03 - Tiga

47 2 0
                                    

Seberapa jauhnya akan ku tempuh, hingga hati ini lumpuh dan jiwa ini berada pada titik paling jenuh

Sesampainya dikelas mata Nia langsung mencari keberadaan sahabatnya, Fira. Matanya memutar sekeliling mencari tubuh sahabatnya sampai akhirnya sahabatnya ditemukan di pojokan kelas bersama anggota The Wolf yang sedang menyusun jadwal piket kelas.

"Oy Fira" sapa Nia saat mendekati Fira-sahabatnya. "Gue seneng banget tau gak bisa masuk kelas ini. Bisa sekelas sama lo, sama angga juga, trus nih disini tuh hampir semuanya anak The Wolf gilak pasti bakalan seru banget" cerocosnya.

"Elahh Nia rombeng, mulut lo tuh kalo ngomong pelan dikit bisa gak? Telinga gue ampe keluar limbah nih" ucap Fira dengan nada dibuat-buat.

"Itu sih lo nya aja yang alay kayak emak-emak rempong" tukas Nia sambil menoyor kepala Fira. Setelah itu Fira hanya memutar matanya malas dan melanjutkan aktivitasnya membagi jadwal piket.

Nia duduk dan melamun. Kelas ini ramai, seru, dan semua penghuninya sudah akrab dengan Nia. Ditambah sahabatnya juga ada yang satu kelas dengannya. Tapi nia merasakan ada sesuatu yang beda, sesuatu yang pernah ada kemudian sekarang tidak terasa keberadaannya. Mungkin juga sepotong suasana yang akan dirindukannya. Tapi apa dirinya pun juga tidak tahu.

Apa jangan-jangan ini gara-gara gue udah pisah kelas sama si galangkung yah? Ah gak mungkin lah, yang ada sih gue makin seneng tuh gak digangguin sama dia lagi. Batin Nia.

Setelah itu bel berbunyi bersamaan dengan salah satu guru yang masuk ke dalam kelas sehingga semua siswa mengacir menuju bangku masing-masing.

"Kalian pasti sudah tau saya kan? Walaupun mungkin salah satu dari kalian ada yang tidak pernah saja ajar pasti kalian tau saya" ucapnya. "Saya, akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun kedepan. Saya harap kita semua bisa berbaur dan menjadikan kelas ini seperti keluarga" tambah guru itu-Bu Yati

Selanjutnya pelajaran berjalan seperti biasanya

🦋🦋🦋

Setelah serangkaian pelajaran yang membosankan, ini adalah saat yang paling ditunggu-oleh seluruh siswa.

Kriiing......

Bel istirahat telah berbunyi. Semua siswa yang berada dalam kelas pun segera mengacir menuju kantin untuk mengisi persediaan perut mereka.

Lain halnya dengan para siswa yang berhamburan menuju kantin, Nia malah asik termenung sendiri di dalam kelas. Kemana Fira? Fyi, Fira adalah sekretaris kelas. Dan baru saja ia akan mengajak Nia ke kantin tapi niatnya diurungkan karena panggilan wali kelasnya.

"Woi" suara seseorang sambil menepuk pundak Nia. Nia menoleh dengan malas. Dilihatnya saat ini adalah laki-laki yang selalu dengan sabar mendengarkan keluh hatinya-Angga

"Ck apasih ngga" balas Nia dengan wajah lesu.
"Lo kenapa? Gak biasanya nih lo kayak gini. Ada apa lagi?" Ucapnya dengan suara halus.

"Ngga gue mau cerita sesuatu" Nia berbicara dengan suara parau, juga wajahnya memerah seperti sedang menahan air mata.

"Nia, lo kenapa? Cerita aja sama gue, pasti gue dengerin. Gue kan pendengar setia lo" balasnya dengan cengengesan tapi tetap tidak lepas dari suara yang halus.
"Iiih serius ah lo mah gitu" kali ini Nia sudah tidak bisa membendung air matanya lagi. Angga yang tadinya cengengesan pun sangat khawatir saat melihat Nia menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang