3Days:Part1

12 2 0
                                    

       AZKA,Begitu teman temannya memanggilnya. Seorang yatim piatu yang hidup sebatang kara didalam hirup pikuk Kota Dajamaya. Ia hanya seorang Mahasiswa biasa di salah satu kampus di kota itu. Terlahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB) membuatnya menjadi seorang yang benar benar hidup dalam kesedihan. Setiap seminggu sekali ia harus melakukan cek medis ke dokter untuk memastikan keadaanya akan selalu baik baik saja. Lalu darimana ia bisa dapat biaya untuk melakukan cek medis secara rutin?. Ternyata ia selalu mendapat bantuan dana sejak ia masih berada di panti asuhan. Setiap seminggu sekali selalu ada seseorang yang bahkan tidak ia ketahui rupanya mengiriminya uang untuk biaya hidup dan kesehatannya. Bertahun tahun ia coba mengungkap siapa yang selalu membiayainya tetapi tak kunjung diketahui hingga ia menyebut orang itu sebagai ayah nya.
     Akhir pekan ini ia memiliki janji bersama Dinda pacarnya untuk lunch di salah satu kafe langganan nya. Sebenarnya ia sudah telat karna sebelumnya ia harus menyelesaikan urusan kuliah nya dahulu hingga akhirnya ia bergegas menuju kafe tersebut tapi sayangnya ia terjebak macet nya kota. Dalam keadaan bingung dan was was ia harus cepat menuju tempat yang dijanjikan atau Dinda akan marah pada nya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berlari saja karna jarak nya hanya tinggal 1Km, Padahal Dokter sudah mengingatkannya untuk mengurangi hal hal berat yang menguras keringat dan tenaga karena hal itu dapat berdampak buruk pada kesehatannya, tapi ia malah memaksakan diri nya agar bisa segera sampai di cafe yang dijanjikan. Akhirnya ia memilih cara cepat yaitu lari menuju kafe tersebut. Cukup bodoh jika difikirkan tapi ia melakukan agar pujaan hati nya tak marah padanya. Terlihat diri nya yang ngos ngos-an dan keringat yang bercucuran masih berlari ke arah kafe yang tinggal berjarak 100M saja. Ia mulai kehabisan tenaga, nafasnya mulai tersengal  namun ia tetap memaksakan hingga akhirnya ia tiba juga di kafe tersebut tapi tentu saja Dinda sudah di sana dalam keadaan marah.

Dinda:Kamu gimana sih?. Ga bisa ngerti waktu dikit ya?

Azka:Hosh..hosh..Maa...f Ma...af (Menggaruk garuk kepala padahal tidak gatal dengan nafas yang ngos ngosan).

Dinda:Kamu jadi Cowo ga berguna banget. Hal ginian aja kamu ga bisa konsisten.

Azka:Hosh hosh...ya maaf. Tadi aku kejebat macet  trus aku harus lari ke arah sini agar tak terlalu telat (Masih dengan nafas yang ngos ngosan)

Dinda:Udahlah. Kamu buang buang waktu aku banget aku mau pulang aja (Beranjak pergi)

Azka:Tunggu (Menarik tangan Dinda agar ia tak pergi)

Dinda:Minggir. Dasar kamu Cowo ga berguna

     Dinda pun pergi meninggalkan Azka di cafe tersebut. Dengan segera Azka mengejar Dinda tapi tiba tiba Degg..Deggg...Ukhhh Jantung Azka berdegub sangat kencang seakan akan  hampir meledak. Azka merasakan sensasi rasa sakit yang luar biasa di bagian jantungnya. Keringat mengucur deras dari setiap sela sela kulitnya membasahi tubuhnya. Perlahan kesadaran Azka memudar dan Dukkkhhh..Tubuh Azka terjatuh di selingi riuh di antara pelanggan cafe yang terkejut akan kejadian itu.

     Tittt...titttt..titttt...Suara tersebut membangunkan Azka dari pingsannya. Dalam keadaan setengah sadar Azka mendapati tubuhnya sedang terbaring di ranjang empuk memanjang dengan peralatan medis ditubuhnya. Perlahan lahan Azka mulai mencoba mengingat mengapa keadaan nya menjadi seperti ini, Ia mulai teringat bahwa ia kehilangan kesadaran di cafe saat mencoba mengejar Dinda.
     Knock knock..knock...Pintu Ruang rawat Azka diketuk membuat ia bertanya tanya siapa yang datang. Apa itu dokter? Atau perawat?. Ternyata pemikiran Azka tidak benar benar terjadi. Ia terkejut ketika melihat seseorang pria dengan wajah tampan dan tinggi serta berpakaian rapi dengan Jas hitam ditambah Bros tengkorak di dadanya serta menggunakan kalung dan cincing yang berbentuk tengkorak. 'Siapa orang ini?' tanya Azka dalam hati. Perlahan orang tersebut mendekati Azka dengan senyum yang entah apa artinya dan bau harum semerbak mulai memenuhi ruangan tapi bukan hal itu yang mengejutkan Azka melainkan Aura Ungu tipis yang mengelilingi tubuh orang tersebut dan rasa takut yang tiba tiba menjalar ke sekujur tubuh Azka membuat ia terdiam mematung memandangi orang asing tersebut yang semakin mendekat. Hingga akhirnya orang asing tersebut mulai berbicara dan memperkenalkan dirinya.

Arivel:Perkenalkan Azka. Namaku adalah Arivel dan aku adalah malaikat kematian yang datang untuk mencabut nyawamu.

Azka:Apaaaa???? (Tersentak kaget)

Arivel:Ya. Aku diutus Tuhan untuk mencabut nyawa mu dengan tanganku. (Dengan senyum tipis dan mata setengah tertutup)

Azka:Apa kau bercanda?. Ini prank?. Kau mengerjaiku kan? Dimana kamera nya?. (mata liar mencari kesana kemari)

Arivel:Apa aura ku terlihat bercanda?. Kau sudah ditakdirkan mati dalam waktu dekat. Mau kuberi bukti? (Lagi lagi dengan senyum tipis dan aura yang mulai keluar seakan ingin menelan Azka)

Azka:Benarr. Mana buktinya orang gilaaaa!!! (Sedikit memaki Karna menurutnya jika ini prank sangat tidak lucu sobat )

Arivel:Baiklah lihatlah ini.

     Arivel menyingkap Jas nya membuka sedikit pada bagian bahu kanan. Terlihat sedikit asap ungu mengepul keluar dari balik jas nya menutupi bagian dalam hingga tak terlihat. Dengan mata yang menelaah Azka memandangi secara terus terusan hal tersebut hingga ia amat sangat terkejut ketika asap tersebut mulai memudar dan menampakan bagian jas tersebut yang ternyata sebuah tengkorak kepala manusia yang di penuhi bercak darah dengan sebuah nama di bagian dahi yaitu "AZKA HERAWAN". Sontak saja Azka terkejut akan hal itu dirinya mematung tak menyangka dapat melihat hal mengerikan seperti ini. Sekarang barulah ia percaya bahwa dirinya benar benar akan mati.

Arivel:Apa kau percaya sekarang?

Azka:A...ak..aku percaya. (Ia menjawab dengan terbata bata)

Arivel:Baiklah...Dalam 3 hari kedepan aku akan selalu bersamamu sampai aku selesai mencabut nyawa mu (Seraya mengeluarkan sebuah arloji kecil dengan hiasan tengkorak berwarna Merah darah)

Azka:Jadi aku akan mati dalam 3 hari kedepan? (Perlahan ia mencoba tenang)

Arivel:Tentu saja. Selain mencabut nyawamu kau beruntung mendapat malaikat baik hati seperti ku, jadi aku akan mengabulkan 1 permintaan terakhir mu.

Azka:Hahaha kau sebut dirimu baik. Baiklah aku minta .....(belum selesai ia berucap langsung di potong oleh Arivel)

Arival:Tentu saja bukan permintaan untuk hidup lebih lama

Azka:Hei hei kau curang...Padahal kau sebut dirimu malaikat baik (Kesal Azka Karna permintaan nya dilarang terlebih dahulu padahal belum selesai ia berujar)

Arivel:Jadi apa permintaan mu?

Azka:Ummm...ah aku tau...






                                   °°°
     Mentari telah bersembunyi di ufuk nya. Cahaya mulai redup dan kegelapan menyelubungi dunia Hari ini merupakan hari yang berat bagi Azka sebab hubungannya sedang tidak baik dengan pacarnya, Penyakit nya juga tiba tiba kambuh dan menyebabkan ia dirawat di rumah sakit tapi yang lebih sakit dari itu semua adalah ketika ia tau bahwa ia akan mati dalam waktu 3 hari kedepan. Ia masih tak percaya bahwa ia akan mati secepat ini dan ia juga tak percaya bahwa ia dapat bertemu malaikat kematian yang kelak akan mencabut nyawanya. Tapi apa itu akhir dari kisah hari ini?. Jawabannya tidak, Karna ada seseorang yang sedang menuju Ruang tempat Azka dirawat.
       Knock knock knock. Pintu ruang itu diketuk mengejutkan Azka. Siapa itu? Apa arivel? Kenapa dia kesini lagi?  Padahal ia bilang malam ini ia harus kembali ke akhirat untuk mengurus kematian ku. Hati Azka bertanya tanya siapa itu, untuk menghilangkan nya ia pun memperbolehkan orang tersebut masuk. Terlihat 1 pria dan 1 wanita yang adalah sepasang suami istri memandangi Azka yang terbaring lemah di atas ranjang. Mata mereka melekat erat pada diri Azka yang juga memandangi mereka dengan nada bingung hingga akhirnya si wanita menangis dan bergerak menuju Azka seolah mengambil posisi memeluk dan si pria terlihat mencoba menahan tangisan yang ia bendung seraya mencoba memeluk Azka. Tapi siapa mereka ini??

°Akan diungkap di 3Days Chapter 2.  Terus dukung Cerita ini yaa ^~^

Angel's CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang