1. ZH | Pertemuan Dengan si Cewek Freak

49K 1.9K 56
                                    

Brak!

"DENIAAAA!!!"

Gadis bertubuh semampai bak model membanting pintu kamar begitu keras. Seluruh emosi tersalurkan dalam satu bantingan keras.

"Denia! Bangun, nggak? Kalau nggak, gue injak badan kerempeng lo!"

"Apaan, sih, Jo!"

"Lo habisin bedak gue lagi, ya!!"

Sosok dalam selimut masih bergumul nyenyak. Tak mengidahkan teriakan maha dahsyat dari seorang gadis yang tengah berdiri di ambang pintu dengan tatapan nyalang. Dia tidak peduli dengan urat-urat leher yang mulai mengeras lantaran melihat sosok itu masih bergumul di balik selimut, melanjutkan mimpi indah.

Namun, gadis bertubuh semampai tak akan membiarkan 'manusia tak tahu diri' terlelap nyenyak!

"Aduh!! Apaan, sih! Lo ganggu gue tidur!"

"Bangun atau gue tetep injak-injak badan lo ini!" ancamnya seraya menginjak-injak badan gadis itu yang kini mengaduh kesakitan.

Sebenarnya dia tidak benar-benar menginjak. Hanya saja, perbuatannya tidak sengaja menginjak tangan gadis itu juga.

"INI GUE BANGUN!"

Segera, gadis dalam selimut terbangun dengan menghempaskan selimut. Gadis berambut panjang yang menjadi pelaku penginjakan badan adiknya dibuat terkejut. Baru saja perbuatan tadi hampir membuat badannya terhuyung ke belakang.

Gadis bernama Denia memandang kakaknya malas dalam kondisi mata mengantuk berat. Dia menatap gadis itu, notabene kakak tertua di keluarga mereka.

"Kenapa?!" Denia bertanya judes.

"Ganti rugi atas perbuatan lo yang selalu habisin bedak gue."

"Pelit banget lo jadi kakak. Gitu aja dipermasalahin."

"Gue nggak bakal permasalahkan kalau lo nggak terus-terusan bikin gue bangkrut."

"Apa? Bikin lo bangkrut? Gue cuma minta dikit."

"Minta tapi ngabisin. Kebangetan tau, nggak?!"

"Lo, kan, model majalah terkenal. Banyak duit. Keluarga kita juga tajir. Please, jangan kayak orang susah. Masa cuma bedak sampai berkoar-koar gitu."

"Kebangetan lo, ya! Itu bedak mahal. Gue beli nyaris ngabisin duit tiga juta. Tiga juta itu hasil jerih payah gue, bukan minta-minta kayak lo. Wajar kalau gue marah. Lo kira nyari duit tinggal metik daun mangga di depan rumah?!"

"Gue cuma minta dikit, kok. Tuh, yang ngabisin temen-temen gue. Kemarin mereka main ke rumah. Lagian bedak lo kan tinggal dikit. Bukan sepenuhnya salah gue."

Joanna, yang kerap dipanggil Jo oleh Denia---terdengar lebih cocok untuk panggilan kakak laki-laki dibanding perempuan---mendesah pasrah. Wajah mulai melunak setelah mendengar alasan adiknya.

"Sampai ngabisin bedak atau make-up gue yang lain, awas aja. Ganti 30x lipat dari harga aslinya."

Ancaman Joanna seakan memaksa Denia mencopet untuk mengganti kerugian bedak seharga 30x lipat dari harga asli. Harganya saja sudah mencapai tiga juta, ditambah harus membayar 30x lipat dari barang make up-nya, sama saja dia menyuruh Denia mencopet. Uang jajan per harinya saja tidak sebesar itu.

Oh ya, tentu saja, ditambah credit card disita Mama karena pemakaian berlebihan saat berbelanja di mal bersama temannya. Mungkin, ada ratusan juta yang dihabiskan dalam seminggu. Karena itu, debit card juga ikut-ikutan disita. Ugh, untung saja ada pegangan cash selama peralihan hukuman.

Zero Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang