1

22 2 0
                                    

Selamat membaca
-ˏˋ🍵⊹ ༘⋆

Hidup itu bagaikan sebuah buku, putih bersih. Buku tanpa cerita itu seperti masakan tanpa garam, tidak terasa sempurna. Cerita itu banyak, dari sedih sampai senang.

Semua itu roda kehidupan, kadang diatas kadang pula dibawah. Hanya nikmati alurnya, tanpa banyak mengeluh kepada sang maha kuasa. Kadang mereka yg lebih buruk roda kehidupannya lebih bersyukur daripada yg lebih baik.

Saat seseorang bersyukur, saat seseorang menikmati kehidupan yg dijalani'nya. Saat itulah seseorang itu bahagia akan kehidupannya, entah layak ataupun tidak. Bersyukur itu tidak susah, merasa cukup itu yg susah, nafsu menguasai hati dan tidak bisa mengontrol diri sendiri.









Sera Adriana, seorang penulis muda dengan beberapa buku yg sangat diminati orang orang.

Vano Mahendra, anak pengusaha terkenal yg hidupnya untuk buku. Buku adalah dunianya.

"Ra, hari ini kamu ke perpustakaan lagi?" tanya Bayu pada adiknya, Sera mengangguk mengiyakan perkataan sang kaka.

"Bukannya kemaren udah ya?"tanya Bayu lagi dengan nada keheranan.

Sera memandang kakanya itu, "ada buku baru kak, kayanya seru." ucap nya lalu berdiri.

Dia salim kepadanya kakanya, "Pamit ya kak, Assalamualaikum." dan mulai keluar dari rumah.

Sera masuk kemobilnya, dia menyetir sendiri tanpa sopir.

Drtttt.

Bunyi ponsel Sera menggema dimobil, dia langsung mengangkat panggilan yg masuk.

"Halo?" ucap orang disebrang.

"Iya, halo?"

"Ra, masih lama?"

"Udh dijalan ini."

"Beneran? Ga lagi dikasur kan?"

"Iya Sya."

"Ok, jangan lama ya."

Tut.

Sera mulai menaikkan kecepatan mobilnya.

Sera membuka pintu perpustakaan. Hening seperti tidak ada kehidupan disini, penjaga perpustakaan juga sedang sibuk dengan puluhan buku. Jaman sekarang orang orang tidak berminat dengan membaca, bahkan komik saja hanya orang orangnya saja yg membaca.

Sera berjalan diantara rak buku, dan menuju meja untuk bertemu Alisya. Teman sejak Smp nya, yg selalu berada disampingnya.

"Ini bukunya." ucap Alisya. Dia menyerahkan buku yg tidak terlalu tebal ke Sera, mata Sera berbinar melihat buku itu.

"Makasih."

"Sama sama, ini susah loh nyarinya."

Sera melirik kearah Alisya, "ya terus? Iya deh malam ini ke kafe yg biasa." dan langsung dihadiahi pelukan oleh Alisya.

"Aduh peka banget ya, tapi sayang masih jomblo." ucap Alisya lalu berlalu pergi, Sera menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya itu.

Dia mulai membaca buku karangan idolanya itu, buku yg sedang hangat diperbincangan akhir akhir ini.

Sera mulai menyelam kedalam alur cerita, namun matanya sudah mulai lelah dan mengajak istirahat.

────┈┈❁₊ೃ༉┈┈────

"Mbak? Mbak?" panggil seseorang, Sera membuka matanya dan memperjelas penglihatannya.

Terlihat laki laki dengan rambut hitam pekatnya yg memiringkan kepalanya, Sera otomatis bangun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The WheelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang