Wedding Ring

1.1K 126 10
                                    

Tak ada yang perlu ditakutkan dari terluka. Mencoba berkawan dengan luka adalah salah satu cara agar cepat pulih. Percayalah! Aku telah melaluinya.

Menahan diri untuk tidak menangis setiap mengurusi pernikahan si alumni hati itu. Menahan mata agar tidak selalu memanas setiap harus berkomunikasi dengan pasangan pengkhianat itu.

Aku berpura-pura sibuk dengan pekerjaanku. Berharap kesibukan bisa membunuh semua rasa sakit yang Seokjin torehkan cukup dalam dihatiku.

Sepanjang perjalanan ke toilet, aku masih merutuki kejadian didalam tadi. Tatapan penuh belas kasihan dari hampir semua rekan kerjaku serta ocehan tak berkelas dari Chanyeol, si photografer paling mengesalkan di dunia.

Diruangan sempit dengan tulisan toilet khusus wanita itu, aku menatap cermin besar yang ada didalamnya, memutar keran lalu membasuh wajahku yang sudah terlihat kusut dan lusuh ini.

Setelah ku keringkan wajahku dengan tissue, kubuka bb cushion yang selalu aku simpan disaku baju kerjaku. Jaga-jaga untuk keadaan darurat yang mengharuskan aku tampil dalam keadaan formal dan bermake-up.

Ya, setidaknya tidak terlalu lusuh lah. Apalagi ini acara pernikahan sang mantan, Mana mungkin aku menunjukan sisi kumalku. Nanti dikiranya aku sampai lupa mengurus diri karena terlalu sakit hati. Maaf saja ya, aku tidak begitu!

Kutepukkan sponge cushion itu dengan cepat, dan merata. Lalu kusapukan sedikit liptint pada bibir mungilku. Biar tidak pucat seperti mayat. Bukan buat tebar pesona sama si mantan.

Sepulang dari toilet, ada getaran menggelikan yang kurasa disaku bajuku. Ternyata aku mendapatkan sebuah pesan diponselku.

From : Krystal T&B
2024-03-29

'30 menit saja. Nikmati waktu sendirimu. Dan kembalilah dengan wajah ceria.'

Begitulah isi pesan dari rekan kerjaku, si event manager berwajah dingin itu.

Tak ada salahnya mengambil sedikit waktu untuk merilekskan pikiran. Minuman dingin langsung lewat dikepalaku. Sekaleng cola atau jus jeruk dalam kotak, tidak ada salahnya.

Dengan yakin kulangkahkan kaki menuju mini market seberang gereja. Namun niat itu urung, setelah melihat sepasang merpati di dalam sangkarnya yang diletakkan dibawah meja didepan pintu gereja.

Merpati itu beberapa saat lagi akan diterbangkan oleh pengantin sebagai simbol pelepasan masa lajang.

Entah bisikan darimana, tiba-tiba kukeluarkan unggas putih itu. Tidak untuk kuterbangkan, cuma ingin mengelus bulu halusnya. Dan ummmm... mengajaknya berbincang.

Ehemmm...

Tiba-tiba sebuah deheman mengagetkanku. Menghentikan kegiatan absurdku.

"Hei.. Apa yang kau lakukan? Kau mau sabotase pesta pernikahan ini? huh?". Tuduhnya sembarangan.

Setelah meletakkan kembali merpati itu ke dalam sangkarnya, aku berbalik sambil menatap sengit laki-laki di belakangku yang dengan teganya menuduhku macam-macam.

"Harusnya aku yang curiga! Sedang apa kau disini?" Balasku.

"Hei aku tamu undangan. Secara resmi diundang keluarga Kim." Dengan sengit dan diiringi nada sombong. Pria itu memang pria paling pongah yang pernah aku kenal.

"Jelas kau diundang! kau bagian dari keluarga Kim juga..." Ucapku tak kalah sengit

"... Yang sekarang sedang menikah itu adalah sepupumu satu-satunya. Kuingat kan, takut kau lupa, Tuan Kim Taehyung". Ucapku panjang lebar.

On Your Wedding DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang