1

12 1 1
                                    

🔊Playing now: Alec benjamin- The boy in the bubble

"Hei gelandangan!!, masih saja kau berkeliaran di lingkungan sekolah yang hanya untuk orang orang terpandang ini, kau tak punya malu hah!".

sebuah kepalan tangan bersentuhan dengan pipi seorang pemuda berkacamata dengan keras, membuat sang pemilik kacamata terjatuh menabrak pohon dibelakngnya. Tak puas sampai disitu, sang pelaku penonjokan kini melayangkan tendanganya kearah dada sang pemuda malang yang masih terjerembab ditanah berkali-kali.

"Kenapa kau diam saja heh!! Kau dengar aku tidak!, Kalau ada orang yang berbicara itu jawab!!,Apa kau sekarang bisu hah! Sudah miskin bisu tak ada seorangpun yang menginginkanmu, ah mungkin majikanmu itu yang menginginkanmu dengan cover sebagai teman dan saat malam jadi 'teman' penghangat ranjang hahaha"

Pemuda itu mencoba menahan kaki yang kini menginjak dadanya dengan kuat membuat tubuhnya agar tetap terbaring di tanah, kacamatanya tergeletak tak jauh darinya,ada retakan dikedua lensa kacamata itu akibat tonjokan sebelumnya, iris mata segelap malam kini menatap si pelaku, tidak ada ketakutan maupun airmata di iris kelam itu, sang pemuda hanya menatap keempat orang yang mengitarinya, dengan pandangan datar.

"Apa apaan kau melihat kami seperti itu, ingin kucolok matamu itu hah? Harusnya kau menunduk saat melihat kami, seperti biasanya."

"Itu benar, makhluk rendahan sepertimu tak seharusnya melihat kami, kau hanya harus menundukan kepalamu ketika berhadapan dengan kami, levelmu itu jauh lebih rendah dari kami, bagai langit dan bumi, langit yang diatas melihat bumi dibawahnya. Seperti kami yang melihat makhluk rendah sepertimu dari atas."

Hening....

Tak ada jawaban diutarakan oleh pemuda itu, hanya iris matanya yang masih setia menatap datar keempat pelaku yang kini sudah memerah menunjukan amarah di wajahnya. Keterdiaman pemuda itu membuat mereka naik pitam, mereka tidak suka diabaikan, apalagi dengan makhluk yang lebih rendah dari mereka.

"Sudahlah.. hajar dia sampai pingsan atau mampus sekalian, aku tidak mau membuang waktuku lebih lama untuk dekat dekat dengan sampah sepertinya, melihat dia saja aku muak!!!"

Pelaku utama pembulian pemuda malang itu merupakan anak dari seorang petinggi penting di kota ini, membuatnya menjadi seorang yang congkak dan sombong. Baginya orang biasa tidak selevel denganya dan hanyalah budak untuknya. Apalagi pemuda yang kini sedang ia injak saat ini, bahkan lebih rendah dari orang biasa. Namun dengan beraninya masuk kedalam satu sekolah yang sama dan bahkan kelas pun sama dengannya, kelas dimana orang-orang berstatus tinggi sepertinya berkumpul.

Ia tidak habis fikir bagaimana gelandangan sepertinya bisa masuk ke sekolah elite ini dengan alasan beasiswa. Siapa yang bisa mempercaya itu?, selama sekolah ini berdiri tidak ada program beasiswa yang diberikan bagi orang orang kelas rendah sepeeti mereka. Sekolah ini tidak mendapat julukan "elite school" dengan percuma kan? Hanya golongan elite yang bersekolah disini, sudah semestinya seperti itu. Namun, apa yang gelandang ini lakukan disini..., ia tidak mengerti.

"Kalian bertiga...beri dia pelajaran"

Dengan perintah itu ketiganya menyeringai dan mulai memukuli dan menendang pemuda yang masih terbaring ditanah berkali-kali, namun tetap tidak seutas kata bahkan suara keluar dari bibirnya, ia hanya melindungi kepala dan wajahnya dalam diam. Hal itu menambah amarah ketiganya dan semakin brutal menyiksa pemuda malang itu.

"Hei!!!berhenti!! Apa yang kau lakukan pada niel!"

TBC
UwU

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CATCH YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang