"Voltra dan Gamma."
"Nama yang bagus, aku suka itu."
.
.
.
"Solar!"
Suara Halilintar terdengar oleh seisi rumah, membuat Solar yang ada di luar rumah menoleh ke sumber suara. Pada hari kerja ini Halilintar harus kembali mengomeli Solar yang tidak sengaja meninggalkan barang penting di atas meja makan.
Solar yang baru saja hendak pergi dengan mobilnya terpaksa keluar dari mobil dan menemui Halilintar. Ia dapat melihat wajah kesal Halilintar yang menggemaskan, tidak berubah sama sekali.
"Ada apa, Hali? Kau tidak perlu sampai marah-marah begitu 'kan?" Solar menghampiri Halilintar yang masih menggunakan apron merah miliknya.
Halilintar tidak menjawab, ia segera melingkarkan sebuah tali panjang dan mengikatnya dengan simpul dasi. Ia mencoba memperbaiki posisi dasi milik Solar sehingga terlihat serapi mungkin.
"Terima kasih." Solar memberikan senyuman terbaiknya di depan Halilintar.
Halilintar menghindari kontak mata, wajahnya bersemu manis. "Aku hanya tidak ingin kau terlihat buruk di kantor."
Solar terkekeh pelan melihat keimutan Halilintar, penyemangatnya pagi ini. "Kau ini sangat menggemaskan."
Elusan yang Solar berikan pada Halilintar membuatnya tersentak kaget, ia segera menepis tangan Solar dan menyuruhnya segera pergi. Solar ingin menolak untuk pergi dan memilih untuk berdua dengan Halilintar di rumah, tetapi tuntutat ekonomi memaksanya untuk pergi bekerja.
"Sampai jumpa nanti malam, Darling." Solar menyingkap poni Halilintar sebelum meninggalkan kecupan di dahi pujaan hatinya.
Halilintar mematung dengan wajah yang bersemu.
"Papa Solar, ayo cepat berangkat!"
"Nanti kami akan terlembat ke sekolah!"
Kedua putra kecil mereka bersorak dari dalam mobil, Solar terpaksa meninggalkan Halilintar sekali lagi di rumah. Jika bisa, ia ingin menemani Halilintar sesering mungkin.
"Aku berangkat."
Halilintar menatap punggung Solar yang selalu ia rindukan. Meskipun mereka akan selalu tidur bersama dan bertemu setiap hari, tetapi Halilintar sungguh ingin menghabiskan waktu berdua dengan Solar.
Namun keadaan rumah tangga mereka memaksa Solar untuk bekerja, bukan hanya untuk mereka sendiri tetapi juga untuk kedua putra mereka –Voltra dan Gamma. Tidak mereka bukanlah anak kandung dari Halilintar dan Solar, mereka menemukan dua bocah kembar di emperan toko dan mereka sepakat untuk merawat kedua anak itu.
"Saatnya bersih-bersih."
Soal bersih-bersih, Halilintar dan Solar memiliki level yang sama. Keduanya menyukai kebersihan, terkadang saat weekend mereka akan membersihkan gudang bersama-sama. Voltra dan Gamma juga dididik untuk mencintai kebersihan dan lingkungan, berharap kedua anak itu akan tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Halilintar menghabiskan waktunya untuk membereskan piring dan dapur, kamar mandi, serta menyapu lantai rumah. Usai semuanya selesai ia mencuci pakaian yang sudah dua hari menumpuk di keranjang pakaian kotor.
Sambil menunggu mesin cuci menyelesaikan tugasnya, biasanya Halilintar menonton berita di televisi. Setelahnya ia akan menjemur pakaian di balkon yang ada di lantai dua.
Kegiatan sebagai ibu rumah tangga terlihat sederhana, tetapi akan terasa melelahkan jika dikerjakan sendiri. Namun Halilintar hanya dapat melakukan ini demi mendukung Solar yang berperan sebagai tulang punggung keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Kecilku
Fanfiction[COMPLETE] Kini mereka menjadi satu dalam janji suci, menikmati kebersamaan setiap hari. Keluarga kecil mereka terus tertawa, di dalam perlindungan cinta. "Keluarga kecil ini lah yang menjadi alasanku untuk hidup." S "Aku akan melindungi mereka agar...