Aku dan kamu adalah satu, tanpamu aku tiada berarti begitu pula sebaliknya.
-------------------------------Funsel POV
"Kamu tahu nggak, perbedaan kamu dengan merpati?"
"Hmm, nggak tahu. Memangnya apa?"
"Kalau merpati itu pengantar surat, kalau kamu pengantar hatiku." Cowok itu mulai menggombal.
"Ahahaha, masa'?" Si gadis tertawa lirih, setelah mendengar gombalan receh kekasihnya.
"Iya, Sayang," sahut si cowok sambil mengecup cepat kening gadisnya.
"Ihhh ... kok main nyosor aja sih," balas si gadis dengan pipi yang sudah berwarna merah muda.
"Cieee ... pipinya, kenapa tuh?" Kali ini si cowok menggoda dengan kedipan mata, yang mengundang tawa mereka berdua.
"Oh iya, kita sudah berapa lama di sini? Kalau kemalaman, nanti kita dimarahi mama lho."
"Waduh, udah mau jam delapan nih, kita langsung pulang aja deh, aku nggak mau mama kamu melarang kita bertemu seperti sebulan yang lalu. Yuk, pulang," ajak si cowok yang dibalas anggukan si cewek.
Mereka berdua segera menaiki motor si cowok dengan perasaan gembira, walaupun akan sedikit kena semprot dari mama mertua eh calon mama mertua maksudnya.
•~•
Brum ... brum ... brum ....
"Kamu nggak masuk dulu?" tanyaku.
"Enggak usah."
"Ya sudah, hati-hati ya," ucapku lagi sambil melambaikan tangan, yang dibalas anggukan kekasihnya.
"Mamah?" panggilku.
"Iya, masuk aja Sel, ini kan juga rumahmu," sahut wanita paruh baya itu.
Aku segera masuk ke dalam rumah.
"Loh, mana Elvan?" tanya wanita paruh baya itu, karena tidak melihat kekasih putri bungsunya.
"Elvan langsung pulang mah, katanya besok dia udah mulai kerja lagi," jelasku
"Oh." ucap Mama.
Funsel hanya mengangguk, kemudian berlalu menuju kamar, untuk merebahkan tubuhnya.
'Selamat malam Van.'
Isi chat whatsapp terakhirnya sebelum tidur.***
Pagi ini, Funsel pergi ke suatu pusat perbelajaan MATAHARI untuk membeli gaun pesta yang akan dipakainya ke pesta ulang tahun sahabatnya.Dia terus-menerus berkeliling, dari satu toko ke toko yang lain. Namun, tetap saja belum menemukan warna yang cocok dengan seleranya.
Sampai akhirnya, ia berhenti di salah satu toko khusus gaun.
••'~'••Funsel kini sudah menjinjing dua paper bag di tangan kanan dan kirinya.
Karena tadi ia terlalu lama berputar-putar, ia pun merasa haus dan segera membeli sebotol sprite, karena sprite nyatanya nyegerin.
Sambil minum, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan mendapati salah satu makhluk bernama 'Mantan'yang kini sedang berjalan ke arahnya.
Namun, sang mantan tidaklah sendiri, ia berjalan lebih tepatnya bergandengan dengan kekasihnya alias pengganti Funsel.
'Nasib kok gini amat yak?'Batin Funsel pasrah.
Walaupun Funsel sudah memiliki seorang kekasih, yang sebentar lagi akan menjadi suami sahnya. Namun, entah kenapa ia bisa cemburu melihat mantannya bergandengan dengan wanita lain.
"Hallo Sel, gimana kabarnya?" tanyanya sambil duduk sebangku denganku.
"Baik, kamu?" tanyaku balik.
"Aku juga baik, dan kenalin ini Kinan, calon istriku," jawabnya sambil mengenalkan nama wanita di sebelahnya.
'Calon Istri?'
Funsel meneguk salivanya pelan, walaupun makhluk di depannya ini berstatus 'Mantan', namun ia tak rela.Apakah ini yang dinamakan 'GAGAL MOVE ON', padahal aku dan dia sudah memutuskan hubungan sejak 1 tahun yang lalu.
'Ingat Elvan Sel, ingat Elvan.'
Batinku sambil menggeleng-gelengkan kepala."Kok geleng-geleng kepala Sel?" tanyanya heran.
"Eh, enggak kok hehehe," sahutku cengengesan tak jelas.
"Oh iya, aku sempat lupa, ini buatmu."
Dia menyodorkan sebuah undangan bertuliskan :PERNIKAHAN KINANTI DAN CANDRA
Saliva ku serasa berat untuk ditelan, dia mau menikah?
Kenapa cepat sekali dia MOVE ON dariku?
"Wah, selamat yah.'' Pujiku walaupun itu sakit dan menusuk.
"Makasih, Mbak." Kinanti tersenyum ramah padaku.
"Oh iya, aku pamit dulu ya, makasih undangannya," ucapku kemudian berlalu pergi sambil menjinjing dua paper bag belanjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERPISAHAN Kita
Teen Fiction"Kita berjanji untuk senantiasa bersama. Kita berjanji untuk hidup semati hingga masa senja. Kita berjanji untuk saling mencintai tanpa adanya perpisahan.'' Semua janji itu hancur seketika, sejak tragedi yang terjadi padamu. Aku, Funseliana Marsyand...