali menemuinya dengan mengenakan sebuah atasan mukena. yang kemudian dia sambut dengan subuah permintaanya untuk duduk dan mengikuti setiap perkataanya. selang beberapa menit akupun mulai merasa bahwa rasa perih ditubuhku mulai memudar.

      "bagaimana sudah tak terasa terlalu perihkan?" dan aku mengangguk sebagai jawaban ya dariku. Dengan sedikit senyuman ia pergi meninggalkan ku membiarkan aku untuk beristirahat. sampai tak sadar kantukku datang lalu tertidur dengan begitu pulasnya.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

zanWhere stories live. Discover now