Terlahir ditanah gersang, dengan kedamain hikmat di dunia fana yang mengikat.
Terdiam lesu dengan doa yang terngiang di kepala, hingga sang fajar terbit memberi duka.
Berdosa seakan berjalan diantara nafsu dan fikiran, hingga terlena dalam kepasrahan.
Tak ada luka di balik awan, tak ada kebahagiaan di depan siang, hanya diam yang menjadikan nya kemunafikan.
Setitik noda menjadi serpihan dosa, menghakimi adalah cara biasa. Hingga membuat semua terlena.
Ini apa?
Tentang apa?
Untuk apa?
Rasa.
YOU ARE READING
Angin,Hujan dan Perasaan
PoesieJangan salahkan angin dan hujan, karna ini tentang perasaan