CERPEN MINI CINTA DALAM DIAM

11 0 0
                                    

BY KELOMPOK SASI ( SARASEHAN SASTRA INDONESIA )

"Tak pernah terbayangkan sebelumnya, aku mencintainya yang tak sengaja kutemui di suatu tempat. Bibirnya tersenyum saat pertama kali kita berjumpa, hatiku berdecak kagum kepadanya, entah kenapa aku tiba-tiba seperti ini," batinnya. Ia seorang perempuan cantik yang sedang duduk di sebelah sahabatnya di kelas, mereka selalu bersama sebut saja Raina dan Siska. Mereka memiliki hobi yang berbeda, Raina menyukai dunia menulis sedangkan Siska lebih menyukai nonton film-film drama Korea dan anehnya tipe cowo mereka selalu saja sama. Itulah yang membuat mereka kadang sering bertengkar hanya karena cowok dan akhirnya Siska pun membuat perjanjian dengan sahabatnya itu. "Kita harus buat komitmen gak boleh suka apalagi jadian sama cowo yang sama jika salah satu dari kita melanggar maka pertemanan kita putus," tegasnya.

Hari ini Siska dan Rai sedang berada di kelas XI IPA-2. Di Jam istirahat mereka malas kekantin, Siska dan Raina memilih untuk mengerjakan tugas fisika, eh ralat hanya Raina saja yang sedang mengerjakan, sedangkan Siska sibuk menonton drakor terbaru. Ya itulah Siska, apabila ada film drakor terbaru maka ia akan antusias dan heboh sendiri bahkan ketika tidak memiliki kuota, ia rela meminta hotspot dan kata sandi wi-fi sekolah pada teman dan walikelasnya. Padahal dia termasuk dari keluarga berada mungkin karena rasa malunya sudah hilang, etss ! Berbanding terbalik dengan Rai, ia perempuan yang elegan dan manis. Dia lebih menyukai mencurahkan isi hatinya lewat blog pribadi. Dia sosok yang sangat disiplin dan tepat waktu. Karena Rai berpikir, "Waktu adalah Sejarah" yang artinya biarlah waktu yang menjawab dan sejarah yang mencatat. Ia bintang di kelas tetapi Rai hanya dekat dengan Siska, bukan berarti teman sekelas tidak menyukai dirinya namun mereka lelah jika mengobrol dengannya karena jawaban Rai singkat, padat, dan jelas. Ketika sedang mengerjakan tugas, pikiran Rai melayang ingat ketika siska mengenalkan seorang laki-laki yang sangat tampan. Dia bernama Alvi Azmi (ketua basket Di SMA Samudra Ray), sekaligus pacar dari Siska. Ini pertama kalinya Rai terpana melihat alvi yang tampan, ia seketika membeku. Pikirannya melayang-layang bagai kunang-kunang yang menerangi gelapnya malam, jantungnya terasa berhenti berdetak, dunia seolah berhenti berputar. Apakah dia jatuh cinta? mungkinkah? tidak ini adalah pemikiran yang salah. Rai tidak mungkin melanggar perjanjian itu. Lalu, Apa maksud dari rasa ini?

Dalam kegalauan ia termenung dan hari itu siska tidak masuk sekolah, Alvi datang dan mengajaknya pergi. Ia berusaha menghindar tapi usahanya gagal, Alvi mempunyai seribu cara untuk membuat Raina berkata iya. Seusai sekolah mereka pergi menonton bioskop. Mereka sangat menikmatinya, terlihat jelas kebahagiaan terpancar dimata mereka. Sesampainya dirumah ketika Raina melangkah pergi, tangan Raina dipegang oleh Alvi. Hati Raina berdegup kencang ia menutupi perasaannya dengan senyuman. "Maaf, tolong lepas pegangan tanganmu," Kata Raina, lalu alvi melepaskannya dan berkata "Aku mencintaimu," Daaaaaaarrrrr, kata-kata itu seperti tamparan buat Raina. Ia memang menyukai Alvi tapi tak pernah membayangkan sedikitpun untuk berpacaran dengannya. Ia pergi meninggalkan Alvi sendiri. Keesokan harinya ia memutuskan untuk menemui Alvi, Ia mencarinya dan menemukan Alvi dikantin sedang berbicara dengan temannya lalu mendegar perkataan mereka. "Alvi sudah berhasil menaklukan Siska, sesuai perjanjian diawal kalian akan memberikan uang kaliankan?," Raina terkejut dan tidak habis pikir, kenapa Alvi setega itu. Ia hendak pergi tapi kakinya menubruk meja didekatnya, Alvi melihatnya lalu mengejar Raina. Ia menjelaskan memang benar memacari siska hanya karena taruhan tetapi alasan sesungguhnya agar ia bisa mengenal Raina lebih jauh, karena ia sangat menyukai Raina. Raina tak tahu harus mempercainya atau tidak, Ia mundur dan saat Alvi akan mendekatinya, Siska datang mendekati mereka. Siska mengetahui semuanya, airmatanya keluar deras, sederas hujan yang turun pada saat itu.

Di tengah derasnya hujan, Raina berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Sis, ini gak seperti yang kamu lihat. Aku sama Alvi...." lalu Siska memotongnya. "Sudahlah Raina, aku kecewa denganmu. Kamu lupa sama perjanjian kita, kita gak bakal jadian atau suka sama cowok yang sama. Tapi ternyata, pacar sahabat kamu sendiri kamu rebut. Mulai hari ini persahabatan kita putus, ingat itu." Siska berlari meninggalkan mereka. "Vi, kenapa kamu gak jelasin ke Siska kalau kita gak ada hubungan apa-apa, kamu sengaja ingin ngebuat persahabatan kami hancur?," Raina menangis memarahi Alvi. Alvi hanya diam seribu bahasa lalu Raina pergi meninggalkannya sendirian. Malam hari di balkon Rumahnya, Raina termenung. "Malam seperti sedang mengutukku, Aku menyesal atas semua rasa yang pernah tercipta karena menyukai Alvi. Aku menyesal telah menerima ajakan darinya. Setelah kejadian tadi siang persahabatan kami hancur," Raina terlihat sangat gelisah, ia bingung harus melakukan apa agar persahabatannya tidak hancur, akhirnya ia memutuskan akan menemui Siska besok pagi bersama Alvi dan menjelaskan semuanya. Tidak akan ada lagi yang ditutup-tutupi darinya. Keesokkan harinya, Mereka mendapat kabar siska tidak masuk sekolah karena sakit. Mereka memutuskan untuk menjenguknya dan menjelaskan semuanya. Tapi ternyata Siska tidak ada dirumahnya lalu Raina teringat sesuatu, "Aku tau Siska di mana," keduanya bergegas pergi ke tempat yang di maksud Raina.
Dimobil, Rai berkata "Al, apa kau tahu bagaimana rasanya mengagumi sesuatu yang hanya bisa kau lihat dari kejauhan" tanya raina.
"Maksudmu apa?, aku tidak paham," tanyanya.
"Hmm, lupakan! kita sudah sampai,"
kata-kata itu sangat ambigu bagi alvi karena rai suka sekali bermain kata, Rai dan Alvi menemui siska bersama-sama. Mereka menghampiri siska di atas rumah pohon yang biasa di naiki oleh keduanya semasa kecil.
"Sendiri aja nih?," tanyanya.
Siska menyadari kehadiran mereka, rai mengetahui saat ini siska sedang marah, tapi apadaya Bujukan sepertinya tidak ampuh untuk mengurangi kekesalan siska. Rai dan Alvi meminta maaf dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, lalu Rai berkata "Terkadang tuhan menguji seseorang dari persahabatan, Tuhan ingin tahu seberapa kuat ikatan persahabatan yang kita miliki ketika diterjang badai. Kamu lebih paham siapa aku dibandingkan alvi, mungkin rasaku cukup menggebu kepadanya, mungkin iblis tak tanggung menggoda ku untuk mendapatkanya tapi nyatanya tidak seperti itu, karena aku masih memiliki harapan surga yang kurancang sedari muda, yaitu persahabatan."
Siska melihat ke arah rai dengan mata yang berkaca, sontak Rai memeluknya. Setelah sekian lama baru disadari persahabatan lebih penting dari pada cinta. Alvi ijin pergi karena ia harus keluar Negeri mengikuti Orangtuanya yang tinggal di London, mereka melepasnya, melepas cinta mereka demi sebuah persahabatan sejati.

By : Annassindew2






Like and vote
Jangan lupa komen !!
#CerpenMiniSASI
#Cintadalamdiam

Sajak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang