Chapter 1: Beginning

1.2K 81 5
                                    

15 agustus 2019

Langit terus mencurahkan air ke bumi membawah, bulir-bulir hujan itu jatuh saling berbondong-bondong seakan tanah adalah hal yang luarbiasa yang harus mereka capai dengan sukacita tanpa peduli dengan kumpulan manusia yang terus melarikan diri dengan wajah penuh ketakutan.

"Aaarghhh.." teriakan yang terus bersahutan tak menghentikkan langkah pemuda yang tampak kurus dqn penuh lumpur, mata shappier yang indah tertutup oleh ketakutan. Tak mempedulikan apapun Naruto terus berlari menghindari kumpulan zombie yang terus mengejarnya.

'Sial! Sial! Sial!' batinnya putus asa, seandainya dia tidak terjebak dengan perkataan teman-teman dan pacarnya mungkin dia tidak berakhir seperti ini, harusnya dia sadar bahwa sekarang dunia prnuh dengan kekacauan. Tidak ada lagi kepercayaan sesama teman, tidak ada yang namanya hubungan persaudaraan disaat bahaya ingin menerkam dirimu.

Menundukkan kepalanya, Naruto menghindari tangan penuh nanah dengan kuku hitam tajam yang coba mencengkram lehernya. Dirinya melirik kekiri menemuka tempat itu tidak ada zombie lalu dia langsung berlari kesana.

"Hah.. hah.." suara napasnya mulai terengah, dia tahu batas kekuatannya tidak akan lama lagi berakhir. Disaat-saat seperti ini dirinya mulai menyesal karena menjadi anak yang manja diwaktu dulu, seandainya dia rajin berolahraga pasti dia akan lebih kuat.
Menengok kebelakang Naruto menemukan bahwa para zombie masih mengejarnya dengan semangat.
Tanpa peduli dengan kaki yang terasa kesemutan setelah dipaksa berlari dalam satu jam, Naruto terus memacu kecepatan dan mengubah haluan berbelok kekanan dengan napas tersengal-sengal dirinya terus berlari.

'Sial! Seandainya aku tidak mendengarkan kata Hinata untuk mengambil makanan-makanan itu!' Terus mengutuk diri didalam hati Naruto masih terus berlari dan seakan menemukan oasis dipadang gurun Naruto melihat mobil pickup dibawah oleh temannya.

"Narutoo!!" Teriakkan Kiba, membuat Naruto dengan semangat melangkahkan kakinya. Dengan tangan terulur mencoba menyambut tangan kiba yang terulur.

"Kibaa!!" Menyerukan nama teman dengan semangat Naruto memegang tangan kiba dengan erat, sementara itu Hinata, Shino dan lainnya hanya memperhatikan tanpa niat membantu sedikitpun yang mereka perhatikan bukanlah Naruto tetapi para mayat hidup yang berjalan dengan tampilan mengerikan dibelakang Naruto.

"A-astaga!! Zombienya semakin dekat. Kiba lepaskan dia!!" Seru kidomaru yang memperhatikan para zombie yang hanya tinggal beberapa meter dari mobil mereka.
Semua yang berada didalam mobil juga tampak panik dengan banyaknya zombie yang mengejar.
Tanpa mempedulikan mereka Kiba masih terus memegang tangan Naruto dengan erat.

"Tidak akan!! Tidak akan!!" Ucapnya dengan keras kepala tanpa keraguan di matanya.

Naruto yang melihat hal ini merasakan sesuatu yang hangat didalam dadanya. Dia tahu bahwa sahabatnya adalah satu-satunya yang memperhatikannya, hanya sahabat sejak kecilnya inilah yang selalu membelanya tanpa peduli seberapa keras kepala dia, tanpa peduli kemanjaan dan tidak bergunanya dia. Tanpa terasa air matanya mulai jatuh membasahi wajahnya.

"Kiba, lepaskan tanganku!!" Merasa dia akan menyeret masalah bagi temannya juga Naruto melepaskan tangannya tapi Kiba masih dengan kerqs kepala memegangnya dengan erat.

"TIDAK AKAN!! KAU TEMANKU YANG BERHARGA NARU" melihat temannya tanpa daya berlari dikejar para zombie tanpa sadar Kiba juga ikut mengeluarkan air mata. Dan menguatkan pegangan tangannya pada Naruto.
Kidomaru yang sedang panik dan ketakutan melihat pemandangan didepannya mulai marah dan dengan geram mengahampiri Kiba. Dan dengan paksa melepaskan tangan kiba dari Naruto.
Hinata dan lainnya juga ikut membantu Kidomaru menarik tubuh Kiba.

"Lepaskan dia Kiba-kun." Naruto mendengar suara Hinata yang biasanya akan sangat menyenangkan baginya dulu kini sekarang berubah kemarahan, kalau bukan karena wanita ini dia tidak akan berakhir seperti ini. Wanita munafik yang hanya menginginkan uang dan kekuasaan ayah Naruto. Sungguh sekarang mendengar suaranya membuat naruto muak. Tanpa sadar Naruto kembali meremas kuat tangan Kiba sebelum dia kembali sadar dan melepaskannya.

The Story with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang