1

5 0 0
                                    

Cahaya mentari mulai menunjukkan eksistensi nya,silauan nya menyelinap masuk melalui tirai yang sedikit terbuka. Cuitan burung bersenandung dengan merdu,serasi dengan udara pagi yang membuatku bersemangat untuk memulai hariku. Aku sangat bersemangat untuk hari ini, karena hari ini hari pertama ku menjadi mahasiswi di sebuah kampus yang lumayan terkenal, aku mulai menyingkirkan selimut biru langit ku,menguap dengan kondisi mulut ku kebukaan maksimal, sambil mengucek kedua mataku,pandangan ku langsung beralih ke nakas melihat jam beker ku yang menunjukkan pukul enam lewat lima belas. Saat aku mulai beranjak dari tempat yang ku anggap merupakan zona nyamanku,emang sih agak lebay, tapi itu emang nyata adanya, dia adalah istana kapuk ku, Muahhhh.Kaki ku mulai menapaki lantai kamarku,sesaat aku mulai melangkah untuk meraih knop pintu,tiba-tiba terdengar suara seseorang wanita yang memanggilku dengan lembut sambil mengetuk pintu kamarku,ya dia adalah bunda.

Tok...Tok...Tok...

"Lana,bagun uda pagi sayang. "

Aku pun langsung menyaut,sambil mengambil langkah secepat flash untuk meraih knop pintu dan membukakan nya untuk mama.

"iya ma,ntarr."

Sesaat pintu sudah terbuka menampilkan wajah wanita setengah baya yang masih tetap cantik walau ditelan usia,mama sudah rapi pertanda mama sudah siap untuk berangkat ke kantor. Mama tersenyum padaku,tangan mama terulur mengelus rambut ku dengan lembut.

"Sayang, ayo siap-siap sekarang, setelah itu turun ke bawah, ayah sama abang-abang uda pada nungguin kamu di meja makan tuh."

"Oke siap mama ku sayang." Sambil berlagak seperti orang sedang memberi hormat.

Lana langsung berlari kecil menyampirkan handuk dipundaknya,lalu berlalu masuk ke dalam kamar mandi,tidak lama terdengar suara senandung Lana dan suara air pertanda shower sudah menyala. Mama hanya tersenyum kecil melihat ke arah pintu kamar mandi,lalu kembali menutup pintu kamar Lana,dan berlalu ke bawah untuk menunggu Lana bersiap.

Setelah selesai bersiap, Lana kembali melihat pantulan dirinya di depan cermin, rambutnya yang hitam di kuncir kuda dengan penambahan sedikit aksen poni di dahi nya,Lana juga memoleskan cream wajah lalu menambahkan bedak tabur dengan tipis, bibirnya yang kata abang-abang nya mirip dengan Selena gemes sudah Lana poles tipis dengan liptint, membuat wajahnya yang sepucat kertas lebih terlihat segar.

"Oyy Lana cepetan siap-siap nya, cacing abang udah pada konser nih!"
Itu adalah suara Lantang dari kakak tertua nya, Lana biasa memanggilnya Abang Bian, Bang Bian emang gitu dia suka gak sabaran, eitsss tapi aku tetep sayang dong.

"iya abangg, ini lagi otw. " berteriak sekuat mungkin, sambil berlari Lana meraih tas ransel nya berlalu keluar kamar, menutup pintu nya,dan masih berlanjut dengan larian kecilnya menuju tangga yang menghubungkan lantai atas dengan lantai bawah.

"Pagi semua." Lana memberikan senyum manisnya pada keluarga kecilnya, Lana menyapa layaknya seperti pemandu acara di salah satu di tipi swasta.

"Pagi adeknya abang." jawab serempak ketiga abang Lana.
sedang papa dan mama hanya tersenyum ke arah Lana. Lana langsung menduduki kursi di antara papa dan mama nya. Papa memimpin doa, lalu semuanya mulai menyendokkan nasi goreng masakan mama nya yang selalu menggugah selera, keadaan menjadi hening.

Abang Zendra,yang tidak lain dan tidak bukan adalah abang kedua Lana,berdeham untuk memecah keheningan.
"Gimana persiapan kamu di hari pertama ngampus Lan?"

"nggg aku semangat sih bang,dan persiapan untuk mos nya juga uda ada semua, soalnya tadi malam di bantu sama abang Bian,Makasi bang Bian, tapi aku rada takut gitu bang,heheh." Sambil memasukkan nasi goreng yang kedalam mulutnya.

"Sama-sama Lana ku sayang." Bian menjawab dengan senyum,yang aduhai dedek meleleh bang hehehe.

"Takut kenapa Lan?" Papa bertanya dengan raut wajah bingung.

"oh gapapa sih pa,cuma Lana agak takut aja sama senior nya heheh,soalnya kalau di film-film gitukan senior nya rada galak pa." jawab Lana dengan cengengesan.

Gelak tawa terdengar mengisi ruangan itu, bukan Lana namanya jika tidak bisa membawa suasana ceria dalam keluarganya. Semuanya sudah menyelesaikan sarapan tanpa tersisa sedikitpun di piring mereka masing-masing.

"Kamu nanti ke kampus nya sama siapa sayang? " Tanya bunda dengan lembut.

"Yauda sama papa aja kali ya Lan?"

"ngga pa,Lana bareng sama aku aja pa." Bang Bayu menyaut.

"Ohiya ya bang, kan kita satu kampus yekan heheh."

"Yauda buruan kalian berangkat adek-adek ku tercinta ntar telat loh. "
Bang Bian berkata sambil mendorong tubuh Bang Zendra, Bang Bayu dan Aku, Bang Bian uda menamatkan kuliah nya setahun yang lalu,sekarang bang Bian itu biasa gantikan papa di kantor,kalau-kalau papa lagi tugas di luar kota atau luar negeri,ya sebenarnya bang Bian juga nyambil cari kerja sih.

"Yauda ayo kita semua berangkat."
Papa memerintah sekali lagi.

Papa dan mama naik mobil bersama, bang Zendra naik motor kesayangannnya, aku juga naik motor sama bang Bayu. Kami langsung berangkat bersama, sebelum berpamitan pada mama,papa,dan bang Bian.

"Bang Bayu buruan, aku telat nih." sambil melirik arloji yang melingkar manis di tangan kanan nya yang menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh.

"iya sabar Lana,abang juga bingung mau gimana, macet banget ni."

Aku bingung harus gimana, ga ada jalan pintas lain untuk menuju ke kampus aku dan Bang Bayu, aku baru sadar realitas tak seindah ekspetasi, jalanan di Jakarta pagi ini sangat macet. Setelah beberapa menit akhirnya jalanan mulai lancar, motor bang Bayu langsung berjalan membelah jalan.

Sesampai  nya di kampus, Lana langsung meloncat dari motor abangnya dan berlalu meninggalkan abang nya yang masih sibuk memakirkan motornya,sambil menatap Lana yang ber negosiasi dengan satpam untuk memberi ijin masuk.Ya Lana merupakan mahasiswi fakultas psikologi baru yang sedang menjalani masa orientasi,sedangkan abangnya merupakan mahasiswa Fakultas tekhnik sipil yang sudah memasuki semester tiga. Jadi tentu saja abang nya bisa langsung masuk tanpa memohon.

"Woy abang, aku gimana nih, abang tolongin aku. Help me abang! " Lana berteriak histeris ke arah Bayu.

"Maaf ya,Lan abang juga ada tugas ngemos.Maap ya Lan,abang luan yak, Dadah sayang nya abang."

Sambil memelas Lana memohon pada pak satpam untuk mengijinkan nya masuk. "Pak bolehin saya masuk dong pak, saya janji besok ga telat lagi. "
Sambil mengacungkan dua jari nya berbentuk tanda damai.

" kagak bisa neng, eneng uda telat sepuluh menit, ini uda peraturan neng."

Lana hanya bisa menarik napas panjang,menghembuskan nya dengan kasar lalu menjatuhkan bokongnya ke lantai di depan pagar,bibir Lana manyun lima senti.Siapapun yang melihatnya pasti akan merasa iba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain BooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang