BAB 1 CINTA

41 0 0
                                    

Cinta??? Biasanya itu muncul ketika kita mulai menyadari ada getaran-getaran ketertarikan yang bersemayam didalam hati. Mungkin bagi orang yang sudah beranjak dewasa, cinta itu agak susah untuk dijawab. Dulu ketika saya masih duduk dibangku kuliah pun saya pernah mendapatkan pertanyaan tentang cinta. Dan saya pun menjawab ketertarikan terhadap lawan jenis.

Cinta biasanya dimulai dari fase kenalan,atuh cinta , bertengkar kemudian putus. Fase cinta memang kebanyakan seperti itu. Oh,iya sebelumnya kenalkan namaku Berlin Novia, teman-teman ku selalu memnggilku dengan sebutan Berlin.

Pada suatu hari, aku mengalami apa yang dinamakan jatuh cinta kepada lawan jenis namanya Wildan Eka Aprilia. Kita dulu bertemu disalah satu rumah sakit di daerah Bandung, kita berdua sama-sama sedang melakukan praktek keperawatan. Aku dan dia memang satu jurusan namun berbeda universitas, jadi tidak aneh kalau kita ditempatkan diruangan yang sama. Tiga bulan setelah pertemuan itu kita berdua memutuskan untuk menjalin hubungan, semenjak aku pacaran dengannya dia selalu mengantar jemputku di rumah ataupun dikampus meskipun terkadang aku membawa kendaraan berroda dua tapi dia tetap menjemputku dengan mengikutiku dari belakang, orang tua ku pun selalu merespon baik kedatangan dia ke rumah, dia orang kedua yang mendapatkan respon dari kedua orang tuaku.

Dua tahun setelah hubungan kita berjalan, dia memutuskan untuk meresmikan hubungan kita ke tahap yang lebih serius yaitu pertunangan. Pertunangan kita hanya berjalan delapan bulan karena ternyata dia tidak sebaik yang aku dan ku kira selama ini. Awalnya dia meminta apa yang harus kita lakukan sesudah menikah namun aku menolaknya, dari semenjak kejadian aku menolaknya dia sangat amat marah namun dia tetap meminta maaf padaku dan aku pun memaafkannya, hari itu aku masih kecewa dengannya dan aku memutuskan untuk menolak dijemput olehnya padahal saat itu aku tidak membawa kendaraan karena memang aku diantar oleh ayahku kekampus dan aku pun memutuskan untuk ikut dengan teman ku yang searah. Keesokan harinya salah seorang temanku yang bernama Novi, dia bilang kalau Wildan kemarin menungguku dan akhirnya dia pulang bareng dengan Tari teman dekatku karena katanya Wildan mau kerumahku tapi nyatanya sampai hari ini aku tidak pernah betemu dengannya.

Keanehanku muncul disaat Tari datang kekelas, dia biasanya menyambutku tapi hari ini dia berbeda ada apa dengan dia? aku pun mendekatinya untuk menanyakan ada apa dengannya karena kemarin malam pun dia tidak membalas chat ku tidak seperti biasanya.

" Tar, kata Novi kamu pulang bareng sama Wildan?" tanyaku kepada tari sambil duduk disebelahnya. Dia pun berhenti memainkan handphonenya dan melirikku lalu dia pun pergi keluar tanpa menjawab petanyaanku. Aku menyusulnya ke asrama tempat Novi, karena memang Novi anak Jakarta.

" Tar, kamu kenapa sih? Aku tanya bukannya jawab malah pergi gitu aja." Ucapku dengan rasa kesal karena aku harus mengejarnya ke lantai 4.

" Kenapa?? Kamu marah sama aku, Rlin. Yang harusnya marah dan kecewa itu aku bukan kamu??" Teriaknya sambil meneteskan air mata. Novi yang tidak tahu apa-apa pun langsung memeluknya karena memang itu sudah kebiasaan kita.

" Tar, sebenernya ini ada apa? kita berdua ngga ngerti kamu kenapa? Kamu marah sama Erlin? Pasti ada alasannya kan, ngga mungkin gak ada alasannya." Ucap Novi sambil mengelus punggung Tari .

" Vi, aku kecewa sama dia?" ucapnya sambil menunjukku. Yang bisa aku lakukan hanya diam, karena aku bingung dengan keadaan saat itu.

" Oke, sekarang kamu bisa jelasin apa salah Erlin. Karena yang aku tahu kemarin kalian masih baik-baik saja." Jawab Novi sambil melepas pelukannya. " Aku kecewa sama dia, karena aku yakin dia sudah tidak suci lagi!!" ucapnya sambil melangkah mendekatiku. Disaat yang sama tetesan air mataku dan dia turun. Rasanya sakit orang yang dekat dengan kita menuduh kita seperti itu tanpa bukti sama sekali.

" kenapa nangis? Benerkan apa yang aku omongin kalau kamu sudah tidak per.." ucapan tari terputus karena tamparanku karena aku sudah tidak kuat dituduh seperti itu.

PLAKKKK

" Aku tidak menyangka kamu bisa setega itu sama ku tar, salah aku apa sama kamu? Sampai kamu ngomong kayak gitu sama aku. Sekarang bisa kamu jelaskan apa maksud omonganmu." Ucapku masih sambil menangis, aku melihat dia tertawa didepanku sambil mengusap pipinya. Novi pun berusaha menenangkan ku dan Tari, sambil menarik kita ke tempat duduk.

" Tar, coba sekarang kamu jelaskan maksud omongan kamu? Dan Kamu Rlin dengarkan omongan tari jangan kamu potong sebelum dia beres bicara, karena tidak mungkin Tari ngomong kayak gitu kalau gak ada alasannya." Ucap Novi duduk disampingku dan Tari didepanku.

" Sekarang Tar." Suruhnya.

" Oke, aku bakalan jelasin maksud omonganku barusan. Kemarin kamu tahu kan kalau Wildan pulang bareng aku, dan dia bilang mau kerumah kamu. Tapi di tengah jalan dia putar balik katanya kamu ada dikostsan dia, dan kamu menyuruhku untuk ikut. Seampainya di sana dia menyuruhku menunggu kamu katanya kamu sedang pergi ke warung. Tapi apa yang dia lakukan dia malah ingin memperkosaku, untungnya aku bisa menghindar darinya dan pergi dari tempat itu, jadi ngga salah kan aku bilang kalau kamu sudah tidak suci,dan tunangan kamu sendiri yang bilang kalau kamu sudah tidak suci lagi." Ucapnya masih dengan tetesan air mata, aku yang mendengar semuanya menjadi tambah sakit dan geram kepada Wildan aku pun beranjak dari tempat dudukku mendekatinya dan memeluk lehernya dari belakang.

" Tar sebelumnya aku mau minta maaf buat masalah kemarin aku benar-benar tidak menyangka kalau dia bisa berbuat sejauh itu sama kamu, dan asal kalian tahu aku tidak pernah tahu kostsan dia dimana, kalian sendiri tahu kan aku itu ketemu sama dia kalau ngga dirumah, ya dikampus.kalian tahu sendiri gimana sikap kedua orang tuaku kalau sampai aku ke tempat cowok, memang sudah dua minggu ini hubungan kita sedang renggang dia tidak pernah menjemputku, karena memang alasannya sama sepertimu Tar, dia pun memintaku untuk melakukan dengannya tetapi aku tidak berniat untuk memberikannya sebelum menikah meskipun kita sudah tunangan." ucapku masih memeluk Tari dan Novi pun beranjak dari duduknya lalu memeluk kita sambil berkata.

" Maaf Rlin, aku udah kehasut sama omongan dia, aku percaya kamu tidak mungkin sampai mengecewakan kita semua. Tapi maaf kalau mulai sekarang aku gak dukung hubungan kalian lagi, karena aku benar-benar benci dan kecewa sama dia." Ucapnya sambil membalas pelukan ku dan Novi.

" Aku juga sama tar, kayak kamu ngga bisa mendukung hubungan mereka. Apa ngga sebaiknya kamu pikirin lagi Rlin hubungan kalian, dia aja berani kayak gitu sama sahabat kamu apalagi sama orang lain." Ucap Tari.

" Selama dua minggu ini aku udah mikirin hubungan kita kedepannya, bagaimana, dan dengan kejadian sekarang aku makin yakin keputusan apa yang harus aku ambil. Jadi aku mohon sama kalian anterin aku ke tempatnya sekarang, karena aku ingin cepat-cepat kelar semuanya." Ucapku sambil berjalan keluar tanpa mendengar jawaban mereka, dan tanpa berbalik kekelas menambil tasku. Dan untungnya mereka berdua menyusulku, tetapi Novi menyuruh kita untuk menunggu karena Arif katanya mau mengantar kita dan membawa tas kita bertiga. Sesampainya disana, dengan tidak sabar aku langsung masuk ke tempat yang ditunjuk oleh Tari, karena aku tahu dia ada dikostsannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANTARA CINTA DAN HIJRAHKUWhere stories live. Discover now