"HAAAH?!" Hinata melongo di tempatnya, sedangkan Naruto hanya tertawa kecil karna menurutnya ekspresi Hinata sangat menggemaskan saat ini.
Gila! Sungguh gila, pikir Hinta.
Sahabat kampret emang, tega-teganya mereka semua meninggalkan Hinata berdua bersama Naruto.
Ino dan Karin sedang manaiki bianglala. Sedangkan Sakura dan Sasuke mojok sambil menikmati Permen kapas yang senada dengan warna rambut Sakura, bahkan Sasuke hampir saja melahap kepala Sakura, entah karna apa.
Hinata mendengus, jika tau akan seperti ini.. tak akan dia menyetujui acara ajakan kencan bersama Naruto.
Tunggu...
Kencan?! Yang benar saja! Hinata berlarian kesana-kemari untuk menghilangkan pemikiran anehnya tadi, bahkan hampir saja kejebur got jika Naruto tak sigap menangkap Hinata yang tersandung sepatunya sendiri.
"Bodoh" kata Naruto pelan.
Hinata yang mendengarnya melotot garang, membuat Naruto tertawa dalam hati. Bukannya kelihatan galak, malah seperti ekspresi kelinci yang susah buang air besar jadinya.
"Kau meledekku yah?!" Tuduh Naruto.
Pria pirang di depannya menggeleng.
"Untuk apa aku meledekmu Melon-chan?""Tadi jelas-jelas kamu ngatain aku bodoh!"
"Emang kamu merasa bodoh?"
Hinata kincep, benar juga yah.. dia kan gak bodoh? Kenapa dia jadi kesal sendiri saat Naruto mengatainya bodoh? Apakah dia memang bodoh tapi dia tak sadar diri? Atau Naruto hanya mengajaknya bercanda? Atau..
Arghh!!!
Kepala Hinata pening sendiri jadinya memikirkan hal itu.
Naruto tersenyum, dia mengacak poni rata Hinata gemas.
"Ayo kita bersenang-senang juga" ucapnya lembut dengan senyum lembut mempesonanya.
Hinata kembali terpesona. Dia terpesona pada seseorang yang di bencinya, dia terpesona akan keindahan aura yang di pancarkan Naruto, padahal sebelum berangkat Hinata merapalkan mantra terlebih dahulu agar Naruto jatuh hati padanya. Kenapa ini malah Hinata yang jatuh terpesona?! Apakah Hinata salah merapalkan mantra?
Tarikan lembut Naruto langsung membuyarkan lamunan rumit Hinata.
"O-oy! Kamu mau membawaku kemana?" Tanya Hinata yang sesekali memberontak.
"Bersenang-senang, tentu saja bukan?" Jawab Naruto tanpa menoleh ke belakang.
Sedangkan Hinata hanya pasrah-pasrah saja di tarik keliling-keliling oleh Naruto. Saat ini dia lebih mirip anak anjing yang sedang kehilangan arah.
"Kau lelah Hinata?" Tanya Naruto memastikan bahwa Hinata baik-baik saja di belakangnya.
Hinata menggeleng.
"Tapi aku Haus" jawab Hinata jujur.Naruto berhenti, dia menoleh ke belakang.
"Baik, kalau begitu apa yang kau inginkan?" Tanya Naruto.Seketika kedua bola mata Hinata berbinar.
"ONIGIRIII!!" Jawabnya lantang membuat Naruto sweetdrop di buatnya."Hi..Hinata, tapi ini pasar malam. Mana ada yang jualan Onigiri? Lagipula bukannya kamu sedang haus ya?" Tanya Naruto memastikan.
Hinata merengut.
"Baiklah, mari kita membeli minuman. Sekalian Onigiri kalau ketemu" ucap Hinata.Naruto menepuk jidatnya.
"Tapi Hi--""AYO MAKAN ONIGIRIII!!" Teriak Hinata semangat.
Kini Giliran Naruto yang di tarik-tarik paksa oleh Hinata. Pergi ke satu kios makanan ke kios makanan lainnya, bertanya apakah mereka menjual Onigiri.
Hinata lagi ngidam, ngidam Onigiri.Pikir Naruto
'Tapi tak apalah, yang penting dia senang' inner Naruto saat melihat Hinata kesana-kemari dengan semangatnya, tanpa lupa menarik pergelangan Naruto agar mengikutinya.
Naruto berhenti di tempatnya, membuat Hinata mau tak mau juga ikut menghentikan langkahnya.
"Hinata, ayo pulang. Sudah hampir jam sepuluh" ucap Naruto mengingatkan.
Hinata mewek,dia melepaskan pergelangan tangan Naruto kasar.
"Tapi, aku masih ingin keliling"
"Dan aku sudah berjanji kepada ibumu untuk membawamu pulang tak melebihi dari jam sepuluh" ucap Naruto tegas.
Akhirnya Hinata pasrah, dia pulang dalam keadaan wajah di tekuk, bahkan dia tak mau di ajak Naruto untuk berpamitan dengan yang lainnya dulu.
Dasar kekanak-kanakan! Pikir Naruto heran.
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
My Litte Girl [LENGKAP✔]
Fanfiction[COMPLETE] A NARUHINA FANFACTION! by: lavender_girl