let's go.
pagi hari, dibawah terik matahari pagi. terlihat seorang pemuda yang sedari bangun tidur sudah terlihat kacau. pemuda itu mengacak surainya seraya keluar dari mobil, terdengar pula suara gadis gadis yang berteriak karena salah satu dari bangsawan ini turun dari mobil diikuti oleh salah seorang bangsawan lagi di belakangnya, berusaha keluar dari mobil,
" oy, tunggu napa. ngebet banget kayaknya keluar, "
pemuda yang merasa diajak bicara pun akhirnya menghentikan langkah kakinya, lalu membalikan badan. menunggu temannya dengan perasaan jengkel, menurutnya temannya yang satu ini sangat lambat. lama banget sih jadi orang, batinnya dalam hati.
" lo juga, udah tau ditungguin tau diri mark. " kata pemuda yang jengkel itu, sudah terlihat dari nada bicaranya yang ditekankan karena jengkel sekali.
" anjir, santai napa pangeran renjun. lagian siapa yang begaya bak artis pagi pagi, banyak gaya juga, " ujar pemuda yang dikenali sebagai pangeran mark, tertua diantara yang lainnya.
" dih, enak aja. lo kali suka tebar pesona sampe adek kelas kebaperan, kesian masa depan mereka masih panjang. " ujar pangeran renjun, tertua kedua setelah pangeran mark
mereka pun berjalan sambil melontarkan makian satu sama lain, sampai sampai yang melihat saja berpikir. mereka beneran pangeran bukan sih?.
disisi lain ada kedua pemuda yang sedang ribut di lorong koridor sekolah. jika ada yang bertanya mereka ngapain?, jawabannya adalah mereka lagi mabar makannya ribut.
" tai, jen mainnya yg bener napa. mati terus ini !, " kata seorang pemuda sambil mengacak surainya, frustasi.
" heh, dimana mana lo yang maennya ga bener haechan, " ujar pemuda yang disebelahnya, merengut karena karakter yang ia mainkan terus menerus mati.
" woi jeno, nge—kill napa sih anjir !, " ujar pemuda yang dikenali sebagai pangeran haechan tertua keempat itu.
" ya elu anjing. dahlah, ga seru main sama lo. btw bentar lagi masuk lur, " ujar pemuda yang dikenali sebagai pangeran jeno tertua ketiga itu.
setelah mengakhiri acara mabar mereka ( yang membuat keributan di lorong ) itu, kedua pangeran tadi berlari. karena jam sudah menunjukan angka 7, yang artinya sebentar lagi bel masuk. dan ternyata di depan kelas sudah tampak ketiga pangeran termuda, mereka langsung saja menghampiri ketiga pangeran itu.
" hai say, apakabar ? dah lama ih ga ketemu sumpah aja~ " kata pangeran jaemin tertua kelima itu sambil merangkul tangan haechan dan jeno,
" woi, lu ngomong sekali lagi kek gitu. gue sumpel mulutnya pake pel-an bener aja ! " ujar pangeran tertua keenam chenle sambil mencubit tangan jaemin.
" anjir, lu kena santet apaan dah? jadi gemay gemulai macam gini?, " ujar pangeran jisung tertua ketujuh sambil melemparkan tongkat permen kepada jaemin,
" anjing, lo pada gabisa apa diajak becanda dikit aja?. awas aja, putus pertemanan kita!, " jaemin pun langsung beranjak pergi karena melihat siluet pangeran paling tua diantara mereka sedang berjalan kearah mereka, dan tentu dia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya yang diberi gebukan gemay oleh pangeran tertua mereka.
setelah pangeran tertua mereka bergabung, terjadilah kerusuhan di koridor timur. rusuhnya bukan sembarang rusuh, karena ini sepanjang koridor ada banyak lelaki yang membawa macam hadiah berupa coklat, bunga, atau hadiah hadiah mahal.
ketujuh pangeran itu sudah tau siapa yang akan lewat, karena hal ini pasti terjadi setiap pagi. mereka sudah menebak pula, apa yang akan terjadi biasanya.
selang beberapa menit datanglah sang cassanova sekolah. tampak dari cara berjalannya saja sudah menandakan bahwa perempuan ini adalah keturunan kerajaan atau bangsawan, dengan berjalan acuh di tengah koridor yang penuh dengan lelaki yang menyodorkan beberapa barang mahal dari mereka.
dengan santainya pulak gadis itu hanya menyodorkan telapak tangan yang bertandakan " tidak, terima kasih ", gadis mana lagi yang akan jengkel dan iri dengannya. cukup dengan gerakan saja semua lelaki manapun langsung menurut dan patuh kepadanya.
para ketujuh pangeran itu hanya asik menonton dari kejauhan, karena mereka tahu— mereka tidak ada kepentingan untuk berbuat seperti itu, mereka hanya acuh sambil membicarakan sosok yang tengah berjalan di lorong tersebut. lalu sampailah gadis itu di depan kelasnya, tak disangka sangka gadis itu malah membalikan badannya menghampiri mereka. merunduk mengambil sesuatu,
" milikmu— " ujar sang gadis sambil memberikan barang yang ia pungut tadi, " —aku tau kalian mempunyai derajat yang sangat tinggi disini, tapi setidaknya kalian diajari untuk tidak membuang sampah sembarangan kan?, "
gadis bersurai browish tersebut lalu beranjak dari tempatnya setelah memberikan barang yang diambilnya tadi yaitu, tongkat permen bekas sang pangeran termuda.. jisung.
" setidaknya, kami diajarkan untuk selalu bersikap sopan. putri... claire. " ujar jisung sambil merunduk sopan di belakang sang cinderella, tuan putri claire. putri satu satunya di daerah mereka, dan tentu sekolah mereka.
yang diajak bicara hanya menelan ludah dengan kasar, ia merasa terhina, mana mungkin keluarga kerajaan seperti dia tidak punya sopan santun? . dasar pangeran pangeran gila, gumamnya pelan bahkan tak terdengar siapapun. ia pun langsung memasuki kelasnya.
" wah, gue bener bener ga suka sama tuh cewe. galak amat, pantesnya jadi preman aja, bukan jadi tuan putri ! " ujar jeno sambil membuang nafas keras keras. menandakan bahwa sang tuan putri tadi membuat amarahnya memuncak.
" jangan terlalu benci sama dia, mau nanti malem tiba tiba dibunuh?, " tegur mark, kepada yang lainnya. " dia cuman butuh, royal restart. " lalu ia tersenyum tipis.
❝ let's show her, why manner stand for. ❞
©lvjnly
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘺𝘰𝘶𝘵𝘩
Jugendliteratur☾ 𝙧𝙚𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧.. 𝙧𝙪𝙡𝙚 𝙣𝙪𝙢𝙗𝙚𝙧 𝙤𝙣𝙚. 𝙙𝙤𝙣'𝙩 𝙩𝙧𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣𝙮𝙤𝙣𝙚 𝙞𝙣 𝙩𝙝𝙞𝙨 𝙜𝙖𝙢𝙚, 𝙤𝙠𝙖𝙮?, ☽ / / 𝘥𝘳𝘦𝘢𝘮𝘪𝘦𝘴 𝘢𝘶, ONGOING.